Mahasiswa Keluhkan Peniadaan Dana Bantuan Praktikum, Kaprodi Kehutanan: Lokasi Lebih Jauh dan Transportasi Mahal

Mahasiswa Keluhkan Peniadaan Dana Bantuan Praktikum, Kaprodi Kehutanan: Lokasi Lebih Jauh dan Transportasi Mahal

Sumber Gambar: Website Fahutan Unmul

SKETSA - Keluhan mengenai anggaran praktikum lapangan datang dari mahasiswa Fahutan Unmul. Diketahui, mahasiswa angkatan 2022 sebelumnya mendapatkan bantuan dana sebesar lima ratus ribu setiap kelompoknya. Namun untuk angkatan 2023, bantuan tersebut tidak berlaku dan sejumlah mahasiswa merasa keberatan dengan hal tersebut sebab mereka mesti menyiapkan dana lebih untuk perlengkapan praktikum lainnya.

Meski tak mendapat dana tambahan seperti praktikum sebelumnya, mahasiswa masih mendapatkan beberapa bantuan dari pihak fakultas berupa transportasi, dan juga air untuk digunakan di lokasi praktikum berlangsung. Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh Heru Helambang, selaku Ketua Prodi Kehutanan Unmul yang menyatakan bahwa dana tambahan sudah tidak lagi diturunkan, sebab adanya perbedaan lokasi dan dibutuhkan biaya transportasi yang lebih mahal.

Iya, tahun lalu, kegiatannya (praktikum lapangan) di KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) Lempake, di mana biaya transport sangat murah, namun kali ini di KHDTK  Bukit Soeharto, di mana biaya transport sangat mahal. Kita sewa 6 truk angkut personil dan 4 bus. Berapa sewanya silakan dicek aja sendiri. Sehingga kita tidak dapat memberikan dana ke mahasiswa,” bebernya saat dihubungi lewat pesan WhatsApp Rabu (12/6) lalu.

Kegiatan yang disebut Heru berlangsung selama 3 hari ini kemudian menimbulkan protes dari beberapa mahasiswa. Salah satunya Bisma (bukan nama sebenarnya), mahasiswa Fahutan angkatan 2023 menyebutkan bahwa keluhan ini juga datang dari rekannya. Tidak tanpa alasan, mahasiswa yang beberapa di antaranya adalah anak indekos ini merasa pengeluaran mereka menjadi membengkak akibat kegiatan tersebut tanpa adanya bantuan dana.

Mengenai penjelasan adanya peningkatan biaya praktikum dari Heru, Bisma melihat hal tersebut dari berbagai sisi. Ia turut menghargai inisiasi fakultas untuk menghidupkan kembali aktivitas di KHDTK Bukit Soeharto. Bisma juga memaklumi terkait tidak adanya tambahan dana mengingat jarak kawasan tersebut yang tidak dekat.

Akan tetapi hal yang disayangkan adalah mengenai kematangan persiapan dari praktikum sendiri dari segi kesiapan mahasiswa terutama finansial. Dari hal ini menimbulkan banyak sekali pro dan kontra dari mahasiswa terhadap pihak fakultas yang sebenarnya sampai sekarang pun masih abu-abu kejelasannya, maka dari itu sangat amat diperlukan mengenai transparansi biaya,” ujarnya kepada Sketsa lewat obrolan WhatsApp pada Rabu (12/6) lalu.

Bisma juga merasa bahwa ia dan rekannya mestinya mendapatkan dana bantuan seperti praktikum angkatan sebelumnya, sebab ia melihat secara kebutuhan, mahasiswa di angkatannya justru membutuhkan dana yang lebih besar.

Ia pun berharap, ke depannya masalah transparansi dana dari pihak Fahutan bisa lebih jelas dan dipersiapkan secara matang baik dari segi persiapan, pelaksanaan, serta penyebaran informasi. Terlebih, Bisma merasa praktikum tersebut merupakan agenda yang cukup besar dan melibatkan mahasiswa yang jumlahnya tidak sedikit. (lla/dya/mar)