Opini

PB Djarum vs KPAI, Konflik Sepele yang Berakhir Damai

Pertentangan KPAI terhadap audisi bulu tangkis milik PB Djarum.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: sport.tempo.com

SKETSA - Sabtu (7/9), Audisi Umum PB Djarum Beasiswa Bulu Tangkis tidak akan lagi menggelar kompetisi di tahun 2020, dan menggelar audisinya terakhir di tahun ini. Hal ini dikarenakan tuntutan KPAI yang menganggap bahwa PB Djarum melalukan eksploitasi terhadap anak. Karena tuduhan tersebut, banyak netizen dan pecinta bulu tangkis Indonesia geram dan mem-bully KPAI lantaran tuduhan eksploitasi anak terhadap PB Djarum selaku pemegang audisi tersebut.

Banyak yang mendukung PB Djarum mempertahankan audisi yang telah lama diselenggarakan, sebab audisi ini berhasil membawa anak-anak Indonesia memperoleh prestasi baik nasional maupun internasional setiap tahunnya. Tentu saja banyak yang ingin ikut audisi ini dengan tujuan untuk memperoleh prestasi melalui bulu tangkis.

Bagaimana perjalanan audisi ini bisa melahirkan atlet anak-anak berprestasi di bulu tangkis? Pada 2006, PB Djarum mulai menggelar pencarian bakat bulu tangkis anak dengan menyelenggarakan audisi beasiswa bulu tangkis bernama Audisi Umum PB Djarum Beasiswa Bulu Tangkis. Dengan audisi ini, PB Djarum mencari bibit-bibit muda pemain bulu tangkis dari seluruh Indonesia dan akan diseleksi untuk meraih Djarum Beasiswa Bulu Tangkis yang digelar setiap tahun.

Audisi ini mulai banyak peminatnya lantaran akan ada beasiswa apabila salah satu di antara kontestan tersebut berhasil menjuarainya. Audisi beasiswa bulu tangkis ini cukup terbilang sukses untuk membawa anak-anak Indonesia menjadi atlet bulu tangkis profesional di masa depan, terutama mereka yang berhasil mendapatkan beasiswa dari PB Djarum tersebut.

Apabila mereka menang dan mengikuti kejuaraan nasional maupun internasional, maka PB Djarum akan membiayainya serta akan ada akomodasi untuk membantu para atlet anak-anak menjadi profesional seperti atlet bulu tangkis kita yang selalu mendapat prestasi. Hal ini membuat anak-anak di Indonesia berlomba dan mendaftar untuk menjadi atlet bulu tangkis terbaik binaan PB Djarum.

Audisi Beasiswa Bulu Tangkis Djarum pada awalnya dilaksanakan di Kudus, namun untuk audisi di tahun-tahun berikutnya resmi digelar di beberapa kota lain agar mereka tidak harus ke Kudus untuk mengikuti audisi tersebut. Tetapi final audisi ini tetap dilaksanakan di Kudus.

Setelah beberapa tahun PB Djarum sukses menggelar Audisi Beasiswa Bulu Tangkis, KPAI yang seyogyanya melindungi anak dari kekerasan justru mengkritik audisi ini lantaran ada unsur dugaan eksploitasi anak, yaitu adanya sponsor rokok yang di baju yang mereka gunakan untuk mempromosikan rokok. Melihat hal ini, KPAI menilai PB Djarum melanggar aturan.

PB Djarum mendapat tuntutan dari KPAI lantaran dugaan eksploitasi anak dan KPAI juga menyurati PB Djarum untuk meminta menghentikan audisi lantaran mengandung unsur eksploitasi anak. PB Djarum berusaha memenuhi tuntutan dari KPAI, namun tuntutan KPAI yang terlalu tinggi membuat PB Djarum memutuskan menghentikan audisi yang sudah lama diselenggarakan, dan audisi yang dijalankan tahun ini menjadi yang terakhir bagi PB Djarum.

Mendengar keputusan itu, banyak netizen dan pecinta bulu tangkis yang memburu akun Instagram KPAI yang diduga menuntut PB Djarum menghentikan Audisi Beasiswa Djarum Bulu Tangkis tersebut.

Netizen, pecinta bulu tangkis, dan beberapa legenda dan pemain bulu tangkis berupaya membela dan membuktikan audisi yang dilakukan oleh PB Djarum tidak mengandung eksploitasi anak.

KPAI dalam hal ini terbukti melakukan sebuah kesalahan  dan melakukan intervensi  kepada PB Djarum yang di mana KPAI menuding organisasi tersebut tanpa adanya bukti yang kuat. Apabila tudingan KPAI yang tanpa bukti kuat ini membuat PB Djarum menghentikan audisinya, dapat dipastikan KPAI sudah melakukan kesalahan fatal dalam melakukan tugasnya sebagai lembaga perlindungan anak. Dan juga generasi bulu tangkis di Indonesia bisa merosot apabila hal ini terjadi.

Melihat pertikaian antar kedua kubu makin memanas, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) turun tangan dengan menyurati KPAI terkait tuduhan terhadap PB Djarum. Kemenpora juga berupaya melakukan mediasi antara PB Djarum dengan KPAI untuk mencari solusi agar hal ini cepat selesai. Proses mediasi ini dibantu oleh pengurus besar Persatuan Bulu Tangkis se-Indonesia (PBSI).

Selama proses mediasi, Kemenpora dan PBSI berhasil membuat KPAI dan PB Djarum sepakat berdamai dan tidak akan melanjutkan masalah ini. Kemudian, KPAI mencabut surat permintaan pemberhentian audisi kepada PB Djarum.

PB Djarum akhirnya bisa kembali menyelenggarakan audisi, namun nama audisinya diubah menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis tanpa menggunakan logo, merek dan brand image dari Djarum. Kembalinya audisi ini, membuat netizen dan sebagian masyarakat Indonesia bersyukur karena mereka bisa mendaftarkan putra dan putrinya untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dari PB Djarum untuk ke depannya.

Kejadian ini menjadi pelajaran untuk KPAI sendiri. Sebagai lembaga yang berfokus melindungi anak, harusnya apabila ada masalah yang mengandung unsur eksploitasi anak, dapat menyelidiki lebih teliti serta memiliki bukti yang kuat dan tidak langsung menduga tanpa adanya bukti yang kuat. Beruntung masalah ini bisa diselesaikan secepat mungkin dan semoga tidak lagi terjadi masalah yang serupa.

Ditulis oleh Andi Muhammad Rifky, mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP 2017.



Kolom Komentar

Share this article