Penggunaan Kata Viral yang Kerap Disalahartikan
Makna kata viral sesungguhnya.
Sumber: indianmemetemplates.com
Viral, viral, dan viral. Konten viral, berita viral, media sosial viral, makanan viral, semuanya mesti viral. Namun, apakah penggunaan kata viral tersebut benar?
Banyak orang yang tidak asing dengan kata ini, terutama di dunia maya. Namun, sebagian besar tidak mengetahui arti dari kata viral dan terkadang tidak paham. Kita bertanya-tanya, apa itu viral dan mengapa viral dengan mudah ada di dunia maya terutama di media sosial?
Viral adalah sebuah aktivitas dunia maya yang di mana terjadi peristiwa penyebaran sebuah informasi melalui media online yang tersebar dengan cepat sehingga membuatnya menjadi populer dan menjadi perbincangan khalayak umum.
Viral juga merupakan sinonim dari kata virus yang mempunyai arti yang sama yakni menyebar luas dengan cepat. Kata viral cukup sering dikaitkan dengan kata virus yang mempunyai arti yang cukup sama. Viral mereplika dirinya dan berpindah-pindah yang membuat satu dan lainnya ikut tercermar viral yang sama dengan wadah yang berbeda.
Viral bukan masalah banyaknya tersebar maupun view, akan tetapi bagaimana hal itu tersebar seperti virus. Viral lebih dilihat sebagai orang-orang yang ada di seluruh dunia mengikuti fenomena di dunia maya dan tersebar sebanyak-banyaknya di dunia maya.
Viral bukan melihat, sharing, dan menyimak isi dari informasi terebut, melainkan bagaimana masyarakat mengikuti isi dari informasi tersebut dan meniru isinya. Contoh fenomena yang viral dan diikuti banyak orang seperti Harlem Shake, Mannequin Challenge, dan DJ Gagak yang beberapa minggu terakhir cukup viral.
Kita pasti pernah melihat beberapa berita yang menggunakan kata viral yang tidak tepat. Apabila penggunaan kata viral yang ada di berita tersebut benar, maka pembaca harus mengikuti yang ada di dalam berita tersebut. Contohnya, “Viral Pria Pamer Kemaluan di Depan Wanita”. Maka apabila berita ini viral, banyak pria yang akan memamerkan kemaluannya di depan wanita.
Viral membawa sebuah ide di mana penerima ide mentransformasikan sesuatu yang menurutnya viral kemudian dibuat menjadi versinya tanpa ada maksud merusak nilai dasar dari fenomena tersebut dalam wadah yang berbeda namun mengandung intisari yang sama.
Di sini bisa disimpulkan bahwa viral lahir karena sebuah ide yang menyebar secara luas dengan mereplika dirinya dengan berbagai bentuk dalam wadah yang berbeda, sehingga topik yang viral tersebut dibuat dengan karya aneh, namun masuk unsur viral. Jadi, viral bukan banyak ditonton, bukan sesuatu yang banyak dibagikan atau banyak dibicarakan.
Apabila suatu konten atau informasi tersebut dibagikan, dilihat, dan dibicarakan oleh banyak orang, itu bukanlah viral. Namun, apabila konten atau informasi tersebut dibuat ulang oleh banyak orang dengan cara mereka sendiri tanpa merusak unsur dari konten tersebut, maka itulah yang disebut viral.
Ditulis oleh Andi Muhammad Rifky, mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP 2017.