Upacara Kemerdekaan RI di Unmul, dari Pakaian Adat sampai Gempa Lombok

Upacara Kemerdekaan RI di Unmul, dari Pakaian Adat sampai Gempa Lombok

SKETSA — Jumat, 17 Agustus pukul 07.30 Wita, perwakilan mahasiswa Bidikmisi, mahasiswa berprestasi, mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif (PIN), pengajar dan pimpinan fakultas melaksanakan upacara dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia yang tahun ini menginjak usia ke-73.

Ada yang berbeda pagi itu. Para petinggi Unmul tampak dibalut pakaian adat seperti para petinggi negeri yang melangsungkan upacara di Istana Negara. Di bawah komando Ryan Gusti Wijaya, mahasiswa PIN, upacara berlangsung khidmat.

Tak semata agenda-agenda upacara seperti biasa, upacara bendera di Unmul juga menyelipkan agenda pemberian penghargaan berupa uang pembinaan sebesar Rp150 juta kepada Prodi Pendidikan Biologi FKIP atas raihan akreditasi A. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada sejumlah mahasiswa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik.

Upacara kemudian dilanjutkan dengan amanat dari Rektor Masjaya yang bertindak sebagai inspektur upacara. Ia membacakan surat edaran dari Menristekdikti yang berisi pesan tentang usaha kaum intelektual menghadapi tantangan di era globalisasi, yakni dengan meningkatkan daya saing melalui prestasi kolektif warga universitas. Selain itu, peningkatan iptek untuk mengembangkan universitas yang lebih maju dan mengikuti arus perkembangan zaman, juga dianggap perlu.

Khusus untuk prestasi, Masjaya bersyukur atas prestasi-prestasi yang ditorehkan civitas academica untuk kemajuan Unmul, baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Ia juga bangga atas akreditasi A yang telah diraih Unmul dan mengajak civitas academica untuk mempertahankan prestasi dan akreditasi agar dapat menjadi panutan bagi universitas lain terutama di wilayah Kalimantan Timur.

Setelah Masjaya menyampaikan amanat, lagu-lagu kebangsaan pun dilantunkan oleh paduan suara dari mahasiswa PIN, seperti Hari Merdeka, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Padamu Negeri. Menariknya, saat lagu-lagu kebangsaan masih dinyanyikan, beberapa satgas yang berjaga di belakang barisan menyodorkan kardus yang terbuka atasnya bertuliskan "Peduli Gempa Lombok" kepada mahasiswa dan akademisi fakultas. Menariknya lagi, salah satu petugas upacara juga menyodorkan kardus tersebut ke arah Masjaya yang masih berdiri di atas mimbar. Masjaya lantas memasukkan beberapa lembar rupiah ke dalam kardus tersebut.

Upacara dilanjutkan dengan pembacaan doa, seremoni penutup, hingga barisan dibubarkan dan upacara dinyatakan selesai pukul 08.17 Wita. Setelah upacara berakhir, Muhammad Ikhwan selaku Kepala Sub Bagian Humas Unmul berkomentar perihal pemberian uang pembinaan bagi prodi-prodi yang telah mencapai akreditasi A. Ia berharap uang pembinaan itu dapat dijadikan motivasi bagi prodi-prodi lain agar dapat meningkatkan kualitasnya hingga mencapai target akreditasi A.

"Rp150 juta itu tadi memang janji pak rektor reward  setiap program studi yang bisa mencapai akreditasi A, itu di luar reward sebelumnya untuk persiapan mereka membuat borang yang sekitar Rp25 juta," tuturnya. (cin/syl/aml)