Puisi

Dialah Ibu

"Dialah Ibu", sebuah puisi karya Muhammad Fakhrurozi, mahasiswa Fakultas Kehutanan 2012. (Sumber foto: fotografer.net)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Terjaga ia di kala malam saat orang lain terbuai di alam mimpi, ia rela memberi asupan untuk kita di masa bayi. 

Dialah Ibu.

Saat kita beranjak remaja terkadang kita lupa akan hadirnya, dan cenderung menikmati kebersamaan dengan teman sebaya. 

Namun cintanya tak pernah berkurang untuk kita. Dialah Ibu.

Menapaki kedewasaan kita semakin sibuk, kadang waktu untuknya hanyalah sisa dari kepadatan kegiatan yang kita lakukan. 

Akan tetapi tak sedikit pun melunturkan kasih sayangnya. 

Dialah Ibu.

Saat senja mulai menyapanya, saat renta mulai dialaminya. 

Dia tetap menunggu kita datang bersama keluarga baru, membawa senyum dan tawa anak-anak kita, karena baginya itu adalah sebuah kebahagiaan. 

Dialah Ibu.

Ibu, maaf jika anakmu ini sering bahkan, berbuat salah kepadamu.

Namun maaf yang engkau miliki tak pernah bertepi.
Terima kasih telah menjadi sosok inspirator dalam hidupku, dan selalu menjadi pendukung dalam setiap impianku.
I love you, Mom...

Hari Ibu hanya sebuah analogi, dari berjuta makna hadirnya ibu.
Karena sesungguhnya setiap waktu, setiap hari, setiap jam, setiap detik adalah hari ibu.

Ditulis oleh Muhammad Fakhrurozi, mahasiswa Fakultas Kehutanan, program studi Teknologi Hasil Hutan, angkatan 2012.



Kolom Komentar

Share this article