Opini

Pemira 2017: Ferry, Miftah, Rizaldo, atau Hariyani?

Ibrahim menyebut nama-nama yang berkemungkinan kuat digadang-gadang maju dalam Pemira BEM KM Unmul 2017.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Pemilihan umum, entah bupati, wali kota, gubernur, hingga presiden biasanya disertai suasana politik yang memanas. Berbagai manuver politik dari bakal calon dan partai menghiasi headline di media massa. Tapi lain cerita dengan pemilihan raya (Pemira) presiden dan wakil presiden di BEM KM Unmul.

Hingga saat ini, nuansa persaingan memperebutkan kursi eksekutif tertinggi di Kampus Hijau--sebutan Unmul itu masih sepi. Kondisi Pemira kali ini lagi-lagi tak jauh beda dari tahun sebelumnya. Tetap kurang semarak. Tetap tidak antusias.

Padahal, di Unmul sejatinya tidak kehabisan stok pemimpin. Banyak nama yang bisa disorong menjadi pucuk pimpinan BEM di tingkat universitas.

Berdasarkan analisa penulis, saat ini setidaknya ada beberapa kandidat yang layak diperhitungkan. Bahkan pantas untuk didorong maju dalam gelaran Pemira mendatang.

Pertama ada sosok Aditya Ferry, ketua BEM FEB 2016-2017. Mahasiswa jurusan manajemen angkatan 2013 ini punya kapasitas untuk menjadi presiden BEM KM Unmul menggantikan Norman Iswahyudi yang saat ini menjabat.

Ferry merupakan satu di antara Ketua BEM yang sukses. Bahkan dia kerap menuliskan gagasan-gagasannya di media. Seperti tulisannya berjudul “Menyeru Perdamaian Dunia: Kiprah Indonesia terhadap Impian Palestina” di situs selasar.com. Kemudian ada tulisan lain berjudul “Ayo Rebut Demokratisasi Pendidikan -- Bacaan Wajib Mahasiswa Tingkat Akhir” di situs sketsaunmul.co.

Tulisannya pun cukup renyah dan enak dibaca. Sehingga bisa diketahui, Ferry merupakan salah satu mahasiswa yang berbakat. Punya kemampuan menulis bahkan minat baca yang cukup baik. Dia bisa dikategorikan mahasiswa langka. Sebab tidak banyak mahasiswa zaman sekarang yang punya daya literasi baik. Itu jika dibandingkan dengan ketua BEM di fakultas lain yang seangkatannya dengan dirinya.

Sayangnya, hingga saat ini Ferry masih terkesan malu-malu. Bahkan enggan mencalonkan dirinya sebagai bakal calon presiden yang berlaga dalam Pemira BEM KM Unmul mendatang.

Kandidat kuat berikutnya, yakni Ketua BEM FKM Muhammad Miftahul Mubarok. Saat ini ia memang masih menjabat sebagai ketua, namun tidak menutup kemungkinan bakal maju karena sudah berada di akhir masa jabatan. Miftah potensial karena dikenal sebagai sosok ketua BEM yang mampu menggerakkan mahasiswa FKM dalam berbagai kegiatan dan aksi massa. Tercatat, Miftah bersama aliansinya pernah berhasil mengadvokasi penolakan pemasangan papan reklame oleh salah satu merek rokok terkenal yang dilakukan secara sporadic di kawasan Jalan M Yamin.

Tak berbeda dengan Ferry, Miftah pun enggan menyatakan minatnya untuk bertarung dalam Pemira. Bahkan dalam suatu kesempatan kepada penulis dia mengungkapkan untuk segera lulus dan mulai berkarier.

“Mau segera lulus. Target 2018,” ujar Miftah.

Sosok lain, ada mantan Ketua BEM FKIP Rizaldo. Mahasiswa dari jurusan pendidikan ekonomi ini punya kans paling besar di antara dua kandidat di atas. Pasalnya di FKIP, Rizaldo cukup terkenal. Itu modal yang cukup untuk meraih pundi-pundi suara sebagai modal memenangkan Pemira. Sehingga dia semestinya tidak ragu untuk menggalang dukungan dan segera mencalonkan diri.

Tapi hingga saat ini Rizaldo pun masih belum menunjukkan minatnya untuk maju sebagai bakal calon presiden BEM KM Unmul.

Selain tiga sosok di atas, ada calon lain yang cukup potensial. Bahkan patut diperhitungkan. Yakni Ketua BEM FISIP Nur Hariyani. Sosok perempuan yang memimpin kampus aktivis ini punya kapasitas kepemimpinan yang bagus. Bahkan dia salah satu sosok ketua BEM fakultas yang aktif dalam mengadvokasi pelbagai permasalahan di kampusnya.

Hanya saja, Hariyani dianggap masih memiliki kekurangan. Khususnya dalam mengelola internal. Dari sejumlah sumber di internal FISIP, disebutkan anggota hingga kepala bidang selama kepengurusannya banyak mengundurkan diri. Padahal kemampuan mengelola internal merupakan salah satu modal penting di organisasi.

Terlepas dari masalah itu, Hariyani tetaplah sosok yang tangguh. Dia cukup membuktikan layak menjadi salah satu kandidat untuk didorong maju sebagai calon presiden maupun wakil presiden BEM KM Unmul.

Terlepas dari sikap malu-malu dan keenganan beberapa kandidat potensial di atas, besar harapan penulis, Pemira BEM KM Unmul tahun ini bisa lebih semarak. Bahkan muncul nama-nama lain yang justru tidak diperhitungkan sebelumnya, namun punya berkapasitas dan mampu menjadi pemimpin baru dengan berbagai inovasinya di BEM KM Unmul.

Sebab terlepas dari menang dan kalah, momentum Pemira ini layak menjadi barometer persaingan dalam perebutan kursi tertinggi BEM KM Unmul. Sekaligus menjadi sarana pertarungan gagasan untuk menjadikan Unmul lebih baik.

Ditulis  oleh Ibrahim, Wakil Presiden BEM KM Unmul 2015



Kolom Komentar

Share this article