Soal Gedung Terbengkalai di Unmul, Bohari: Bukan Mangkrak, Tapi Belum Jadi

Soal Gedung Terbengkalai di Unmul, Bohari: Bukan Mangkrak, Tapi Belum Jadi

Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 September lalu, proyek pembangunan infrastruktur Unmul melalui pendanaan Islamic Development Bank (IsDB) yang telah dimulai sejak 2018 tersebut kini siap untuk digunakan.

Di balik aktivitas tersebut, Unmul nampaknya masih menyisakan gedung-gedung yang tidak digunakan. Menurut pantauan Sketsa, terdapat beberapa infrastruktur yang terlihat usang serta dipenuhi lumut dan karat karena telah mangkrak bertahun-tahun lamanya.

Adapun lokasinya tersebar di beberapa titik. Seperti gedung di belakang bangunan baru Fakultas Farmasi (FF) dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Gedung yang berbentuk persegi panjang tersebut, nampak tak terurus dan ditumbuhi rumput liar. Masih di satu kawasan yang sama, terdapat dua bangunan megah yang didominasi warna putih dan baru saja diresmikan.

Terpampang pula gedung Asrama Unmul dengan kode A24 yang berada tepat di seberang Fakultas Teknik. Bangunan berwarna cokelat bercampur jingga ini nampak tidak terpelihara dengan baik. Terlihat dari beberapa sudut atap yang mulai lapuk.

Sungguh miris, sebab pembangunan yang dilakukan oleh Unmul tak selaras dengan optimalisasi fungsi gedung yang selama ini ada di kampus dengan akreditasi A tersebut.

Melihat kondisi ini, Sketsa sempat menghubungi Bohari Yusuf selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat. Dirinya menyebut bahwa gedung-gedung tersebut masih dalam proses penyelesaian.

“Bukan mangkrak, tapi memang ada yang belum jadi. Seperti Fakultas Hukum (FH) ada 3 gedung, Fakultas Pertanian (Faperta) 2 gedung, FKM 2 gedung,” jelasnya pada Kamis (7/10) melalui sambungan telepon.

Terkait asrama, Bohari mengaku akan ada gedung baru yang dapat dihuni oleh mahasiswa secepatnya. Ia mengatakan jika lokasinya berdekatan dengan gedung asrama lama dan siap untuk dilakukan serah terima.

Perihal alih fungsi gedung yang mandek, Bohari mengatakan bahwa alasan keterbatasan dana menjadi sebab dari tidak dilanjutkannya pembangunan gedung-gedung tersebut.

“Kita enggak ada duitnya. UKT enggak bisa membangun itu. Jadi, kita lagi upayakan mendapatkan bangunan dari pemerintah pusat,” papar Bohari.

Lebih lanjut, dirinya mengonfirmasi jika terdapat 16 gedung yang mandek pembangunannya. Namun, tiga di antaranya telah rampung terlaksana. Seperti Gedung Pascasarjana, Gedung Magister Manajemen dan Gedung Kesehatan Masyarakat. Diperkirakan, Unmul menghabiskan lebih dari 300 miliar untuk optimalisasi 13 gedung lainnya. Lantas, ia berharap pengerjaan gedung dapat tuntas secara bertahap.

Respons Mahasiswa 

Pada perayaan Dies Natalis Unmul ke-59 lalu, aliansi mahasiswa FH turut menyuarakan pandangan mereka terkait gedung-gedung mangkrak di lingkungan fakultas mereka. Ketika dihubungi Sketsa pada Sabtu (16/10), Ketua BEM FH Unmul Dandi Wijaya menerangkan bahwa pihaknya telah melangsungkan audiensi dengan pihak rektorat dan dekanat sebanyak dua kali.

“Namun saat kami menanyakan kepada mereka, semuanya memang nggak bisa memberikan jawaban pasti. Karena kewenangan ini berada pada Kemendikbud Ristek dan Rektorat,” jawabnya.

Hal tersebut menyebabkan Unmul tak dapat bertindak, apabila pendanaan pembangunan gedung-gedung tersebut tidak masuk dalam prioritas pemerintah pusat. Meski tak pernah ada penyalahgunaan terkait infrastruktur ini, Dandi tetap berharap agar ada tindak lanjut dari nasib gedung-gedung yang telah mangkrak sejak 2010 silam.

“Kami harap gedung-gedung ini bisa cepat selesai. Paling tidak pihak rektorat bisa memberikan kepastian pada awal 2022,” tegasnya.

Tak hanya di FH, Faperta juga memiliki masalah serupa. Gubernur BEM Faperta, Syamsia Satra mengungkap jika isu mangkraknya gedung di fakultas ini telah mencuat sejak lama. Ia mengaku bahwa pembahasan ini seolah “ditutup” oleh para pendahulunya, karena infrastruktur tersebut sudah bertahun-tahun tak memiliki kepastian.

“Walau demikian, kami tetap kawal isu ini di tingkat universitas. Kami kawal saat Dies Natalis Unmul (kemarin),” sebut mahasiswa Agroteknologi 2018, Selasa (19/10).

Gedung yang mangkrak tersebut berlokasi di sekitar tebing dan kurang baik untuk digunakan. Meski terlihat masih dapat digunakan, namun kondisinya jauh dari kata layak.

Syamsia juga berkeinginan agar rektorat dapat memprioritaskan pembangunan kembali gedung-gedung mangkrak apabila terdapat dana yang memadai. Jika tidak, ia menganggap bahwa lebih baik dirobohkan lalu dialihfungsikan.

“Mungkin bisa dijadikan lahan parkir untuk mahasiswa Faperta saat kuliah luring nanti. Karena permasalahan Faperta, parkirannya cukup sedikit untuk mahasiswa,” tutupnya. (len/nkh/jla/syl/fzn)