Sumber Gambar: Sangga/Sketsa
SKETSA - Taman Unmul menjadi salah satu ikon kampus yang didampingi dengan banyak sekali fasilitas, seperti kursi, meja, juga kedai yang berjualan makanan maupun minuman. Hal ini membuat taman Unmul menjadi tempat yang sering dikunjungi mahasiswa dan menjadi pusat aktivitas mereka. Namun, saat ini taman Unmul menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas fasilitas yang ada.
Kepada Sketsa, Donal Adadi selaku alumni Unmul membagikan kesannya mengenai perubahan fasilitas taman dari masa ia kuliah hingga sekarang. Donal mengungkapkan bahwa saat ia selesai kuliah pada tahun 2016, Taman Unmul merupakan taman yang memiliki suasana rapi dan asri dilengkapi dengan fasilitas yang menarik perhatian, seperti tulisan Universitas Mulawarman.
“Kalau dulu, taman ini menjadi spot tempat teman-teman diskusi dengan berbagai macam organisasi yang ada di kampus. Bisa dalam berbentuk kelompok-kelompok diskusi materi, nah ini menjadi taman pemikiran lah kalau dulu waktu masih aktif kuliah,” ungkapnya saat ditemui langsung di Taman Unmul, Kamis (14/11) lalu.
Donal menilai, Taman Unmul yang ia lihat sekarang cukup berbeda, terlebih ada fasilitas-fasilitas yang mulai mengalami kerusakan bahkan hancur. Menurutnya, pengelolaan dan perawatan fasilitas taman harus diperhatikan, mengingat taman ini sering menjadi tempat berkumpul dan diskusi bagi mahasiswa.
“Jadi harapannya mungkin ini menjadi masukan untuk perawatan kembali taman-taman, taman Unmul khususnya, maupun di tempat-tempat yang lain, di spot-spot lain gitu.”
Sejalan dengan Donal, mahasiswa Fakultas Farmasi 2021, Thomas Ariel Barat Porang turut merasakan hal yang sama. Thomas mengaku cukup sering mengunjungi taman Unmul sejak menjadi mahasiswa baru (maba) hingga kini.
Thomas turut menyoroti kondisi fasilitas taman yang semakin memudar, terlebih pada fasilitas kursi yang ada di sana.
“Dulu pas saya masih maba, rapi lah kelihatannya masih banyak payung, terus enggak ada tuh kayak kursi atau bangku yang rusak. Sekarang, ya, enggak terurus sih," paparnya saat ditanyai Sketsa, Kamis (14/11) lalu di Taman Unmul.
Thomas berharap pihak universitas dapat memperbaiki dan menjaga fasilitas taman demi kenyamanan mahasiswa. Sebab, menurutnya taman Unmul adalah cerminan dari universitas. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya lebih diperhatikan guna menampilkan kesan yang baik kepada masyarakat.
Tidak hanya pandangan dari pengunjung, di hari yang sama Sketsa berkesempatan untuk mewawancarai Bintang, salah satu pemilik kedai di Taman Unmul yang bernama “Kedai Kapur Tulis”. Pelaku usaha yang telah berjualan selama enam bulan di taman itu memberikan pandangan yang sedikit berbeda.
Menurutnya, kondisi taman masih terbilang cukup baik karena ada petugas kebersihan yang rutin datang dua hingga tiga hari sekali untuk menjaga kebersihan area tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi taman Unmul masih cukup ramai di setiap harinya karena mahasiswa yang berkunjung untuk melakukan aktivitas, seperti rapat atau sekadar berkumpul.
“Oh, kalau aku sih dengan pemeliharaan taman ini sudah cukup baik bagi saya, orang-orang yang jaga di sini juga sangat tertib, bersihin segala macam bunga yang sudah tidak layak tumbuh diganti dengan yang baru. Itu pendapat saya.” (ary/fza/ali)