Rajut Mimpi dalam Ajang IISMA 2022

Rajut Mimpi dalam Ajang IISMA 2022

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA - Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2022 telah resmi dibuka. Sejak 12 Maret hingga 12 April,  program mobilitas di universitas terkemuka luar negeri ini dibuka kedua kalinya. Sebanyak 65 universitas ternama dunia tahun ini siap menjadi tuan rumah, di antaranya 10 kampus Amerika dan Kanada, 15 kampus Asia, 22 kampus Eropa, hingga 18 kampus Inggris dan Irlandia.

Dikelola secara terpusat oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti), program ungggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini, terbukti memberikan kesempatan mahasiswa sarjana menghabiskan satu semester di universitas mitra untuk belajar lintas budaya, memperkuat jejaring global, dan mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja. 

Unmul sendiri berhasil menerbangkan tujuh mahasiswa dalam program ini pada 2021 lalu. (baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/partisipasi-mahasiswa-unmul-dalam-iisma-kampus-merdeka/baca)

Kesempatan berskala Internasional ini masih menyisakan cerita. Rifqy Favian Anargya, mahasiswa Hubungan Internasional 2018 sebagai peserta IISMA 2021, mendapat ruang belajar di Europeans Business School. Ia mengakui banyaknya pengalaman yang diperoleh. Mulai dari relasi baru dengan latar belakang budaya yang berbeda, merasakan belajar bidang baru, hingga adaptasi di tempat yang berbeda.

Dalam proses administrasi pun, ia akui tanpa kendala. Baginya pihak Kemdikbud, Unmul, dan kampus mitra sangat membantu dari pemenuhan informasi dan kebutuhan selama mengikuti program ini. 

“Untuk uang saku dan lain-lain juga tepat waktu turunnya.”

“Mengenal diri sendiri lebih jauh lagi, dari kekurangan, kelebihan, dan apa yang telah dilakukan, apa yang mau dikejar kedepannya itu harus dipahami lebih lagi. Selain itu, mental juga harus dipersiapkan karna kebanyakan temen temen enggak jadi ikut karna nggak percaya diri,” lanjutnya pada Selasa (15/3) ketika ditanya perkara keberhasilannya itu.

Niky Aulia Putri, mahasiswi Pendidikan Biologi 2019 punya pengalaman serupa di Daugavpils University. Mengambil mata kuliah yang linier baginya menjadi pengalaman yang berharga, utamanya dalam laboratorium skill. Kelengkapan laboratorium di kampus Latvia itu menyisakan memori dan kesan tersendiri. Ia menyebut beberapa di antaranya laboratorium mikrobiologi, virologi, laboratorium fisika dan kimia yang tersedia terpisah, hingga laboratorium bioteknologi.

“Ada beberapa perangkat atau alat-alat laboratorium yang enggak pernah saya lihat, enggak pernah saya sentuh, enggak pernah saya temui terus saya dapat di sana, saya bisa pakai di sana,” kisahnya kepada Sketsa pada Kamis, (17/3). 

Niky juga masih ingat betapa mengembirakannya pertemuan dengan banyak mahasiswa dari negara lain kala itu. Mulai Kazakhstan, Italia, Filipina, hingga Spanyol turut ia sebut. Fengan perbedaan aksen dan budaya yang beragam menjadi pengalaman baru untuk dirinya.

Ia mengaku mengikuti perkembangan program IISMA menjadi modal utama sebelum mendaftarkan diri. Mulai dari informasi dasar mengenai IISMA, hingga persyaratan dokumen yang harus dipenuhi. Koordinasi dengan kepala program studi juga diperlukan dalam memilih universitas dan jurusan sebab akan terkait dengan transkrip nilai dan pemilihan jurusan.

Selain itu Niky menilai urusan administrasi seperti dokumen-dokumen persyaratan menjadi hal krusial. Seperti surat pernyataan bermeterai, transkrip nilai yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Curriculum Vitae. Utamanya sertifikasi kecakapan bahasa Inggris TOEFL ataupun IELTS atau Duolingo dapat digunakan dengan ketentuan yang berlaku.

Melihat kisaran harga Duolingo yang cukup mahal pada angka Rp700.000, ia memberikan alternatif dengan mengikuti pelatihan yang disediakan oleh UPT. Layanan Internasional Unmul. Cerita Niky, lembaga tersebut menyediakan pembiayaan untuk test Duolingo usai melalui tahap pre-test.

“Jadi teman-teman jangan khawatir. Bahkan kalau misal pun teman-teman ada pertanyaan bisa banget tanya ke Pak Widi selaku Kepala UPT Layanan Internasional Unmul ataupun ke Mbak Sari. Nanti pasti akan selalu dibantu karena kita dari Unmul sendiri ada layanan internasional yang memfasilitasi dan juga mendukung kita.” tutupnya. (afr/ani/wsd)