FIB Rayakan Dies Natalis Fakultas, Petugas Kebersihan Unmul Hub Temukan Botol Miras

FIB Rayakan Dies Natalis Fakultas, Petugas Kebersihan Unmul Hub Temukan Botol Miras

Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA - Pasca dies natalis FIB Sabtu (20/11) lalu, kegiatan bertajuk Malam Budaya yang dilaksanakan di gedung Unmul Hub itu mendapat kabar miring. Lantaran ditemukan beberapa botol minuman keras (miras) di tempat kejadian.

Untuk memperjelas kabar tersebut, awak Sketsa menemui beberapa pihak dan melakukan konfirmasi. Ditemui pada Rabu (24/11) lalu, di gedung Unmul Hub, Yudin yang merupakan petugas kebersihan membenarkan penemuan beberapa botol miras itu. 

Meski di tanggal pelaksanaan Malam Budaya tersebut dirinya dan petugas kebersihan yang lain tidak sedang dalam melaksanakan tugas, namun ia menceritakan bahwa saat Senin pagi (22/11), Yudin menemukan botol-botol miras itu.

“Jadi itukan acaranya malam Minggu, otomatis kami CS (Cleaning Service) itu libur. Jadi enggak ada yang dampingi kegiatan malam. Pada saat Senin pagi itu saya turun, pas sampai di depan itukan ada sampah berserakan di depan situ, jadi saya inisiatif ngumpulin. Pas kami kumpulin (bersih-bersih) ada botol minuman (keras),” terangnya. 

Menurut pengakuannya, botol miras yang ditemuinya itu berjenis anggur dan beer. Namun, Yudin enggan berspekulasi bahwa ini tersisa dari kegiatan Malam Budaya. Dirinya melakukan laporan dengan mengirimkan foto barang bukti dan bermaksud mengonfirmasi ke pengawas.

“Saya tidak menuduh bahwasannya ini dari anak Ilmu Budaya pelakunya. Intinya kami hanya sekadar foto terus saya kirimkan ke pengawas kami, nah, sejak saat itu saya tidak tau (kelanjutannya),” jelas Yudin.


Ia juga tidak bisa memastikan siapa dalang di balik kosongnya botol miras tersebut, pasalnya tidak ada kamera pengawas yang dipasang di luar gedung, tempat botol tersebut ditemukan. Pada saat penemuan botol-botol itu, ia dan cleaning service lainnya meminta pihak FIB untuk mengembalikan barang-barang yang belum dikembalikan ke tempatnya. Yudin menerangkan jika saat itu terdapat konfirmasi dari pihak FIB, terkait masalah sampah yang ada, hanya sebagian milik mereka.

“Kayak dus yang di depan, mereka klarifikasi bahwa bukan dari mereka. Nah, hanya kalo ada memang sampah kresek dua warna kuning (itu) dari mereka memang. Sama ada kayu dua, sama minuman itu, mereka bilang bukan punya mereka.”

Sketsa juga menghubungi Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FIB Unmul, Satyawati Surya. Ia belum dapat memastikan bahwa mahasiswanya lah yang melakukan hal tersebut. Meski begitu, Satyawati juga tak menyangkal. Pasalnya, botol-botol itu ditemukan usai Malam Budaya, ia menilai bahwa keterlibatan mahasiswa FIB bisa saja terjadi.

“Saya tidak bisa membenarkan bahwa mahasiswa FIB yang minum-minum di sana karena memang suspect-nya dan buktinya belum kuat menunjukkan siapa. Ditambah lagi, akses Unmul bebas dilewati siapa saja kan, ada orang jogging dan sebagainya,” sambungnya saat dihubungi Sketsa, Senin (29/11).

Ditemukannya beberapa botol miras pasca kegiatan dies natalis FIB, membuatnya bergegas memanggil panitia Malam Budaya untuk meminta keterangan. Sayangnya, pihak panitia mengaku tidak tahu dalang di balik perbuatan tersebut.

Untuk mengambil langkah tegas dan mencegah berulangnya kejadian seperti ini, Satyawati bakal mengeluarkan sanksi akademik dan sanksi sosial ketika pihaknya mendapatkan bukti keterlibatan mahasiswa FIB.

“Saya siap mengeluarkan sanksi akademik dan sanksi sosial, tapi suspect-nya ini tidak ketemu siapa yang minum-minum, sehingga saya enggak bisa menyimpulkan bahwa ini miras yang minum anak FIB,” sergahnya.

“Dan lagi, panitia juga menjual tiket itu ke masyarakat umum jadi masih bisa ada kemungkinan bahwa yang minum-minum itu orang luar dan bukan mahasiswa FIB.”

Klarifikasi Panitia Malam Budaya

Menurut pengakuan Ketua Panitia Malam Budaya, Pradika Danang, saat dihubungi awak Sketsa pada Selasa (30/11), ia mengetahui desas-desus ditemukannya botol miras usai pelaksanaan Malam Budaya. Dari pemaparannya, ada oknum mahasiswa yang melakukan tindakan tidak senonoh itu pada dini hari.

“Jadi memang benar di hari Minggu, tepatnya setelah agenda Dies Natalis FIB Malam Budaya 2021 itu memang ada oknum mahasiswa yang minum di jam 03.00 subuh kalau tidak salah. Nah, seperti itu,” paparnya dihubungi melalui WhatsApp.

