Sumber: Dok. Sketsa Unmul
SKETSA – Di antara empat belas fakultas di Unmul, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menjadi satu-satunya fakultas yang absen di PKKMB universitas, Prasasti Mulawarman. Barisan mahasiswa baru (maba) FISIP tak nampak ikut memadati GOR 27 September selama dua hari terakhir. Berdasarkan penuturan Dandi Anggoro Aji Presiden BEM FISIP, FISIP tidak turut serta dalam PKKMB karena adanya persoalan internal.
Dandi mengatakan FISIP tidak menurunkan mahasiswa baru dalam Prasasti Mulawarman lantaran pihak birokrat fakultas tidak memberikan izin. Ia membeberkan, beberapa tuntutan yang akan dibawa mahasiswa FISIP dalam PKKMB terdengar hingga ke birokrat fakultas. Hal ini kemudian ditanggapi serius dengan diadakannya pertemuan urgensi, yang mengundang seluruh lembaga dan panitia PKKMB fakultas, serta jajaran birokrat FISIP.
Dalam pertemuan tersebut, Dandi mengatakan bahwa mahasiswa tidak diberikan ruang untuk berdiskusi, menyanggah, atau klarifikasi. Birokrat langsung mengambil keputusan setelah rapat internal prodi dan di situ disampaikan bahwa FISIP tidak diizinkan untuk ikut Prasasti.
Tuntutan yang akan dibawa dikatakan Dandi masih sama dengan tuntutan sebelumnya yang sering digaungkan. Di antaranya tolak komersialisasi pendidikan dan tolak UKT mahal. Ditambah dengan isu-isu baru seperti tindak lanjut kasus-kasus pelecehan seksual di kampus dan tangkap seluruh pelaku kekerasan seksual.
“Mungkin poin yang baru membuat birokrat sedikit rancu. Alasan utama mereka sih ‘daripada nanti kalian dateng ngerecokin acara Prasasti, lebih baik enggak usah datang sama sekali,’” papar Dandi.
Menilai adanya pengambilan keputusan tanpa diskusi terlebih dahulu, beberapa mahasiswa FISIP menyebut birokrat tidak ingin membangun ruang diskusi. Hal ini kemudian menjadi salah satu tuntutan mereka, yakni birokrasi anti diskusi. Dandi menyatakan sebenarnya pihaknya dapat menjelaskan kenapa tuntutan-tuntutan itu hadir, namun dalam pertemuan tersebut tidak digubris hingga kemudian melahirkan keputusan sepihak.
Meski maba FISIP tidak hadir dalam ajang PKKMB universitas, mahasiswa FISIP menghadirkan beberapa spanduk di sekitar GOR 27 September yang bertuliskan tuntutan mereka. Dandi juga mengatakan tak sedikit maba FISIP yang kecewa karena tidak dapat mengikuti PKKMB.
Postingan “PKKMB Gagal”
Kamis (15/8) lalu, di hari pertama pelaksanaan PKKMB, beberapa warganet memposting foto dengan twibbon yang bertuliskan “I am not ready for Prasasti Mulawarman 2019” dan “GAGAL!!!” di bawahnya. Postingan tersebut turut disertai tagar PKKMB Unmul 2019 gagal, Prasasti Mulawarman III gagal, dan BEM KM Unmul anti kritik. Selain itu, ada juga selebaran yang diposting di akun Instagram dan secara fisik dibagikan di akhir acara PKKMB di hari pertama.
Bagian atas selebaran tersebut tertulis “Birokrasi FISIP paranoid akan kritikan mahasiswa FISIP. BEM KM Unmul menutup ruang demokrasi mahasiswa fakultas. Prasasti adalah bentuk pembodohan mahasiswa baru”. Dalam selebaran itu, disebutkan BEM KM Unmul menutup ruang demokrasi yang menjadi penyebab FISIP tiap tahunnya memilih walk out di tengah pelaksanaan acara. Dua tahun lalu, FISIP juga absen PKKMB, yang dalam selebaran itu dituliskan karena birokrat fakultas takut dengan kritikan mahasiswa yang akan disampaikan dalam PKKMB universitas.
Dikonfirmasi, Dandi mengatakan bahwa PKKMB gagal memiliki dua makna. Pertama, yang dimaksud gagal ialah FISIP gagal untuk dapat mengikuti PKKMB, dan ini menjadi kritikan untuk birokrat fakultas. Kedua, ialah gagal untuk BEM KM dalam Prasasti Mulawarman.
"Bukan di hari H-nya, tapi pra-PKKMB. Mulai dari pengonsepan, konsolidasi dengan BEM fakultas itu tidak ada, tahu-tahu sudah ada konsep. Meski Prasasti ini bukan program kerja BEM KM, cuma kan BEM KM itu mengoordinir lah, kalau tidak dikoordinasikan ya wajar dong kalau kami khawatir. Kita mengecap bahwa tahun ini itu tidak demokratis, mendekati gagal,” terangnya.
“Kalau selebaran itu menceritakan FISIP beberapa tahun terakhir dengan Prasasti, hubungan FISIP dengan birokrasi terhadap Prasasti. Tidak ada maksud untuk menyerang secara subjektif. Di bagian akhirnya kita coba mengingatkan kepada maba, ayolah kalau kalian maba dan kalian sadar kondisi kampus, ya rubah kampusmu,” tambahnya.
Sejauh ini, Sketsa tengah mengonfirmasi ke berbagai pihak terkait lainnya. (adl/rpi/vny/len)