Opini

Dampak Perubahan Iklim Tahun 2023, Kaum Muda Harus Ambil Peran

Peran kaum muda dalam mencegah perubahan iklim

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: BBC Indonesia

Berdasarkan pandangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terhadap iklim tahun 2023, disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang mewanti-wanti semua pihak untuk bersiap menghadapi terjangan bencana hidrometeorologi. Sebab tingginya curah hujan tahunan 2023 yang diperkirakan melebihi rata-rata normal di sebagian wilayah Indonesia dan juga tetap perlu waspada terhadap peningkatan potensi kekeringan dan Karhutla  di beberapa wilayah rawan.

Eksistensi dampak perubahan iklim bagi umat manusia sangat terasa adanya. Di berbagai belahan dunia, beberapa negara Eropa seperti Spanyol, Inggris, dan Prancis pun dilanda cuaca terik di luar rata-rata. Di Indonesia sendiri, sepanjang tahun 2022 banyak mengalami fenomena bencana alam seperti gempa bumi, banjir bandang, dan angin badai yang melanda di beberapa titik wilayah Indonesia.

Tidak sedikit yang berspekulasi bahwa hal ini hanyalah bagian dari fenomena alam yang pasti terjadi adanya karena faktor alam. Padahal, tingkat kerusakan alam kuat penyebabnya dikarenakan ulah manusia yang selalu mencoba merombak, menggunakan, dan memanfaatkan sumber daya alam tanpa pertanggungjawaban setelahnya. Tidak disadari bahwa pemulihan dampak alam yang telah rusak tersebut membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mendapatkan kembali fungsi alam yang optimal. Sehingga pemulihan itu harus dilakukan sesegera dan sedini mungkin.

Lebih jauh, kesadaran menjaga lingkungan hidup juga harus mulai dibiasakan dari sekarang. Kebiasaan itu dapat diwujudkan misalnya dengan mengurangi penggunaan transportasi apabila tidak memakan jarak yang jauh, membiasakan hidup sehat dan bersih, mengurangi kuantitas kendaraan dalam lingkungan keluarga, menjaga ekosistem pantai dan laut bagi masyarakat yang tinggal di pesisir dan berdekatan laut. 

Dengan hal-hal kecil seperti ini, apabila terus dibiasakan dan diterapkan oleh tiap individu dan masyarakat, maka setidaknya kita dapat membantu mengurangi percepatan perubahan iklim dari tahun ke tahun. Tentu dalam mencapai keberhasilan ini diperlukan semua andil mulai dari masyarakat, pemerintah, dan negara untuk mendapatkan hasil yang maksimal pula. Terutama dalam menyosialisasikan atau menyebarkan pentingnya kesadaran menjaga alam dan lingkungan hidup demi mencapai iklim yang baik.

Kaum muda kemudian menjadi subjek yang paling efektif di antara subjek lainnya dalam menggaungkan informasi mengenai kesadaran menjaga lingkungan dan alam maupun urgensi dari perubahan iklim itu sendiri. Kaum muda dianggap sebagai elemen penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam suatu negara. Kemampuan itu dilihat dari kecepatan anak muda dalam mempelajari sesuatu juga identik dengan inovasi dan kreatifitas. Sehingga dengan memanfaatkan hal tersebut, sedikitnya ada dua langkah yang dapat mendukung kaum muda dalam berperan andil terhadap urgensi perubahan iklim, yaitu: 

1. Membangun kebiasaan hidup sehat dan sederhana

Tentu, sebelum kita mengajak orang lain untuk peduli terhadap alam dan lingkungan hidup. Lantas, kita juga membangun dan membiasakan hidup sehat dan sederhana. Ada banyak kebiasaan yang bisa dibangun seperti mengurangi penggunaan rokok, meminimalisir pemakaian barang-barang yang mengganggu iklim dan lingkungan contohnya barang yang banyak mengandung bahan kimia, tidak melakukan pembakaran, dan terpenting menerapkan prinsip 4R, yakni reboisasi, recycle  (mendaur ulang), reuse  (penggunaan kembali), dan reduce  (mengurangi) dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu diketahui, langkah pertama ini memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam menjaga perubahan iklim kedepannya. Mengapa demikian? Sebab kaum muda saat ini adalah pemegang kehidupan di masa selanjutnya. Maka, sudah seharusnya kita memiliki perhatian lebih terhadap iklim kita sendiri terlepas dimanapun kita tinggal. Selain itu, kerusakan alam saat ini kemungkinan memang tidak sepenuhnya kita alami sekarang. Akan tetapi, dampaknya sudah pasti akan dirasakan cepat atau lambat. 

Meski begitu, bisa kita bayangkan kesalahan yang kita lakukan sekarang baik sengaja atau tidak, harus dirasakan oleh generasi selanjutnya atau generasi penerus kita. Yang mana mereka harus hidup berdampingan dengan kondisi iklim yang buruk. Tentu semua orang mempunyai hak untuk hidup layak sama halnya dengan generasi selanjutnya. Sehingga kita terkhusus kaum muda yang hidup di masa ini bertanggung jawab untuk hidup dengan cara yang baik terutama terhadap alam dan peduli dengan kondisi lingkungan sekitar kita.

2. Aktif menggaungkan semangat menjaga alam dan lingkungan hidup

Dengan memanfaatkan berbagai media misalnya media suara, media cetak, dan media sosial, didukung dengan lajunya percepatan globalisasi, maka seharusnya hal ini dapat menguntungkan bagi kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahkan pemerintah dalam memperhatikan kebiasaannya dan senantiasa membatasi diri dari perbuatan yang dapat merusak lingkungan.

Mengutip dari dataindonesia.id, menurut survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa pengguna internet banyak berasal dari kalangan usia 13-18 tahun sebesar 99,16 persen pada tahun 2021 sampai 2022. Sedangkan posisi kedua ditempati oleh kalangan usia 19-34 tahun dengan presentasi sebesar 87,30 persem. Ini membuktikan bahwa kaum muda yang lebih akrab atau dekat dengan mekanisme dari media maya yang saat ini sangat diminati oleh berbagai kalangan.

Dengan demikian, kemudahan dan berbagai fasilitas yang ada di media sosial khususnya, dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi terkait urgensi perubahan iklim. Kaum muda juga bisa menyampaikan aspirasinya melalui opini dalam berbagai bentuk salah satunya artikel dan karya tulis. Bukan hanya itu, kaum muda juga bisa terlibat langsung berpendapat dalam suatu konferensi baik nasional maupun global yang berbicara mengenai isu lingkungan atau krisis iklim dan turut aktif menyampaikan solusinya. Lebih jauh, aspirasi tersebut juga dapat dituangkan dalam sebuah gerakan atau komunitas yang mampu mewadahi pemuda-pemudi atau orang lain dari berbagai kalangan yang memiliki kepentingan yang sama atas iklim dan lingkungan.

Pada akhirnya, dengan begitu, kita bisa mencegah percepatan perubahan iklim bahkan mampu mendorong pemulihan iklim dan mendapatkan kembali fungsi alam yang optimal. Demikian, untuk kamu dan kita terkhusus kaum muda, bergegas ambil peranmu demi pertiwi yang lebih baik. Karena jika bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

Opini ditulis oleh Sinar Aynul Rahma, mahasiswi prodi Ilmu Hukum, FH 2021.




Kolom Komentar

Share this article