SKETSA – Saat kondisi Aula Serbaguna Rektorat sudah mulai kondusif, tampak Presiden BEM KM Unmul, Norman Iswahyudi. Ia terlambat karena menghadiri satu acara di Fakultas Kehutanan, sesampainya itu ia terlihat melakukan diskusi di pintu masuk gedung serbaguna dengan beberapa anggota DPM KM Unmul.
Saat ditemui awak Sketsa, Norman masih nampak kebingungan dan mengaku bahwa belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya ketika masih di lantai dasar Rektorat, ia sudah diberi kabar oleh sekuriti bahwa telah terjadi keributan yang asalnya dari ruang aula serbaguna.
"Saya belum tahu benar," kata Norman.
Reporter Sketsa akhirnya mencoba menjelaskan kronologi batalnya acara Debat Kandidat Pemira 2018 kepada Norman. Setelah paham duduk perkara, Norman mulai berkomentar. Menurutnya apa yang terjadi harus sesuai dengan peraturan yang ada di dalam Ketetapan AD/ART, ketetapan Pemira dan tata tertib yang dibuat oleh KPPR juga harus dijadikan landasan.
(Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/debat-kandidat-batal-aula-serbaguna-ricuh/baca)
"Kalau kita mau berlaku di luar dari aturan yang ada, ya apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak intelektual gitu, kita di sini kuliah, kita di sini belajar aturan," tambahnya.
Menurut Norman, aturan yang ada saat ini mestinya bisa dijadikan sebagai landasan. Jika agenda hari ini terpaksa harus ditunda karena ada intervensi dari beberapa oknum, Norman berharap DPM KM Unmul harus bersikap tegas.
"Harusnya DPM (KM Unmul) bisa tegas dengan menegakkan aturan yang telah dibuat," tegas Norman.
Norman membagi hasil diskusinya dengan anggota DPM KM Unmul yang ditemuinya di muka aula serbaguna tadi. Melalui penuturan dari anggota DPM KM Unmul, termaktub dalam aturan bahwa Debat Kandidat tidak bisa diintervensi.
"Ya, bijaknya, harusnya teman-teman yang sudah mengikuti mekanisme dari Pemira ini harus bisa mengikuti aturan ini juga," tambah Norman.
Norman mengaku ia tidak bisa berbuat banyak atas dibatalkannya acara Debat Kandidat hari ini. Ia menyebut dirinya tidak memiliki wewenang untuk mengintervensi. Norman mengungkapkan dirinya hanya sebatas undangan dan menyerahkan sepenuhnya perkara ini kepada DPM KM Unmul.
"Saya enggak bisa intervensi, karena saya bukan orang legislatif dan di sini saya juga mengharapkan regenerasi saya yang lebih baik dong tentunya dengan mekanisme yang juga sehat," terangnya.
Meskipun pelaksanaan Pemira 2018 sudah pincang, Norman berharap jadwal yang tersisa dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (wil/wal)