SKETSA – Senin (23/5) laludiadakan acara National Political Debate Competition di Universitas Negeri Semarang yang diikuti oleh Universitas di seluruh Indonesia. Unmul pun mengirim perwakilannya yaituYusriansyah, Merina Afrilia, dan Henny Sulistiawati. Ketiganya adalah mahasiswaFakultas Ilmu Sosial dan Politik, Prodi Ilmu Pemerintahan.
Tak disangka merekamenjadi juara 1 dalam lomba debat tersebut. Tentu saja mereka memerlukanpengorbanan untuk mencapai juara.Mulai dari pengurusan proposal selama tiga haridan biaya awal yang diambil dari kocek sendiri. Yang menyenangkan adalah merekaberhasil mengharumkan nama Unmul di kancah nasional.
“Lomba ini diawali denganmengrimkan karya tulis esai sebagai salah satu persyaratan mengikuti LombaDebat Nasional dan karya tulis esai kami menempati posisi ke-6 dari 64 timdebat se-Indonesia.Yang mana 16 tim terbaik yang dilihat dari karya esainya itudiambil atau dilombakan pada lomba debat nasional di Semarang”, ujar Merina, mahasiswi angkatan 2013 tersebut.
Menurut Merina, yang menjadi tantangan terbesar dalam debat nasional ini yang mana tema debat diumumkan 30 menit sebelum perlombaan dan saat itu juga mereka harus mencari data melalui internet, buku dan sumber lainnya.
Pada babak penyisihan tim Mulawarman ini melawan Universitas Hasanuddin Makassar. Kemudian perempatan final melawan Universitas Islam Jakarta selanjutnya pada babak semifinal atau babak empat besar melawan tuan rumah yaitu Universitas Negeri Semarang. Hingga akhirnya, menyentuh babak final melawan Universitas Padjajaran dan berhasil menang.
Sistem lomba tersebut hampir mirip dengan lomba debat yang biasa diadakan di Unmul.Yang membedakan sistem debat kancah nasional menggunakan teknik Asian Parlementer. Jadi pada saat pembicara pertama membuka perdebatan atau opening statement itu bisa langsung disanggah dengan lawan debat. “Pada intinya hampir sama, tetapi disana lebih diperkuat dengaN data,teori, materi dan lain sebagainya”, ucap Yusriansyah yang ditemui Minggu (29/5)siang.
Yusriansyah juga menambahkan tidak menyangka bisa menjadi juara satu. Disebabkan Universitas Padjajaran memiliki standar lebih tinggi daripada Unmul. Selain itu, argumen mereka tidakmain-mainberdasarkan data dan realita. “ Kami juga tidak menyangka ketika ketiga juri dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Diponegoro memilihUnmul menjadi juara lomba debat nasional kedua.Tentu saja kami senang dandeg-degan,” ungkap Yusriansyah.
Yusriansyah selaku ketua tim mengungkap beberapa tips dalam kemenangannya. “Tentunya kita banyak belajar.Intinya,kita harus memahami debatnya tentang apa.Kalau tentang pendidikan kita harus belajar bagaimana dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Jika debatnya tentang politik, kita harus banyak membaca buku tentang politik. Yang kedua kita harus menaklukkan mental kita. Jadi yang terpenting kita harus dapat menjaga mental kita karena Universitas Mulawarman ini dalam hal SDM-nya dan ilmu pengetahuan bagus, namun mentalnya saja yang kurang.Ketika mental kita telah terasah dengan baikotomatis semuanya akan terlaui. Dan, yang ketiga tentu jika kita ingin memenangkan suatu perdebatan isi penyampaian kita keluarkan berdasarkan fakta,survey, maupun UUD dan konstitusi yang berlaku saat ini,” terang mahasiswa angkatan 2014 tersebut. (tia/nvt/e2)