Berita Kampus

Bertemu Pertamina, Rizaldo Diminta Menghentikan Aksi Kenaikan Harga BBM

Ilustrasi (Sumber: en.tempo.co)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Selain ikut dalam pertemuan Pertamina bersama Pije dan dua stafnya di D’Orange Café, Gita Widhani juga hadir saat pertemuan di El Barilto Resto and Café dengan Rizaldo alias Aldo, Presiden BEM KM Unmul. Pertemuan itu terlaksana pada Kamis, 29 Maret atau tepat sehari setelah pertemuan Pertamina dengan BEM FEB.

Gita yang merupakan anggota magang di Pertamina bagian Communication and Relation (Comrel) menceritakan sejumlah poin yang dibahas Pertamina bersama Aldo. Pertamina Goes to Campus (PGTC) jadi satu poin yang dibahas. Bahwa Pertamina hendak menggandeng BEM KM Unmul untuk menyukseskan acara tersebut.

Selain PGTC, pertemuan itu juga membahas isu kenaikan harga BBM non-subsidi. Bahasan yang sehari sebelumnya tidak dibahas oleh Pije, Jenderal Aliansi Garuda Mulawarman, ketika bertemu dengan Pertamina. Saat pertemuan dengan Aldo, pihak Pertamina sudah mengetahui rencana akan kembali digelarnya aksi untuk menuntut pemerintah dan Pertamina guna menurunkan harga BBM non-subsidi.

Selengkapnya: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/drama-pije-dalam-membahas-eco-summit-bersama-pertamina/baca

Sehari sebelumnya dalam agenda Selasar Dedikasi, Pertamina terlibat dalam diskusi yang diselenggarakan BEM FEB. Pihak Pertamina diwakili oleh Alicia Irzanova alias Alice selaku Head Section Comrel Pertamina Kaltim dan Didi Andrian Indra sebagai staf Comrel. Poin Pertamina dalam diskusi itu ialah memberikan pemahaman bahwa Pertamina tidak punya andil apa-apa dalam menurunkan harga BBM. Karena bagi Pertamina, kenaikan harga bahan bakar bergantung dengan harga minyak dunia.

(Baca: https://sketsaunmul.co/event/di-feb-unmul-pertamina-sebut-alasan-konkret-di-balik-naiknya-harga-bbm-non-subsidi/baca)

“Sekalipun kamu itu demo sampai ke presiden, Presiden Indonesia pun tidak bisa menurunkan harga minyak karena yang menentukan harga minyak itu dunia,” kata Alice kepada Aldo dalam pertemuan itu. Tetapi, Aldo, kata Gita, tetap bergeming dan tetap ingin menjalankan aksi.

Gita beranggapan sifat ngotot Aldo muncul karena Aldo berhalangan saat Selasar Dedikasi. Aldo memang tidak hadir, pada hari itu ia mengutus Menteri Sosial Politik BEM KM Unmul Idet Arianto Putra untuk menyimak poin bahasan. Atas hal itu, Gita menduga Aldo belum memiliki pemahaman menyeluruh tentang alasan di balik kenaikkan harga BBM non-subsidi.

Selain itu, dalam keterangannya kepada Sketsa, Kamis (5/4) lalu, Aldo mengakui bahwa dirinya pernah ditelepon oleh pihak Pertamina agar tidak lagi menggelar aksi.

“Jauh sebelum terlaksananya Selasar Dedikasi, yang menjadi narasumber tersebut sudah pernah menelepon saya untuk tidak melakukan aksi demonstrasi terkait BBM. Beberapa waktu setelah terlaksananya Selasar Dedikasi pun juga saya diajak ketemu dengan beliau di salah satu rumah makan,” ujar Aldo.

(Baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/di-balik-bungkam-pentolan-garuda-mulawarman-dalam-selasar-dedikasi-bersama-pertamina/baca)

Sedangkan Gita mengaku tak tahu-menahu perbincangan telepon yang dimaksud Aldo. Namun menurutnya, pertemuan yang tempo hari lalu berlangsung di El Barilto mestinya bisa dijadikan momen untuk mencari solusi bersama. Gita pikir jika solusi sudah ditemukan, maka tak perlu lagi ada aksi.

Dalam pertemuan terbatas itu, Alice sempat mau mencoba membuat kesepakatan dengan Rizaldo. Ia mengatakan bila pada Senin, 2 April distribusi BBM lancar, maka Aldo cs sebaiknya tidak melakukan aksi. Namun, Aldo tidak langsung menerima dan menjawab diplomatis bahwa bisa saja aski tetap dilakukan.

Benar saja, belum sampai satu minggu usai pertemuan dengan Pertamina, 4 April 2018, Aliansi Garuda Mulawarman kembali menggelar aksi menolak kenaikkan BBM non-subsidi. Massa aksi menyampaikan tuntutannya di dua lokasi yakni Gedung DPRD Kaltim dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Samarinda di Jalan Cendana. Aldo ada dalam barisan massa aksi.

Gita menyoroti lokasi aksi di TBBM yang menurutnya berbahaya. Idealnya TBBM memang harus steril dari aksi bakar-bakar, namun massa aksi hari itu tidak mengindahkan hal tersebut. Sebelum aksi ditutup sebuah keranda dengan tulisan “matinya nurani pemerintah Indonesia terhadap rakyat kecil” dibakar dan mahasiswa mengitarinya sembari menyanyikan lagu Darah Juang.

“Sampai distribusi TBBM itu tidak lancar, dihentikan gara-gara anak-anak bakar itu. Jadi, jengkel, kalau mau demo, jangan juga di depan TBBM,” ujarnya.

Selepas diskusi di El Barito berakhir dan Aldo beranjak pulang, Gita sempat bertanya ke Alice bagaimana jika Aldo cs jadi melakukan aksi. Alice menjawab, “Ya sudah, Git, gimana lagi. Kalau kita sudah bicarakan baik-baik, kita kasih pengertian, tapi mereka masih enggak bisa paham, enggak bisa mengerti, ya sudah. Mau diapakan lagi. Kalau mau demo, ya silakan.” (dan/erp/nhh/wal)



Kolom Komentar

Share this article