Ricuh, Rapat Senat Hasilkan Tiga Nama Calon Rektor

Ricuh, Rapat Senat Hasilkan Tiga Nama Calon Rektor

SKETSA – Sidang Rapat Senat Unmul dilanjutkan setelah dua jam mengalami skorsing akibat dari aksi penolakan yang dilakukan Asnar, bakal calon rektor (Bacalon) di atas podium. Sidang rapat diteruskan secara tertutup di Ruang Rapat Rektorat lantai III, termasuk penyampaian visi misi keempat bacalon rektor yang sebelumnya urung mendapat giliran.

Rapat Senat dilanjut tanpa memenuhi tuntutan Asnar dan para pendukungnya yang rata-rata berasal dari tokoh masyarakat, putra daerah, ormas, hingga LSM. Awalnya tuntutan Asnar adalah meminta mekanisme voting dalam penyaringan bacalon rektor diubah menjadi musyawarah. Apabila hal itu tidak dituruti, ia meminta agar penyampaian visi misi ditunda 10 hari dari sekarang.

“Kalau ditunda, aman sudah. Saya pulang,” kata Asnar.

Namun, tuntutan itu bertambah tatkala Ketua Panitia Pilrek Muhammad Noor mencoba untuk memberikan pemahaman kepada Asnar dan para pendukungnya. Pendukung Asnar tegas mendesak agar satu kursi calon rektor diisi oleh putra daerah sedangkan dua sisanya boleh bebas siapa saja. Artinya mereka menuntut ada kekhususan untuk putra daerah Asnar maju langsung sebagai calon rektor.

Tuntutan ini keras disuarakan dan apabila tidak diberikan kesempatan, maka pendukung Asnar mengancam akan berbuat onar. Akhirnya, Noor memfasilitasi pendukung Asnar untuk bertemu dengan perwakilan dari Kemenristekdikti yaitu Wisnu Sardjono Soenarso. Pendukung Asnar ingin meminta langsung peraturan khusus ini bisa diterima oleh Kemenristekdikti.

Pertemuan tertutup itu berlangsung selama lebih satu jam mulai dari pukul 1 siang. Setelah pertemuan selesai dan tuntutan disampaikan, Rapat Senat kembali berlanjut pada penyampaian visi misi bacalon. Hal ini ditentang kembali oleh pendukung Asnar. Asnar juga tidak diam. “Ini tidak sah. Penyampaian visi misi tidak bisa dilakukan secara tertutup,” katanya.

Para pendukung Asnar lantas menerobos masuk ke dalam ruang rapat dan mengintervensi jalannya sidang. Mereka baru keluar lagi dari ruang rapat ketika polisi mulai mengambil alih. Pendukung Asnar keluar, tetapi Asnar masih berada di dalam. Asnar menyusul keluar satu jam sesudahnya usai sempat digiring keluar.

Setelah kondisi kembali kondusif, menjelang pukul 5 sore di dalam ruang rapat mulai berjalan proses voting untuk menyaring tiga calon rektor yang akan masuk ke tahap pemilihan berikutnya. Pada saat yang sama di bawah, di muka gedung rektorat mahasiswa melakukan aksi.

Rizaldo, Presiden BEM KM Unmul dalam aksinya mengatakan mahasiswa menolak adanya intervensi dan meminta panitia Pilrek dan senat untuk tetap teguh pada statuta Unmul dan aturan Kemenristekdikti. Juga mahasiswa merasa Pilrek telah cacat karena penyampaian visi misi dituntaskan dengan cara tertutup, dari yang awalnya terbuka dan bisa disaksikan oleh civitas academica Unmul.

Pukul 6 sore Sidang Rapat Senat Unmul dinyatakan selesai. Dari hasil voting tampak tiga calon rektor telah keluar. Masjaya unggul pertama dengan meraih suara anggota Senat sejumlah 60, menyusul Susilo dengan 19 suara, dan Laode Rijai sebanyak 5 suara. Sementara bacalon Sukartiningsih tidak memperoleh satu pun suara, begitu juga dengan Asnar. Dan hanya ada satu suara yang dinyatakan rusak. (wal/aml)