SKETSA – 15 Agustus lalu, FKM menggelar pesta demokrasi. Acara penyampaian visi misi dua calon dekan, tak disangka Randi, Ketua BEM FKM, bakal dirangkaikan langsung dengan prosesi pelantikan dekan terpilih.
Randi yang kala itu tampil sebagai salah satu penanya, melihat penyampaian masing-masing calon cukup interaktif dan berani. Disampaikannya dalam forum, BEM FKM menitikberatkan kontrak politik untuk kemudian menjadi pertimbangan sekaligus tantangan dekan baru membawa FKM ke depan.
Meski tak memiliki hak suara, Randi berupaya mengajak mahasiswa FKM untuk sadar akan perpolitikan kampus dan masa depan FKM. Sebab itu, Randi memandang perlu adanya gerak pembaharuan. Selama dua bulan terakhir, pihaknya menjaring angket yang kemudian berhasil membuat seremonial penyampaian visi misi calon dekan dilaksanakan dalam wujud forum terbuka.
Cukup berbangga, kata Randi, acara yang digelar di Auditorium itu dihadiri oleh sejumlah kalangan. Tak hanya Senat, bahkan para dosen, staf, organisasi mahasiswa, alumni, hingga perwakilan masing-masing kelas turut ambil bagian. “Suasananya cukup kekeluargaan. Kami seperti berdiskusi biasa saja dari target 50 orang ternyata yang hadir lebih daripada itu,” ucap Randi.
Dalam wawancara bersama Sketsa hari ini (17/08), Randi menuturkan, dia bersama BEM FKM dan segenap organisasi kemahasiswaan FKM, menginginkan forum yang memuat kejelasan langkah antara pemimpin dengan yang dipimpin. Tidak sekonyong-konyong muncul nama dekan baru.
Bagi mahasiswa angkatan 2012 itu, masing-masing calon punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Risva Rachmadi, dekan terpilih, disebutnya sebagai sosok yang memiliki gagasan matang dengan sejumlah pertimbangan. Sementara calon lainnya, memiliki kedekatan cukup baik terhadap semua kalangan civitas FKM.
Meski begitu, Randi mengaku kerap gontok-gontokan dengan Risva. “Sebenarnya kami dengan Bu Risva sering gontok-gontokan karena sebelumnya beliau adalah Wakil Dekan 1, orang yang menangani urusan akademik dan kemahasiswaan. Bu Risva juga waktu itu sulit mengatur waktu. Akibatnya, sering absen dalam agenda bersama kami,” ujarnya.
Terpilihnya Risva, tentu memunculkan banyak harapan bagi para mahasiswa FKM. Randi berharap, Risva memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi wakil dekan. Risva perlu mengombinasikan warga FKM yang kini sedang di luar maupun di dalam kampus ungu tersebut.
Program kerja yang ditawarkan Risva saat pemilihan pun jadi catatan bagi BEM FKM. Program kerja itu ialah jaringan kerja sama. “FKM sampai sekarang di hadapkan dengan masalah dana kampus yang sangat kecil. Bahkan, paling kecil di Unmul. Bu Risva ingin memperbaiki itu dengan jalan bekerja sama dengan daerah. Kami akan kawal itu. Kami berharap, semoga tidak seperti FEB,” pungkasnya. (aml/e2)