Pradika juga menjelaskan asal informasi ini dia dapatkan. Awalnya ia tidak mengetahui bahwa ada mahasiswa yang sedang menenggak minuman terlarang itu. Namun, pada Senin (22/11) pihaknya baru mengetahui hal tersebut saat proses pengembalian barang yang dipinjam.


“Kami taunya di Senin pagi. Kalo enggak salah itu ada cleaning service-nya yang melaporkan dari pihak sana, ini awalnya yang dipermasalahkan itu sampah, tapi ternyata ketika mereka lagi bersih-bersih nah  ada temuan nih, ada dua botol minuman keras. Akhirnya waktu itu saya selaku ketua panitia dihubungin dan diminta untuk menghadap ke sana, seperti itu,” rentetnya.

Ditanya mengenai saksi mata yang melihat langsung kejadian minum-minum tersebut, Pradika mengaku terdapat saksi lantaran di waktu kejadian ada rekan panitia dari divisi keamanan yang masih berada di lokasi. 

“Waktu itu mereka kalau tidak salah yang keamanan ini ternyata nemu pas bersih-bersih subuhnya jadi nemu ini botol-botol kemudian dia yang membersihkan sampah-sampah itu dan kemudian ditaruh di plastik dan memang waktu itu plastiknya punya panitia juga,” ujarnya.

Sayangnya, hingga kini Pradika belum dapat memastikan siapa oknum di balik kejadian ini. Pasalnya ia belum mendapat informasi lebih lanjut, apakah ada keterlibatan panita atau tidak. Namun, berbeda dengan pengakuan Satyawati, Pradika tegas mengatakan jika ada 6 orang mahasiswa yang memang ditemukan minum pada waktu itu dan sudah menghadap ke Kaprodi.

Dari informasi yang didapatnya, pelaku dari kejadian ini merupakan orang-orang dari FIB. Tak hanya itu, ia juga mengungkap satu oknum tersebut mengajak pelaku lainnnya untuk pesta miras. Bahkan hingga kini pelaku yang menengarai kejadian ini masih dalam proses pencarian oleh pihak fakultas, lantaran tak kunjung datang dalam proses pemanggilan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Pradika telah menemui pihak Unmul Hub untuk melakukan klarifikasi. 

“Saya selaku ketua panitia memang datang ya ke Unmul Hub, mencoba klarifikasi juga dengan cleaning service yang ada di sana dan juga staf-staf yang ada di sana, kebetulan saya juga coba klarifikasikan bahwa ini sampah bukan punya kami. Karena memang sampah yang berserakan itu dan sampah yang punya panitia itu memang ada di situ, cuma beda jenis gitulah istilahnya. Jadi memang, itu pure bukan punya panitia,” 

Terkait temuan botol miras ini,  Pradika telah meminta maaf kepada pihak Unmul Hub. Pihaknya juga telah menjelaskan kepada civitas academica FIB, termasuk Wakil Dekan. 

“Kami adakan pertemuan, lalu juga dengan dosen kami yang punya wewenang di Unmul Hub juga sudah kami adakan audiensi juga kemarin diskusi hari senin itu juga. Soalnya, di hari senin kemarin itu kami coba untuk meluruskan dulu informasi yang miskomunikasi yang ada di sekitaran FIB untuk kemudian nanti kami tindaklanjuti lagi,” jawabnya.

Ia juga belum mengetahui secara pasti apakah keenam pelaku ini merupakan panitia Malam Budaya atau bukan. Untuk melihat apakah kejadian ini terjadi akibat kelalaian pihak keamanan panita, Sketsa hendak menghubungi Sayuti, Koordinator Keamanan Malam Budaya, Kamis (2/12). Alih-alih mendapat jawaban untuk memperjelas situasi yang ada, dirinya enggan berkomentar banyak.

“Saya kurang tahu perihal tersebut, karena saat ini saya tidak terlalu mengikuti informasi isu kampus,” rutuknya.

Padahal, selang proses wawancara awak Sketsa dan dirinya, Sayuti menuturkan bahwa ia sempat ditanya pula oleh mahasiswa FIB terkait hal ini. Ia mengaku tak terganggu dengan kabar miring yang masih menjadi tanggung jawabnya ini.

“Saya sebenarnya enggak terlalu risih dengan info itu, karena memang saat ini di FIB sendiri enggak ada pembahasan terkait yang dimaksudkan. Bahkan, saat ini panitia Malam Budaya grupnya tidak ada membahas apapun selain share info lomba dan survei-survei penelitian,” akunya.

Ia juga menerangkan jika di divisi yang ia koordinir itu terdapat tiga orang anggota perempuan, dan tiga lelaki yang pulang lebih awal, sehingga pada saat kejadian pihaknya tidak berada di tempat. 

“Untuk anggota keamanan Malam Budaya, divisi keamanan 3 cewek ngekos semua. Saya suruh pulang cepat selesai acara, 3 anggota keamanan lainnya cowok rumah di Samarinda otomatis ditunggui orang rumah,” tuturnya.

“Hanya itu anggota acara sisa saya. Kalau saya yang ada di tempat berarti saya tahu, kalau saya tidak tahu logikanya berarti saya tidak ada di tempat,” pungkasnya. (bay/fzn/kus/rst)