FKIP Unmul Tanggapi Temuan Retakan di Gedung Baru, Pastikan Tidak Ada Masalah Serius

FKIP Unmul Tanggapi Temuan Retakan di Gedung Baru, Pastikan Tidak Ada Masalah Serius

Sumber Gambar: Rahman/Sketsa

SKETSA – Retakan ditemukan pada salah satu Gedung FKIP Unmul Banggeris yang dijadikan ruang kelas bagi mahasiswa. Diketahui gedung tersebut belum lama ini selesai dibangun oleh pihak fakultas. 

Terkait hal tersebut dekan FKIP Unmul Susilo menjelaskan, retakan tersebut merupakan bagian dari proses penyesuaian bangunan dengan kondisi tanah di Kalimantan Timur (Kaltim) dan sudah dalam pemantauan ahli konstruksi sipil. Tidak hanya itu, dirinya merasa tidak bertanggung jawab atas kerusakan itu dengan alasan pembangunan gedung tersebut dilakukan pada masa jabatan dekan sebelumnya.

“Kalau retak-retak itu urusannya pembangunan, itu zamannya Prof. Amir (Dekan FKIP sebelumnya) yang membangun, bukan saya. Saya hanya menggunakan saja, dan itu sudah saya cek. Kalau ada retak, pasti diperbaiki oleh orang yang membangun, yaitu kontraktornya,” jelas Susilo saat diwawancarai, Rabu (12/2) lalu.

Dalam pernyataannya, dia juga menegaskan, berdasarkan pemeriksaan ahli sipil tidak ada masalah serius dalam konstruksi bangunan.  Dirinya turut menambahkan, fenomena retakan ini umum terjadi pada bangunan yang baru berdiri, terutama di wilayah dengan kondisi tanah tertentu. 

“Kalau bangunan pertama kali dibangun, dia akan menyesuaikan kenyamanannya, sehingga akan retak. Tetapi nanti akan berhenti pada sentimeter tertentu,” ujarnya. 

Sebagai langkah awal, pihak fakultas telah melaporkan kondisi tersebut ke pihak rektorat, yang memiliki wewenang dalam menangani perbaikan gedung. 

“Dekanat sudah melaporkan ke rektorat, dan rektorat nanti yang memperbaiki,” tegasnya. 

Ketika ditanya mengenai kemungkinan penyebab utama keretakan, Susilo menolak untuk memberikan analisis lebih jauh. Dengan alasan bahwa itu merupakan ranah ilmu teknik sipil. 

“Kita bukan jurusan sipil, jadi bukan kapasitas kita untuk mengomentari itu. Yang berhak komentar adalah orang teknik sipil,” katanya. 

Selain masalah keretakan, dirinya juga mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan fasilitas fakultas. Ia menyebutkan bahwa pengajuan anggaran sebesar 40 miliar rupiah telah diajukan ke pemerintah provinsi untuk pengadaan mebeler baru bagi kelas dan ruang dosen. 

“Kalau itu disahkan dan tidak dikurangi, semua kursi di kelas ini akan diganti baru, termasuk kursi dosen. Kami berharap ke depan FKIP bisa menjadi lebih baik,” tutupnya. 

Sementara itu, terkait masalah banjir yang sempat terjadi di lingkungan fakultas, pihak FKIP telah berkoordinasi dengan pemerintah kota. Ditemukan bahwa air berasal dari perumahan di atas gedung fakultas sebagai penyebab terjadinya banjir. 

“Saya sudah kontak pak Wali Kota, dan tim dari pemerintah sudah turun. Mereka sekarang sedang memikirkan solusi untuk mengatasi banjir ini,” tambahnya. 

Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, pihak FKIP berharap perbaikan fasilitas dan infrastruktur dapat segera terwujud demi kenyamanan mahasiswa dan tenaga pengajar. (ela/ale/man/myy)