Opini

Untukmu Mahasiswa Baru

PAMB 2016

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Indonesia tak hanya memiliki satu pesta, yaitu pesta demokrasi. Bangsa ini memiliki pesta lain, pesta penyambutan mahasiswa baru. Mahasiswa baru disambut bak pahlawan di kampus, bahkan orangtua mahasiswa baru diundang untuk sekadar penjamuan. Setiap universitas beserta lembaga mahasiswa di dalamnya berusaha menyuguhkan tampilan yang baik bahwa mereka para pahlawan devisa kampus tak salah memilih tempat untuk berkuliah. 

Kepadamu para generasi baru yang akan menyandang gelar “mahasiswa,” saya perlu mengingatkan sedikit tentang refleksi dan hakikat seorang mahasiswa. Maklum, saya pernah melalui fase mahasiswa baru yang tak sedikit dapat dikenang hingga saat ini.

Hokage keenam Konohagakure, Kakashi Hatake pernah mengatakan, “Setiap generasi muda akan selalu melampaui pendahulu mereka”. Maka seharusnya, setiap generasi baru yang tumbuh di universitas harus mampu memiliki semangat dan daya juang agar mampu melewati keberhasilan yang dilakukan senior sebagai pendahulu. Bukan senior yang selalu mengungkung dan membatasi gerak mahasiswa baru agar menduplikasi dan tak melampaui mereka. Itu pemahaman sesat yang masih tumbuh di Indonesia.

Indonesia dilahirkan oleh perjuangan mahasiswa yang belajar di negeri Belanda. Pada masa itu (sekitar tahun 1940-an) mahasiswa memiliki peranan yang sangat besar dalam perjuangan melawan penjajah. Dari pidato-pidato Bung Karno yang membangkitkan motivasi sampai pendebat-pendebat penjajah di negeri asing seperti Perhimpunan Indonesia milik Bung Hatta semuanya melibatkan mahasiswa. Mahasiswa pada saat itu memiliki peranan penting dalam sejarah bangsa kita. Hal ini yang menyebabkan perkembangan negara Indonesia dari dulu hingga sekarang diidentikkan dengan perkembangan gerakan mahasiswanya. Tetapi zaman telah berubah. Faktanya sekarang? Bahkan mahasiswa baru memicingkan mata ketika diajak berorganisasi. Wajar saja, wajah organisasi Mahasiswa saat ini pun patut dipertanyakan. Budaya diskusi dan aksi sudah mulai ditinggalkan, mini konser dan bazaar ditambah performer Disk Jokey diutamakan.

Untukmu mahasiswa baru, belajarlah kepada sejarah. Lihatlah dunia dengan lebih luas, belajarlah tak hanya dengan duduk di bangku kuliah. Jangan hanya mengangguk dengan apa yang disampaikan senior, propaganda atau ajakan berorganisasi harus engkau pilah dan pilih. Mengikuti seluruh organisasi bukanlah pilihan yang bijak. Sebelum memilih berorganisasi, pastikan dirimu memiliki niat akan membangun peradaban bangsa ini suatu saat nanti. Mahasiswa bukan hanya milik mereka yang berada di Jawa. Mahasiswa adalah milik seluruh anak Indonesia.

Kembalikan pandangan masyarakat ke mahasiswa yang menjadi agent of change, iron stock, dan guardian of value. Agent  of change tidak memerlukan dukungan dari masyarakat, karena masyarakat kita cukup pintar untuk menilai. Apabila terlihat membawa perubahan yang baik, rakyat tentunya akan mendukung dengan sendirinya. Rakyat selalu dekat dengan mereka yang senasib dan sepenanggungan, yang mengerti dan perduli dengan apa yang mereka rasakan.  Rakyat tidak peduli apakah yang senasib dan sepenanggungan dengan mereka itu adalah Mahasiswa, Presiden, atau bahkan tukang becak. Kalau yang dilakukan hanya berpestapora, menyebabkan kerusuhan, tidak perduli dengan keadaan, senang di atas penderitaan orang lain, baik mahasiswa maupun pejabat tentunya akan menjadi jauh dengan rakyat.

Selamat datang mahasiswa baru di dunia kampus. Jadilah mahasiswa yang turun tangan dan ambil bagian dalam perubahan. Jangan antipati terhadap politik negeri, mulailah dengan membangun demokrasi berkeadilan di Kampus tercinta. Selamat menyandang gelar “Mahasiswa”, rakyat menggantungkan masa depannya di tanganmu.

Ditulis oleh: Ramadhan Sakti Nasution, Ketua BEM Faperta 2013-2014



Kolom Komentar

Share this article