SKETSA – Bahwa ada pertemuan terbatas antara BEM KM Unmul dengan pihak Pertamina, tidak dibantah oleh Rizaldo yang menjabat sebagai presiden. Rizaldo tidak datang sendiri, ia ditemani dua orang anggotanya Menteri Hubungan Luar (Hublu) Wahidatul Jannah dan salah seorang staf Hublu.
Aldo, begitu dia disapa, mengatakan inti pertemuan itu ialah membicarakan tentang kerja sama antara Pertamina dengan BEM KM Unmul dalam menggelar Pertamina Goes to Campus (PGTC). Beberapa tahun ke belakang, Pertamina memang cukup rutin menggelar PGTC di kampus-kampus. Tak hanya di Unmul, PGTC juga dilaksanakan di Politeknik Negeri Samarinda. Tahun ini BEM Polnes ikut digandeng Pertamina guna menjalankan acara tersebut.
Meski sudah jelas kerja sama itu, Rizaldo tidak langsung mengiyakan tawaran Pertamina. Ia lebih tepatnya belum bisa memutuskan apakah akan mengambil tawaran itu atau tidak. Sebab BEM KM Unmul sendiri sudah punya jadwal padat dari April sampai Mei mendatang.
"Betul-betul padat (agenda), tapi mereka (Pertamina) tetap memaksa," ujarnya kepada Sketsa, Rabu (11/4).
Baru beberapa hari usai pertemuan, BEM KM Unmul melalui Wahidatul Jannah secara tersirat menyatakan menolak tawaran tersebut. Jannah memberikan konfirmasi lebih terang terkait agenda BEM KM Unmul yang sudah penuh sampai Mei.
Merespons itu Pertamina melalui Didi Andrian Indra Kusuma, staf Communication and Relation menyebut kalau pihaknya kini mulai move on dari BEM KM Unmul, dan sedang mencari organisasi lain di Unmul untuk bekerja sama menyelenggarakan PGTC. Hingga hari ini PGTC belum jelas kapan diselenggarakan di Unmul, tetapi yang jelas acara ini mundur dari waktu yang diniatkan Pertamina sebelumnya yaitu 25 April.
“Belum ada (penyelenggara). Fokus ke penyelenggaran di kampus lain dulu,” terang Didi.
Aksi adalah Kunci
Aldo menyebut bahwasanya tidak ada bahasan mendalam mengenai kenaikan BBM non-subsidi. Tapi, ada pertanyaan yang dilontarkan Alicia Irzanova, Head Section Comrel Pertamina, yang bingung kenapa Aldo masih hendak menjalankan aksi. Sampai muncul tuduhan bahwa gerakan mahasiswa di Unmul tengah ditunggai oleh partai politik tertentu.
Tidak lama setelah pertemuan dengan Pertamina tanggal 29 Maret, BEM KM Unmul ujungnya tetap turun bergabung dalam aksi yang dihelat Aliansi Garuda Mulawarman–Aliansi BEM se-Unmul–pada 4 April di depan Gedung DPRD Kaltim, termasuk pula ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Samarinda di Jalan Cendana.
Aldo mengatakan hari itu tujuan utama aksi sebenarnya menyasar Gedung DPRD Kaltim. Dalam teknis lapangan sebelum aksi, bahkan tidak ada rencana untuk menyambangi Pertamina. Aldo menjelaskan massa aksi ingin bertemu langsung dengan ketua ataupun wakil ketua DPRD Kaltim karena Ketua Komisi II Edy Kurniawan tidak bisa merealisasikan tuntutan yang telah disepakati secara bersama.
Sebab menurut pandangan di tataran aliansi mahasiswa, pasca aksi tanggal 19 Maret hingga aksi kedua pada 4 April, stok Premium di berbagai titik SPBU se-Samarinda tetap masih langka.
“Saya komunikasi ke intel juga. (Intel bilang) ‘Saya sudah maksimal, mas. Saya sudah di DPRD Kaltim, sudah ke protokoler, ke humas, katanya enggak ada sama sekali anggota DPRD’. Saya bilang, ‘Kalau memang enggak ada Komisi II, kita minta wakil atau ketuanya cukup’. ‘Enggak ada’ katanya (si intel),” ujar Rizaldo.
Malam harinya selepas aksi, Rizaldo sempat menghadiri undangan ulang tahun Yos Sutomo. Di acara itu ia malah melihat Ketua DPRD Kaltim M. Syahrun hadir untuk menyampaikan sambutan. Padahal, yang bersangutan sama sekali tak muncul saat Aliansi Garuda Mulawarman melakukan aksi di Gedung DPRD Kaltim siang harinya.
Kecewa karena parlemen sama sekali tidak ada di gedungnya itu yang kemudian menggerakkan massa aksi ke TBBM. Dan di sanalah Pertamina dikejutkan. Gita Widhani, anggota magang Comrel menyoroti aksi demonstrasi yang dilakukan Aldo dkk. Pertamina mengatakan bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk menentukan harga bahan bakar. Fluktuasi BBM bergantung pada harga minyak dunia.
Selangkapnya: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/bertemu-pertamina-rizaldo-diminta-menghentikan-aksi-kenaikan-harga-bbm/baca
Menurut Aldo aksi demonstrasi adalah identitas mahasiswa. Aksi demontrasi mencuat bukan hanya selalu tentang suatu persoalan yang belum menemukan titik terang. Apalagi ketika menggarap sebuah isu, aksi demonstrasi perlu dilakukan untuk menekan pemerintah ataupun lembaga agar mempercepat proses kebijakan atas tuntutan yang diberikan.
“Rasionalisasi apa pun yang saya sampaikan (terkait) kenapa kami harus demonstrasi pasti enggak bakal diterima. Karena mereka sudah memandang jelek yang namanya demonstrasi,” ucap Aldo. (nhh/dan/erp/wal)