Usai Lama Tak Terdengar, Sylva Mulawarman Gelar Konferensi Luar Biasa

Usai Lama Tak Terdengar, Sylva Mulawarman Gelar Konferensi Luar Biasa

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA – Fahutan Unmul belum lama ini menggelar Konferensi Luar Biasa Sylva Mulawarman (KLBSM) terhitung sejak Sabtu (29/1) hingga Minggu (30/1). Dengan protokol kesehatan, kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Ruang Puspa, Fahutan Unmul.

Konferensi ini dilaksanakan atas dasar keresahan mahasiswa Fahutan akibat organisasi Dewan Perwakilan Sylva Mulawarman (DPSM) dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Sylva yang sebelumnya vakum. Akibatnya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti Art&Sport, Forestry Magazine, Maplofa, dan lainnya tidak berjalan dengan baik karena tidak ada Surat Keputusan (SK).

Konferensi dilakukan secara bertahap. Hari pertama merupakan pembahasan dan penetapan AD/ART. Dilanjutkan hari kedua yaitu penetapan Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) dan peraturan organisasi. Pencapaian terakhir dan utama adalah terpilihnya ketua DPSM. 

Erwin selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, memberikan tanggapannya mengenai mangkraknya LEM Sylva dua tahun terakhir. Pasalnya Erwin dipercaya menangani bagian kemahasiswaan pada April 2021 yang mana ketika itu, LEM Sylva telah dalam keadaan mandek. Tidak hanya secara kegiatan, tapi juga pada sisi legalitas penetapan SK rektor sebagai naungan. 

Lantaran bertugas di pertengahan tahun, Erwin mengaku tak mengetahui persis kondisi internal. Ia lebih menyoroti betapa sulitnya jika tidak ada legal standing. Dengan tidak diajukannya struktur organisasi sampai ke tingkat Unmul, berakibat pada tidak adanya perwakilan induk organisasi kemahasiswaan Fahutan yang berada di universitas. 

Hal tersebut mengakibatkan beberapa kegiatan harus ditunda, bahkan tidak ada perwakilan yang menyuarakan isu-isu terkini, sebab baginya mahasiswa Fahutan patut menjadi yang terdepan membawa isu, misalnya  saja lingkungan dan IKN. Ia menyayangkan minimnya interaksi atau perwakilan dari fakultas untuk ikut serta dalam kegiatan ketika berurusan dengan eksternal.

Tanpa organisasi induk mahasiswa yang menaungi, baginya, tidak hanya kesulitan pada birokrasi, namun juga kurang maksimalnya capaian prestasi secara akademik maupun non akademik.

“Tapi kemarin kita tidak menyerah, selama setengah tahun saya memegang amanah ini, semua tetap berjalan. Kegiatan mahasiswa dalam kondisi pandemi, dengan kondisi tidak ada legal standing, tapi tetap berjalan. Buktinya, mahasiswa tetap berprestasi, mahasiswa tetap ada kegiatan wirausaha, mahasiswa tetap ada kegiatan olahraga.  Hanya saja tidak maksimal,” ungkap Erwin kepada Sketsa, Sabtu (29/01) lalu. 

Erwin pun menyambut dengan positif penyelenggaraan KLBSM, ia mengaku menyerahkan sepenuhnya proses KLBSM secara internal kepada mahasiswa. Harapannya ada titik terang dan kembali membuncahnya semangat mahasiswa.

“Harapan saya adalah suara-suara terkait dengan aspirasi tentunya di bidang keilmuan kita itu bisa tersuarakan baik dari sisi akademik, sisi prestrasi, kesenian, olahraga maupun ya itu tadi, isu-isu seputar masyarakat atau di seputar Universitas Mulawarman, jadi LEM Sylva bisa berperan lebih jauh lagi gitu, dibandingkan dengan  dua tahun ini.” 

Albert A. E. Napitupulu selaku Ketua KLBSM mengungkap bahwa absennya LEM Sylva disebabkan oleh permasalahan internal. Terlaksana selama dua hari, KLBSM dipimpin oleh tiga presidium. Nurfaizah sebagai presidium satu,  Mardianto presidium dua, dan Trinita sebagai presidium tiga. Adapun peserta terdiri atas mahasiswa aktif Fahutan angkatan 2018 hingga 2021.

"Dan itu tidak menutup kemungkinan juga ruang bagi angkatan lainnya untuk sebagai peninjau," lanjut Albert ketika didatangi awak Sketsa  pada  Sabtu (29/1) lalu.

Sementara untuk kepanitiaan sendiri terbentuk oleh ketua angkatan secara musyawarah. Selain itu, Albert juga menjelaskan bahwa kandidat yang akan mengisi kekosongan DPSM akan dikembalikan ke forum.

“KBLSM ini dilaksanakan untuk pemilihan ketua DPSM. Jadi untuk kandidatnya saya belum tau tapi dari tiap angkatan harus ada perwakilan. Jadi, saya masih belum tau siapa yang akan naik menjadi ketua DPSM.”

Selain itu, Nurfaizah selaku Presidium I mengungkap, jalannya KLB sangat menantang karena perdebatan sengit dari peserta diskusi. Ia melihat peserta diskusi juga enggan mengalah dalam menyampaikan opsi dan pendapat, sehingga memakan waktu yang banyak pada Sidang Pleno I. Berdasarkan rundown acara, konferensi di hari pertama saat itu seharusnya usai pukul 09.00 WITA. Namun, harus mengalami kemunduran karena pembahasan rancangan dan penetapan AD/ART. 

"Jadi, teman-teman panitia itu berusaha sekeras mungkin gimana menciptakan AD/ART baru, sehingga banyak banget revisiannya, banyak banget yang diubah, jadi itulah kemarin banyak terjadi diskusi, perdebatan, lobi-lobi, musyawarah mufakat, sampai voting juga kemarin karena tidak mencapai keputusan yang memang deal dari teman-teman peserta forum," jelasnya pada Minggu (30/1).

Melihat  sisa waktu yang cukup banyak pada rundown, kegiatan yang direncanakan terjadi pada hari ketiga, mundur menjadi hari kedua, sehingga KLBSM hanya terlaksana selama dua hari. Dari kegiatan tersebut, Muhammad Reiza Fahlifi angkatan 2019 sebagai ketua DPSM terpilih. (ash/jla/rid/khn)