Pemira FIB, Fifi: Tidak Logis dan Transparan

Pemira FIB, Fifi: Tidak Logis dan Transparan

SKETSA – Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Unmul terus bergulir. Hingga kini beberapa fakultas masih menjalani rangkaian Pemira, salah satunya Fakultas Ilmu Budaya (FIB).  Namun belakangan ini berembus kabar, Pemira FIB tak berjalan secara transparan.

Dalam unggahan Instagram Badan Pekerja Pemilihan Raya (BPPR) FIB, tercantum timeline Pemira FIB. Diawali dengan masa pendaftaran pada tanggal 2 hingga 4 November lalu yang merupakan tahapan awal Pemira, kemudian pengumuman hasil yang direncanakan pada tanggal 25 November mendatang. Namun, baru sampai tahap pendaftaran beberapa suara kontra bermunculan, salah satunya dari Fitriani Abidin.

Pada Kamis, (1/11) lalu, Fifi-sapaan akrabnya-menanyakan perihal open recruitment (Oprec) untuk BPPR FIB ke Ketua DPM FIB. Lalu sehari sesudahnya, Jumat (2/11)  Fifi diundang oleh Ketua DPM FIB ke dalam grup BPPR.

“Untuk publikasi dan pembentukan tim BPPR, saya sendiri tidak tahu. Maka dari itu saya menanyakan perihal Oprec panitia Pemira. Ketika saya masuk grup BPPR itu juga tahapan Pemira sudah dibuat,” ujarnya.

Mahasiswi Sastra Inggris  ini berkeinginan untuk terlibat dalam BPPR tak lain karena ingin merasakan menjadi bagian dari Pemira FIB. Namun sayang, selang beberapa hari setelah bergabung ke grup BPPR, ia dikeluarkan dari grup pada Minggu (4/11). Perlakuan ini terjadi tak lama setelah ia menyampaikan pendapatnya terhadap tenggat waktu pendaftaran.

“Saya tidak tahu apa penyebab saya dikeluarkan. Yang pasti setelah saya menyampaikan pendapat terhadap tenggat waktu pendaftaran yang menurut saya tidak logis dan realistis. Tidak lama setelah itu kehadiran saya dipermasalahkan oleh beberapa tim BPPR lainnya, dan selang beberapa menit saya dikeluakan dari grup tersebut oleh salah satu anggota BPPR,” jelasnya.

Persiapan BPPR dinilai kurang matang karena tenggat waktu yang mepet. Salah satu syarat untuk maju sebagai Capres dan Cawapres  dalam laga Pemira FIB ialah syarat administrasi dengan catatan memiliki IPK minimal 2,75.

“Jelas terlihat sangat tidak logis, jika ingin membuat transkip nilai dalam kurun tiga hari di waktu weekend,” tambahnya.

Selain masa pendaftaran yang singkat, ada beberapa poin lain yang dinilai Fifi cacat dalam pelaksanaan Pemira FIB, di antaranya ialah kurangnya publikasi terkait oprec BPPR FIB, tidak adanya sosialisasi tahapan Pemira kepada UKM dan lembaga UKM FIB, serta tidak adanya transparansi terkait Pemira FIB Unmul.

Kini Fifi menunggu keputusan dari pihak DPM terkait kejelasan BPPR. Selain itu dia juga menuntut agar Pemira dihentikan dengan mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama UKM dan lembaga lain yang ada di FIB. (adl/wil)