Seremonial Yudisium FISIP Diubah, Dekan FISIP: Anggaran Penyelenggaraan Sangat Besar

Seremonial Yudisium FISIP Diubah, Dekan FISIP: Anggaran Penyelenggaraan Sangat Besar

Sumber Gambar: Arsip Sketsa

SKETSA – Perubahan Seremonial Yudisium FISIP Unmul tentunya memberikan perbedaan suasana bagi mahasiswa yang terdampak. Kabar tersebut tentunya menjadi hal yang mengejutkan bagi mahasiswa.

Sebelumnya Sketsa mendapatkan kabar dari mahasiswa FISIP yakni tentang isu yudisium yang dilaksanakan secara online. Namun hal tersebut dibantah oleh petinggi FISIP yang menyebutkan jika seremonial yudisium sudah ditiadakan.

Pada saat yudisium FISIP diisukan akan dilakukan secara online, awak Sketsa sempat menanyakan kabar mahasiswa yang akan terdampak jika kebijakan tersebut direalisasikan. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Administrasi Bisnis, Yusuf Sahar mengungkapkan kekecewaannya jika harus melakukan yudisium secara daring.

“Karena kuliah hampir empat tahun yang diharapkan ending-nya mengesankan tetapi malah sangat tidak berkesan,” sebut mahasiswa angkatan 2021 tersebut saat diwawancarai melalui pesan WhatsApp , Jumat (25/4).

Pada saat diwawancarai, Yusuf mengaku belum mendapatkan informasi apa pun dari fakultas terkait informasi tersebut. Dirinya berharap jikalau perubahan tersebut dibatalkan.

Selaras dengan Yusuf, Mahasiswa Prodi Pembangunan Sosial angkatan 2020 Tasha Amalia juga berharap agar yudisium tetap dilaksanakan secara luring. Dirinya mengaku informasi terkait perubahan tersebut didapatkannya dari mulut ke mulut saja, dan belum ada informasi resmi dari Fakultas. 

“Bikin bertanya beneran dilaksanakan atau enggak, begitu. Mungkin akan diumumkan secara resmi ketika mendekati waktu pelaksanaan yudisium mendatang,” ungkap Tasha melalui pesan WhatsApp,  Jumat (25/4).

Bukannya Dirubah, Seremonial Yudisium Malah Ditiadakan 

Kabar perubahan seremonial yudisium dari luring menjadi daring rupanya hanya kabar burung belaka. Dekan FISIP Unmul Finnah Fourqoniah menyebutkan, sesuai dengan hasil kesepakatan, proses seremonial yudisium tersebut ditiadakan. Hal ini berhubungan dengan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh kampus.

”Finansial dan tenaga manusia, yang sangat besar untuk penyelenggaraan Yudisium secara berkala setiap triwulan,” ungkap Finnah saat diwawancarai via WhatsApp, Rabu (7/5) lalu.

Finnah sendiri mengungkapkan beberapa pertimbangan untuk meniadakan kegiatan Yudisium. Sesuai dengan ketentuan efisiensi yang membatasi pos-pos anggaran terkait, termasuk yang selama ini digunakan dalam penyelenggaraan Yudisium. 

Finnah membulatkan agar esensi yudisium digabung dengan tahap pendadaran dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan baru.

“Gordon tetap wajib diadakan oleh fakultas namun mekanisme penyerahannya bisa diatur lebih lanjut melalui Sub Bagian Akademik,” pungkasnya. (myy/ica/nav)