Pemerataan Anggaran Ormawa Unmul, Apakah Sudah Sesuai?

Pemerataan Anggaran Ormawa Unmul, Apakah Sudah Sesuai?

Sumber Gambar: Adil/Sketsa

SKETSA - Organisasi Mahasiswa (Ormawa) menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan potensi serta bakatnya. Banyaknya kegiatan atau program kerja (proker) yang dimiliki tentunya membutuhkan anggaran yang tergolong tidak sedikit. 

Tidak dimungkiri anggaran dari pihak kampus menjadi salah satu sumber dana utama bagi para Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun, apakah anggaran yang telah diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan masing-masing ormawa?

Untuk menjawab persoalan tersebut, awak Sketsa menghubungi Arifin Asrol yang menjabat sebagai Ketua Umum dari Keluarga Mahasiswa KIP-K (Gamakipka) melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (22/6) lalu. Ia menyampaikan bahwa terdapat  batasan yang telah ditentukan dan diberikan untuk setiap ormawa dari birokrat, yaitu sekitar 25 juta rupiah per lembaga.

“Untuk pemerataan anggaran kepada seluruh UKM menurut saya sangat baik untuk dilakukan agar tidak ada ketimpangan antara satu ormawa dengan ormawa yang lain dan untuk mencukupkan dana tersebut kembali kepada setiap ormawa untuk cerdas dalam membagi anggaran yang ada,” ungkap Arifin ketika ditanya pendapat mengenai pemerataan anggaran ormawa.

Tak hanya itu, awak Sketsa pun turut menghubungi Putri Edelweyss Aulia Natama selaku Komandan Korps Sukarela (KSR) Unmul. Putri menyampaikan bahwa ia tidak mengalami kendala selama melakukan pengurusan seperti mengajukan proposal atau surat-surat lainnya, hanya saja sering tertunda karena proses persetujuannya yang cukup panjang.

Terkait dengan pemerataan anggaran ormawa, ia mengungkapkan ketidaksetujuannya mengenai hal tersebut. 

“Sejauh ini setiap UKM memiliki beda-beda proker, ditambah lagi untuk keaktifannya dalam membuat proker atau kegiatan lainnya, ada beberapa UKM yang tidak terlihat,” pungkasnya melalui pesan WhatsApp ketika diwawancarai pada Sabtu (22/6) lalu.

Mereka berharap agar ke depannya segala rangkaian proses mengajukan anggaran ormawa dari pihak birokrat dapat lebih dipermudah. 

Tidak hanya itu, pengadaan forum grup diskusi (FGD) terkhusus untuk para pengurus keuangan ormawa atau UKM juga menjadi suatu hal yang diharapkan. Hal tersebut agar para ormawa dapat memahami alur dan persyaratan, atau adanya perubahan dan pembaharuan yang bisa didiskusikan di forum tersebut. 

Menanggapi hal tersebut, dalam wawancara terpisah awak Sketsa turut menemui Afra Tustini Ekawati selaku kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan pada Senin (1/7) lalu, seusai pembukaan kegiatan Mulawarman Festival 2024. 

Ia mengatakan bahwa penganggaran tersebut tetap diprioritaskan ketika sebuah UKM memiliki prestasi dan target pencapaian. Selain itu, dilihat pula dari segi sasaran prestasi serta aktif atau tidaknya suatu ormawa yang ada di Universitas.

“Memang kegiatan itu harusnya didukung dengan faktor dana yang cukup, nah ini kan tinggal anggaran yang sekarang kita maksimalkan. Saya pikir secara prioritas itu tidak ada, tapi kita melihat yang mana UKM yang aktif dan mengejar target untuk berprestasi. Kalo tidak ada target untuk apa dibiayai,” jelas Afra ketika diwawancarai secara langsung oleh awak Sketsa di Taman Unmul.

Pihak birokrat berharap agar mahasiswa yang bergabung dengan ormawa dapat menjadi lebih aktif dan mempunyai giat belajar dalam berorganisasi dengan talenta-talenta yang dimiliki. 

“Intinya tetap memperhatikan ormawa yang mempunyai prestasi kalo tidak, dinonaktifkan,” tutupnya. (ali/vyn/may/mlt)