Jaga Keamanan Perkuliahan Tatap Muka, Fahutan Keluarkan Kartu Akses Khusus

Jaga Keamanan Perkuliahan Tatap Muka, Fahutan Keluarkan Kartu Akses Khusus

Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Demi melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di masa pandemi, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Fakultas Kehutanan (Fahutan) Unmul terbitkan kartu khusus untuk mendukung mahasiswanya selama berkegiatan di lingkungan kampus. Program yang telah berjalan sejak Senin (11/10) tersebut menjadi syarat PTM yang mulai dilaksanakan Unmul.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Sketsa menghubungi Ketua Satgas Covid-19 Fahutan Unmul, Harmonis pada Senin (1/11) kemarin. Kepada kami, ia menjelaskan bahwa langkah ini diambil demi meminimalkan risiko penularan Covid-19. Dengan adanya regulasi ini, seluruh mahasiswa wajib menunjukkan kartu tersebut sebelum memasuki lingkungan fakultas.

“Kartu ini menjadi jembatan buat pengecekan di tim keamanan, siapa yang boleh masuk dan siapa yang tidak. Kemudian, dibatasi sesuai dengan anjuran yang ada. Bahwa yang boleh membuat kartu adalah orang yang sudah vaksin dua kali tanpa gejala. Kedua adalah yang satu kali vaksin, sehingga harus tes antigen. Kalo belum divaksin, berati harus (tes) PCR, itu yang menjadi screening kita,” jelasnya.

Melihat jumlah mahasiswa Fahutan yang cukup banyak, kartu tersebut dapat mempermudah pihak keamanan ketika mendata mahasiswa yang ingin memasuki lingkungan fakultas. Ibaratnya sebuah alat yang dapat menjangkau civitas academica Fahutan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan selama masa PTM berlangsung.

“Kalo melihat seluruh warga Fahutan kan lumayan, lebih seribuan. Itu kan mungkin tidak dikenali oleh seluruh security yang ada di Fahutan. (Kartu ini) lebih mudah mengenali siapa yang sudah terdata dengan baik, siapa yang tidak terdata dengan baik dan sebagainya,” sambung Harmonis.

Dalam melaksanakan PTM di Fahutan, Harmonis juga mengakui bahwa mereka lebih mengutamakan angkatan 2020 ketimbang angkatan lainnya. Kemudian, para mahasiswa masih tetap diberi kebebasan untuk memilih perkuliahan secara daring atau luring.

“Jadi memang lebih diutamakan khusus angkatan 2020, berdasarkan evaluasi koordinasi Satgas Covid-19 di fakultas dan Satgas Unmul. Kemudian, kembali lagi di dosen. Beberapa dosen di Fahutan itu kebanyakan 50 tahun ke atas umurnya. Nah, sementara mereka (dosen) diberi kebebasan mau luring atau daring. Dengan ketentuan yang seperti tadi, persetujuan dari orang tua (mahasiswa) juga harus ada,” paparnya.

Kami turut menghubungi salah satu mahasiswa Fahutan untuk mengetahui tentang pembuatan kartu tersebut. Sempat diwawancarai pada Sabtu (16/10) lalu, Muhammad Khusnul Khairu dari angkatan 2017 menyebut jika seluruh mahasiswa dituntut memiliki kartu ini sebelum memasuki wilayah fakultas. 

“Jadi untuk kartu ini, nanti setiap masuk Fahutan diambil di pos satpam baru diizinkan masuk. Yang mana sebelum di pos satpam, kartu dibuat melalui bagian yang bersangkutan. Untuk perkuliahan, mengurus ke bagian akademik. Kalau untuk kesekretariatan bagi kepentingan organisasi, mengurusnya ke bagian kemahasiswaan. Lantas untuk penelitian, langsung mengurus ke dosen pembimbing atau ke kepala laboratorium,” pungkasnya. (ina/bey/vyn/fzn)