Resensi

Bird Box: Melihat atau Mati

(Sumber gambar: Tribunjogja.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Judul Film : Bird Box
Tanggal Rilis : 21 Desember 2018 (Internasional)
Sutradara: Susanne Bier
Produser: Chris Morgan, Scott Stuber, Dylan Clark, Clayton Townsend
Pemeran: Sandra Bullock, Sarah Paulson, John Malkovich, Trevante Rhodes, Danielle Macdonald
Produksi: Bluegrass Films, Chris Morgan Productions
Distribusi: Netflix

SKETSA - Bunuh diri seringkali disebabkan oleh adanya masalah internal atau eksternal dalam diri manusia. Namun, bagaimana jika bunuh diri tersebut sengaja dilakukan karena entitas asing yang tak kasatmata? Susanne Bier sebagai sutradara tak membiarkan film ini menjadi biasa saja. Ia meraciknya dengan menampilkan ketegangan serta drama yang harus dihadapi tokoh utamanya.

Bird Box diangkat dari novel yang berjudul sama karya Josh Malerman. Film dengan latar cerita post-apocalyptic ini dibuka dengan adegan tentang Malorie (Sandra Bullock) yang harus bertahan hidup dengan menyeberangi sungai bersama kedua anak yang ia namai Boy dan Girl. Kepada anak-anak tersebut, ia mengatakan bahwa perjalanan mereka akan sangat panjang dan berbahaya.

Lima tahun sebelum kejadian post-apocalyptic datang, Malorie terlihat senang berdiam diri dalam studionya dan menghindari dunia luar. Dalam keadaan hamil tua, ia bersama dengan saudaranya, Jessica (Sarah Paulson), pergi untuk memeriksakan kandungan. Sebelum pergi, mereka menyaksikan siaran televisi yang menayangkan bunuh diri yang terjadi secara massal di Eropa dan Rusia. Tak disangka, kejadian itu terjadi di rumah sakit setelah Malorie selesai memeriksa kandungan. Merasa takut, ia kabur dan terburu-buru masuk ke dalam mobil. Ia dan Jessica semakin merasa takut melihat orang-orang di jalan yang berlarian dan tiba-tiba bunuh diri. Nahas, Jessica lepas kendali dan mobil yang ia kendarai menabrak truk yang sedang melaju.

Tidak hanya sampai situ, Bird Box juga menampilkan kecemasan dan ketakutan orang-orang terhadap ‘kiamat’ yang datang menghampiri mereka. Malorie berhasil diselamatkan oleh Tom (Trevante Rhodes) dan berkumpul bersama penyintas lainnya dalam sebuah rumah. Mereka harus menyelamatkan diri dan bertahan hidup dengan menutup semua jendela dan keluar dengan penutup mata. Akting dari aktor John Malkovich sebagai Douglas cukup membawa angin segar bagi film ini, di mana ia bersikap begitu sarkas dan menjengkelkan, serta getir di suasana yang genting.

Menggunakan alur maju dan mundur, Bird Box secara alami menceritakan bagaimana Malorie mengalami kejadian ini hingga caranya bertahan hidup sebagai penyintas yang tersisa setelah kawan-kawannya yang lain mati satu persatu. Ketika Malorie mengetahui bahwa ada tempat perlindungan yang bisa menerima mereka, akhirnya ia keluar dan menyeberangi sungai bersama kedua anak tersebut. Meskipun ia harus terus mendayung tanpa melihat selama dua hari dan berjuang melewati hutan dengan suara-suara yang terus mengganggunya. Hingga akhirnya ia dan kedua anak itu berhasil mencapai tempat perlindungan tersebut, yang ternyata adalah Sekolah Tunanetra.

Film ini membuat penonton penasaran dan ikut menebak-nebak apa yang akan terjadi di adegan selanjutnya. Apalagi, karakter utama di film ini dibiarkan sendiri berhadapan dengan makhluk-makhluk tak kasatmata yang kemudian mengubah pendirian manusia, hingga mereka membunuh atau menyakiti diri mereka sendiri.

Secara umum, film ini bercerita tentang bagaimana manusia bisa bertahan hidup tanpa harus melihat entitas yang tak terlihat dan tidak diketahui asal-usulnya. Jika melihat entitas tersebut, maka manusia akan menghabisi dirinya sendiri.

Satu-satunya cara untuk tetap hidup ialah dengan tidak melihat makhluk tersebut, atau menggunakan penutup mata. Namun, di satu sisi masih ada manusia yang “terpilih” yang meskipun sudah melihat entitas tersebut justru masih bisa bertahan hidup. Manusia yang bertahan hidup ini kemudian mengajak atau memaksa manusia lainnya untuk melihat entitas ini, yang mereka anggap indah dan akan menyelamatkan umat manusia.

Di film ini, tidak ada penjelasan mengenai entitas apa. Namun dalam salah satu scene, seorang pria yang berhasil diselamatkan salah satu penyintas di rumah tersebut mengeluarkan kertas-kertas yang telah ia gambar dengan berbagai mahkluk dengan bentuk yang menyeramkan. Kemungkinan, seperti itulah wujud dari entitas tersebut.

Meskipun Bird Box hadir sebagai film post-apocalyptic tanpa zombie atau serangan alien, film ini berhasil membuat penonton bertanya-tanya mengenai identitas entitas asing tersebut. Meskipun pada dasarnya, Bird Box sama seperti film-film post-apocalyptic lainnya. Tidak banyak konflik yang berarti di antara tokoh-tokoh dalam film ini. Tidak ada pergulatan batin yang lebih mendalam tentang bagaimana Malorie harus benar-benar bertahan hidup. Karena selain entitas asing, lawan yang dihadapinya adalah manusia yang sudah terpengaruh namun masih bisa membawa mobil serta senapan. Meskipun begitu, efek sinematografi yang diperlihatkan sangat sesuai dengan keadaan yang tertekan dan cemas, serta alur yang tepat dan tidak terburu-buru. (len/fqh)



Kolom Komentar

Share this article