Tiba di Depan Gedung DPRD, Mahasiswa: Kembalikan Kawan Kami!

Tiba di Depan Gedung DPRD, Mahasiswa: Kembalikan Kawan Kami!

SKETSA - Mobil water canon menjadi saksi bisu dialog alot antara mahasiswa dengan Kepolisian. Massa aksi meminta agar mahasiswa yang ditangkap untuk dibebaskan segera. Massa aksi bersikap. Mereka mengancam tidak akan pulang tanpa bersama kawan mereka yang ditahan.

Tak hanya itu, mereka juga meminta agar Kepolisian membuka jalan kepada barisan massa aksi untuk segera menuju Gedung DPRD Kalimantan Timur.

Setelah sederet upaya dilakukan dan beberapa kali pengeras suara berpindah tangan, pukul 15.40 Kepolisian akhirnya luluh. Massa Aksi Bela Rakyat 121 diizinkan untuk melintasi Jalan Tengkawang dan Gedung DPRD Kaltim dengan berjalan kaki.

Di saat yang bersamaan, Encik Akhmad Syaifudin muncul bersama stafnya Aditya Irawan. Mereka membersamai mahasiswa berjalan kaki. Aksi heroik itu mereka lakukan guna memastikan keadaan yang kian memanas.

 "Hanya ingin memastikan keadaan aman," kata Encik kepada Sketsa.

Azan asar berkumandang diikuti rintik hujan pelan-pelan dan Gedung DPRD mulai tampak dari jauh. Mahasiswa dari Polnes rupanya telah menunggu di Jalan Tengkawang. Mereka lalu bergabung dengan mahasiswa Unmul.

Tiba di depan Gedung DPRD Kaltim, mahasiswa kembali mentok di pagar terdepan. Barisan Polwan diturunkan, membentuk pagar penghadang gerakan mahasiswa.

Kian panas, Nur Hariyani, Presiden BEM FISIP, memutuskan bicara. Dia mengambil pengeras suara kemudian berteriak.

"Kembalikan kawan kami. Ketika memang tidak ada anggota dewan, maka kawan kami harus dikembalikan. Janji adalah janji!" katanya tanpa ragu memecah hari yang semakin sore. 

Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan pihak Kepolisian, massa aksi harus sudah bubar jalan pukul 18.00 Wita. Tidak bisa tidak. Suka atau tidak suka, demikian yang diinginkan Kepolisian kepada seluruh massa aksi hari ini. (wal/aml)