Sumber: Dok. Pribadi
SKETSA - Mahasiswa Unmul kembali buat bangga civitas academica, kali ini melalui lomba debat nasional. Tim dari Fakultas Hukum (FH) ini berhasil meraih juara 4 tingkat nasional. Mereka kemudian membagikan kisahnya kepada Sketsa, Senin (7/9) lalu.
Adam Mukhsin, menjelaskan perjuangan di balik prestasi yang diraih bersama dua rekannya, Riska Meliyani dan Aji Ahmad Affandi. Ia menuturkan terdapat dua jenis lomba yang diikuti, yakni yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Debat konstitusi yang diadakan oleh MK terdiri dari tiga tahap, yakni seleksi berkas yang mana tiap tim harus membuat esai dan video. Kedua, tahap perempat final dan terakhir semifinal. Adapun seleksi dibagi sesuai regional. Unmul masuk dalam regional bagian tengah bersama Univesitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (USN), Universitas Tarumanegara (Untar), dan Universitas Islam Indonesia (UII).
Lomba debat dilaksanakan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Tim debat FH Unmul melaju hingga babak semifinal. Sayangnya, saat berada di babak final, mereka harus puas menjadi runner up tingkat regional tengah.
“Namun saat masuk final kami kalah dengan Universitas Sebelas Maret, jadi juara dua untuk regional. Yang diambil 8 besar untuk nasional, jadi Unmul satu-satunya dari Kalimantan yang lolos, sisanya Jawa dan Sumatera,” jelas Adam.
Selesai debat MK, tim debat FH Unmul kemudian mengikuti debat yang diadakan oleh MPR. Berbeda dari sebelumnya, mereka berkesempatan mencapai posisi keempat tingkat nasional. Dikatakan Adam, letak perbedaan lomba terdapat pada tema debat yang diangkat. MK lebih menonjolkan isu-isu hangat dan ketatanegaraan, sedangkan MPR lebih membahas konstitusi, seperti Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Cukup banyak kendala yang dialami, Adam menyebutkan seperti mosi debat yang cukup banyak yang harus dikuasai. Masalah internal seperti kurangnya chemistry karena perbedaan angkatan, serta tidak adanya UKM debat di FH Unmul yang bisa mewadahi mahasiswa untuk terus berkembang. Terutama saat persiapan mengikuti berbagai lomba debat, seperti latihan.
Atas pencapaian yang diraih timnya, Adam berterima kasih kepada pihak fakultas yang memberi dorongan untuk berkompetisi. Dia berharap BEM FH bisa lebih berinisiatif untuk memberikan dorongan khususnya pada maba agar memliki jiwa kompetisi. Karena dengan dorongan, akan timbul semangat untuk terus berprestasi dan bersaing.
“Apresiasi harusnya tidak diberikan pada bidang olahraga saja, namun yang berbau ilmiah. Jangan dulu mengharapkan menang, tapi harapkan pengalamannya,” tutupnya. (anm/rst/wil)