SKETSA - Tahun ini, rangkaian SNMPTN sudah digelar sejak 13 Januari hingga 8 Mei mendatang. Sedangkan SBMPTN, pada 5 April hingga 3 Juli.
Jadwal SNMPTN 2018:
•13 Januari 2018-10 Februari 2018: Pengisian dan verifikasi PDSS
•21 Februari 2018-6 Maret 2018: Pendaftaran
•17 April 2018: Pengumuman hasil seleksi
•8 Mei 2018: Pendaftaran ulang di PTN masing-masing
Jadwal SBMPTN 2018:
•5 April 2018-27 April 2018: Pendaftaran online
•8 Mei 2018: Pelaksanaan tes
•9-11 Mei 2018: Ujian keterampilan
•3 Juli 2018: Pengumuman hasil seleksi.
Rumintang Marsella Pangaribuan, atau yang akrab disapa Sella, mengaku tengah disibukkan dengan kegiatan jelang ujian nasional yang disiapkan sekolahnya, salah satunya Program Intensif Belajar (PIB) di sela-sela waktu belajar.
Siswi kelas XII SMA 2 Sangatta Utara itu pun kini tengah jalani simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), yang telah masuk simulasi tahap tiga. Sella mengungkapkan, dia tidak punya persiapan khusus untuk ujian selain yang disediakan sekolah, selain belajar mandiri di rumah dan dari laman Quipper.
Setelah lulus, Sella lebih memilih masuk Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK). Pilihannya jatuh kepada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dengan memilih jurusan Akuntansi.
"Tertarik masuk STAN sejak naik kelas XII. Karena kebetulan pernah ada sosialisasi gitu tentang berbagai macam PTN/PTS/PTK. Apalagi soal jurusan Akuntansi, karena suka banget sama Akuntansi," katanya.
Tak jauh berbeda dengan Sella, Gevian Ichsandrie Arif, siswa kelas XII SMA Negeri 11 Bandung rupanya juga tengah sibuk menjalani serangkaian Try Out dan simulasi jelang pelaksanaan UNBK.
Namun, Gevian juga memilih ikut les di luar jam pelajaran yang tidak jauh dari sekolahnya sekaligus mempersiapkan diri untuk SBMPTN. Selain itu, Gevian juga belajar dari buku-buku yang membahas soal ujian seperti Seri Pendalaman Materi (SPM).
Soal pilihan saat lulus, Gevian mengaku memilih masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan yang jadi incarannya adalah Universitas Padjajaran (Unpad). Dia memilih jurusan Sastra Inggris.
"Soalnya katanya sih lulusan Unpad sudah terjamin buat kerjanya dan suka ada beasiswa juga di tengah semester. Karena emang skill aku di Inggris," ungkap Gevian kepada Sketsa melalui pesan LINE.
Namun, Gevian juga punya pilihan cadangan ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang masuk dalam daftar pilihan ketiga. "Pilihan ketiga swasta Univeristas Katolik Parahyangan (Unpar)," tutupnya.
Kendati minat lulusan SMA untuk masuk berbagai PTN di Indonesia tinggi, bukan berarti PTS sepi peminat. Justru, saat ini semakin banyak bermunculan PTS dengan standar kualitas dan akreditasi yang tidak kalah saing dengan PTN.
Dikutip dari Tirto.id, beberapa PTS yang telah mengantongi reputasi sangat baik dengan akreditasi A. Misalnya Universitas Mercubuana Jakarta, Universitas Kristen Petra, Universitas Gunadarma Jakarta, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Atmajaya Jakarta dan lainnya.
Kemudian, berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT), jumlah PTS yang terakreditasi A mencapai 27 universitas. Sedangkan, akreditasi B sebanyak 397 universitas, dan akreditasi C sebanyak 715 universitas.
Tercatat ada PTS yang mengantongi akreditasi A dan juga bersertifikasi internasional di antaranya seperti Binus University, yakni untuk program studi manajemen (SI, S2, S3), teknik industri S1, sistem komputer S1, dan teknik sipil S1.
Ardiyansyah, pengamat pendidikan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, kepada Tirto.id mengatakan, PTS kini sudah semakin mampu bersaing dengan PTN, sehingga dapat membuat calon mahasiswa tertarik untuk mendaftar ke PTS.
Faktor-faktor dari PTS soal waktu belajar yang lebih fleksibel atau sesuai dengan kebutuhan calon mahasiswa jadi keunggulan PTS. Sehingga mahasiswa yang bisa kuliah sambil bekerja. Fasilitas kampus yang semakin lengkap juga jadi daya tarik PTS. Legalitas atau akreditasi kampus swasta yang sudah hampir sama dengan PTN, sehingga memenuhi syarat yang diminati calon mahasiswa. Bahkan, biaya kuliah di beberapa PTS juga kini relatif lebih terjangkau.
“Bahkan ada PTS yang berani membuka cicilan bagi calon mahasiswa yang berpenghasilan rendah. Bisa dikatakan PTS menjadi diminati karena lebih merakyat, baik dari sisi waktu maupun biaya,” tutur Ardiyansyah. (aml/wil/adl)