SKETSA - Instagram Stories dengan isi tulisan "goblok" diunggah oleh akun pribadi Muhammad Miftahul Mubarok tepat di sela-sela agenda PKKMB universitas pada Rabu, (15/8) lalu. Miftah yang hari itu bertugas sebagai Ketua Panitia Prasasti Mulawarman seketika mendapat kecaman dari kalangan organisatoris fakultas.
Ada dua postingan Instagram Stories Miftah yang memicu kehebohan. Pertama, kata "goblok" dengan huruf kapital berwarna putih dengan latar hitam, muncul sekitar pukul 12.30 Wita. Kemudian yang kedua, berisi kalimat, "Pra PKKMB h nah panas! Dasar lemah bulu! Salut untuk teman-teman @unmus.offc panas tak dijadikan alasan untuk menjadi be exellent! Good job bro angkat topi atas perjuangan kalian," muncul 14 menit sesudahnya yakni pukul 12.44 Wita.
Presiden BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Andi Muhammad Akbar termasuk salah satu yang menanggapi stories Miftah. Akbar merespons melalui akun pribadinya @amuhammad_akbar.
"Sodara @muhammadmiftahul.mubarok wakil presiden BEM KM Unmul sekaligus ketua panitia Prasasti Universitas Mulawarman tahun 2018. Perjalanan agenda Prasasti Mulawarman telah usai, kami ucapkan selamat atas kesuksesan agendanya. Tapi menjustifikasi fakultas yang tidak ikut dalam agenda tersebut dengan kata-kata yang seperti di gambar adalah hal yang tak pantas, apalagi dilakukan oleh pimpinan BEM KM Unmul.
Mari kita saling menghormati. Mari kita terbuka dan jujur atas beberapa kesepakatan yang dilanggar kepanitiaan," tulisnya.
Unggahan stories juga muncul dari @pujangga_bertuah. Dody Kusuma, mahasiswa Administrasi Negara itu menulis, "@prasatimulawarman2018 mabanya itu capek walll" dan "Duh kebanyakan baper gini dah jadi ngk rasional".
Komentar lainnya lagi datang dari Putri Wahyuningtyastiti, Ketua PKKMB Fakultas Teknik (FT). Ia kecewa sekaligus merasa fakultasnya lah yang dimaksud Miftah. Menurutnya, seorang Wakil Presiden BEM KM Unmul tak seharusnya melakukan hal demikian.
"Kecewa. Kenapa harus terkeluar snapgram begitu? Ketika diprivasi itu mungkin buat beberapa orang, tapi masalahnya sg ini dekat dengan apa yang kami lakukan (walkout). Ya, kalau mau menjatuhkan orang lain tidak bisa begitu, harus dijaga penggunaan kata yang baik. Jangan karena punya jabatan, akhirnya bisa meremehkan yang lain," kata Putri.
Jumat (17/8) malam kemarin, Miftah memberi konfirmasinya kepada Sketsa. Ia mengaku sudah banyak dimintai klarifikasi mengenai Instagram Stories-nya itu.
"Saya sebenarnya bingung apa yang harus diklarifikasi dari sg saya. Saya tidak mencatutkan sebuah nama, sebuah pihak, atau apa pun di situ. Yang ngerasa tersindir itu jelas baper. Jelas!" ujar Miftah.
Miftah berujar kalaupun berniat menyindir, maka ia akan melakukannya detik itu juga. Sementara konteks yang terjadi FISIP dan FT telah walkout dari PKKMB pada pukul setengah 11 siang. Sedangkan postingannya yang bermasalah muncul dua jam setelahnya.
"Bisa aja padahal saya keluarkan jam setengah 11 kalau memang mau nyindir. Toh, semua orang tahu kok saya ini orangnya blak-blakan, kalau ngomong enggak pakai filter. Dan kalau misalnya ini sindiran, Pak Pres (Rizaldo) juga harusnya kesindir. Karena kak Aldo di dalam Gor aja, enggak keluar-keluar, dan saya yang di lapangan," imbuhnya.
Anggapan soal stories "goblok" dan stories "Unimus" berkaitan dibantah Miftah. Menurutnya, dua stories itu berbeda dan dilatarbelakangi momentum yang juga berbeda. Saat ditanya siapa dan peristiwa apa sebetulnya yang ia maksud, Miftah enggan menjawab.
"Mereka kira scene 1 dan scene 2 itu berhubungan, padahal beda. Beda 14 menit malahan. Scene 1 untuk si A, dan scene 2 untuk si B. Yang di lapangan pasti tahu yang saya maksud. Momennya apa, siapa, dan saya marah kenapa. Beda sama yang enggak ada di lapangan, yang bisanya cuma ngerasa," tukasnya.
Khusus untuk stories kedua, Miftah menyebut ingin menunjukkan semangat di Unimus Merauke yang luar biasa, padahal sama-sama sedang melangsungkan acara di lapangan pukul 14 siang dengan suhu mencapai 35 derajat, lebih panas dari Unmul yang waktu itu bersuhu 33 derajat.
Sadar Menulis "Goblok" dan "Lemah Bulu"
Menurut Miftah, ada dua momen terjadi di lapangan Gor 27 September kemarin. Ia mengaku mengucapkan kata "goblok" hingga "bullshit" saat konsolidasi bersama UKM dan BEM fakultas waktu itu dengan benar-benar sadar dan punya maksud.
"Oh jelas, di tengah-tengah itu kata "bullshit" dan lain-lain itu udah keluar semua. Saya merasa tidak menyindir Teknik dan FISIP karena mereka enggak ada di lapangan, mereka sudah di kampus atas izin petinggi kampus mereka. Anehnya yang tersindir ini tuh orang-orang yang tidak ada di lapangan," katanya.
Maka dari itu, kata Miftah, FISIP dan FT yang merasa tersindir adalah salah besar. Sebab, ia merasa tidak lagi memiliki urusan dengan kedua fakultas tersebut. Miftah pun mengaku sadar dengan tulisannya tersebut. Perihal jabatan sebagai wakil presiden BEM KM Unmul itu lain soal.
"Saya bilang ke panitia PKKMB dan fakultas bahwa jabatan saya sebagai wapres saya tinggal di sekre. Jabatan yang saya pegang adalah ketua panitia, pemimpin teknis di lapangan. Jadi ketika terjadi apa-apa, saya bertanggung jawab atas nama panitia, bukan BEM KM Unmul. Apalagi ini bukan acaranya BEM KM, kami hanya diminta bertanggungjawab," tandasnya.
Meski menuai kontroversi, Instagram Stories Miftah ditanggapi wajar oleh Gubernur BEM FEB Freijae Rakasiwi. Ia mengaku kaget, namun memilih tak ambil pusing. Mantan Menteri Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa BEM KM Unmul 2015 ini juga menerangkan apa sebenarnya latar stories tersebut sebagai orang yang ada di lapangan.
"Insta Story Miftah itu ada ketika ada fakultas yang di lapangan bergeser ke dalam gor saat penampilan UKM sebelum salat zuhur. Kita pun juga kecewa terkait pergeseran fakultas tersebut. Akibatnya agendanya molor satu jam dan tidak sesuai konsolidasi. Parahnya lagi, pihak rektorat pun telah membereskan sound di dalam gor saat maba bergeser ke dalam gor, di situ Miftah meledak-ledak sebagai ketua panitia," ucap Freijae. (aml/wal)