SKETSA - Tak hadir dalam audiensi bukan berarti tak bergerak. Beberapa BEM fakultas ini, ternyata sudah mengadvokasi permasalahan UKT di fakultasnya masing-masing.
Nur Hariyani, Presiden BEM FISIP mengungkapkan, ia bersama pihaknya tengah menangani permasalahan UKT semester 9. Bahkan pada Kamis (20/7) kemarin, Tim Advokasi FISIP telah menemui dekan. Dari hasil pertemuan tersebut, mahasiswa angkatan 2013 bisa melakukan permohonan keringanan UKT sesuai dengan kriteria dan persyaratan yang berlaku.
(Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/dekan-fmipa-semua-punya-hak-ukt-nya-turun/baca )
Dari data yang dikumpulkan Tim Advokasi FISIP, 1.334 total mahasiswa 2013, baru 31 yang telah mengajukan keringanan UKT dan 10 mahasiswa yang akan pendadaran di bulan ini.
Bagi mahasiswa yang ingin berdiskusi dan mencari solusi sementara untuk masalah UKT angkatan 2013. Tim Advokasi FISIP membuka posko pengaduan mahasiswa yang buka tiap Senin-Jumat pada waktu jam kerja. Hariyani juga mengupayakan tidak hanya angkatan 2013, namun seluruh mahasiswa yang menggunakan sistem UKT akan diakomodir.
Absennya BEM FISIP dalam audiensi Selasa (18/7), karena pertimbangan internal, mereka putuskan untuk tidak terlibat. Meski dalam diskusi online, Senin (9/7) lalu, BEM FISIP sempat terlibat.
"Jika BEM KM membutuhkan atau meminta data-data, kami siap membantu," pungkasnya.
Hal sama diungkapkan, Ketua BEM Teknik, Dzainal Syamsudin. Pihaknya juga mengawal isu jauh-jauh hari. BEM Teknik bergerak mulai dari pengawalan isu, pelemparan isu ke fakultas, pengumpulan data, dan saat ini pihaknya fokus menyinkronkan data yang diterima dari fakultas, hasil survei, hingga data yang dikumpulkan dari mahasiswa sendiri.
Terkait data mahasiswa pendadaran, Fakultas Teknik tidak terlalu mempermasalahkan. Selama tidak ada ketentuan maupun persyaratan yang mewajibkan mahasiswanya membayar UKT semester 9. Oleh sebab itu, data-data mahasiswa pendadaran, kini tengah di tangan prodi dan fakultas.
"Ketika teman-teman menanyakan sikap dari BEM Teknik, kita juga sebenarnya menolak untuk membayar UKT full, tapi kita juga tidak bisa berikan imbauan langsung kepada mahasiswa untuk menunda pembayaran UKT, sebenarnya ini menjadi hak mereka dan keputusan mereka," bebernya.
Dzainal menyayangkan tindakan penundaan pembayaran UKT, karena kurang efektif. Pasalnya, malah menghambat pergerakan BEM. Sebab, sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui sikap rektorat tidak takut. Justru, rektorat melemparkan pernyataan, hal itu akan menyulitkan mahasiswa sendiri.
Oleh sebab itu, BEM Teknik mencoba berikan usulan, penundaan bukan hanya angkatan 2013, melainkan seluruh angkatan yang rasakan sistem UKT.
"Ketika kita gagal hari ini, maka selanjutnya akan gagal," ucapnya.
Sementara pernyataan berbeda datang dari Menteri Advokasi BEM Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Ahmad Juanda. Ia menyatakan bahwa di kampusnya, belum ada mahasiswa 2013 yang mengeluhkan hal yang sama.
Sejauh ini langkah Tim Advokasi BEM FIB sebatas peninjauan. Baik semester 9 ke bawah, ditinjau lansung. Berbanding jauh dengan FISIP, tercatat mahasiswa FIB yang pendadaran Juli ini sebatas 6 orang, sedang sisanya masih harus mengulang mata kuliah. (els/krv/jdj)