SKETSA - Menghitung hari hingga Pemira BEM KM berlangsung, DPM KM telah disibukkan dibukanya pendaftaran anggota Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR) dan Panitia Pengawas (Panwas) Pemira.
Berlangsung sejak 2 minggu lalu, Selasa (10/10) jadi hari terakhir interview, dan nama-namanya pun telah dipublikasikan di media sosial DPM KM. Tercatat anggota KPPR sebanyak 96 orang dan Panwas 24 orang. DPM KM tidak menetapkan batas maksimal anggota, namun diharapkan kuantitas yang banyak akan berimbang dengan kualitas yang maksimal.
Setelah itu, dibentuklah struktur oleh DPM KM. KPPR dan Panwas merupakan badan yang dibentuk DPM KM berdasarkan TAP Nomor 2 Tahun 2017 yang secara khusus mengatur masalah Pemira. Sebagaimana yang dijelaskan dalam AD-ART, Pemira merupakan agenda utama dari DPM KM.
Tugas dari KPPR ialah menyelenggarakan Pemira, dimulai dari pendaftaran paslon, verifikasi kelengkapan paslon yang berlangsung dua tahap, debat kandidat, pemungutan suara, hingga penetapan presiden terpilih. Sementara Panwas lebih fokus kepada jalannya Pemira, seperti sesuai tidaknya dengan aturan yang ditetapkan, serta menerima laporan-laporan dari mahasiswa yang berkaitan dengan Pemira.
Alif Mustofa, Ketua DPM KM mengatakan Pemira akan dibuka pada 23 Oktober mendatang. Sementara untuk teknis jalannya Pemira akan membutuhkan waktu setidaknya sebulan. Alif mengaku belum ada timeline Pemira yang dipublikasikan.
Tahun ini merupakan tahun keempat berlangsungnya Pemira Online. Setelah berdiskusi dengan DPM Fakultas, ada sedikit perubahan sistem. Hal ini berdasarkan keresahan DPM Fakultas yang menyadari adanya rawan kecurangan dalam pelaksanaanya.
“Jadi, alasan-alasan mereka menolak Pemira Online pada tahun sebelumnya kita tampung dan menjadi bahan perbaikan sistem pemira tahun ini,” ujar mahasiswa Manajemen 2013 ini.
Pemira kali ini diharapkan, paslon dapat menunjukkan kompetensi, ide, gagasan, dan kontribusinya tidak hanya dalam organisasi, tapi juga ke bangsa dan negaranya. Sementara bagi pihak penyelenggara dapat menjunjung tinggi keprofesionalannya, karena penyelenggaraan yang bersih dan rapi akan berpengaruh pada paslon dan hasil Pemira.
Berkaca pada Pemira Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang menunjukkan peningkatan jumlah suara signifikan, Alif berharap hal yang sama dapat terjadi pada Pemira BEM KM.
“Untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa itu kita perlu pakai teknik menjemput bola kita yang harus aktif datangin mahasiswa, menarik mahasiswa untuk menyalurkan suaranya di Pemira," ucapnya.
Ia pun melanjutkan, bahwa hasil Pemira akan dikembalikan kepada KPPR sebagai penyelenggara, DPM KM hanya merekomendasikan. (ann/jdj)