Berita Kampus

Program Praktisi Mengajar, Mahasiswa: Kendala Jaringan jadi Hambatan Terbesar

Pengalaman mahasiswa yang mengikuti praktisi mengajar

Sumber Gambar: Website Kemdikbud.go.id

SKETSA  Program Praktisi Mengajar menjadi salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) sejak 2021 lalu. 

Melansir dari laman resmi Kemdikbud, program tersebut bertujuan memberi kesempatan kepada perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan industri dan tenaga ahli, dalam mempersiapkan lulusan yang lebih berkompeten di dunia kerja. 

Unmul yang menjadi salah satu fasilitator pada pelaksanaan angkatan ke-4 tahun 2024, berhasil meraih juara tiga nasional program Praktisi Mengajar terbanyak hingga mampu mengisi 190 kelas praktisi. Pengisi kelasnya berasal dari dalam maupun luar pulau yang dilaksanakan secara daring juga luring.

Sketsa mencoba untuk mengulik perjalanan program tersebut melalui kacamata mahasiswa sebagai penerima manfaat dari program tersebut.

Adinda Rahmadhani, dari program studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, salah satu mahasiswa yang mengikuti kelas dari Praktisi Mengajar menyebutkan, kegiatan mengajar yang dilakukan melalui aplikasi Zoom itu dapat memberikan pemahaman ilmu yang akurat dan komprehensif berdasarkan data dari ahlinya.

“Kadang dosen-dosen juga enggak sepenuhnya paham dengan materi, sehingga memang perlu mendatangkan ahlinya langsung, apalagi untuk materi-materi krusial seperti big data ini, beda aja gitu informasi yang disampaikan sama ahlinya dengan dosen pada umumnya,” ungkap mahasiswa yang kerap disapa Dinda itu.

Namun, dalam pelaksanaannya Praktisi Mengajar masih memiliki kendala yang cukup mengganggu kelancaran dalam proses belajar mengajar. Apalagi dosen praktisi yang mengajar biasanya dihadirkan dari luar pulau, sehingga kelas yang memungkinkan hanya dapat diakses melalui daring.

Masalah jaringan juga diakui oleh Dinda dan kawan-kawannya sebagai kendala selama dalam pelaksanaan program tersebut. 

“Lebih ke jaringan dan ketersediaan room Zoom Premium dari prodi yang kadang sering habis kak. Jadi kan link Zoom semua disediakan prodi, seharusnya Zoom Premium, tapi kemarin sempat kehabisan, jadinya tiap 1 jam terpaksa keluar dari room, kemudian masuk lagi, eh keluar lagi,” keluhnya Jumat (5/7) lalu.

Pengalaman mengikuti program ini juga dibagikan oleh seorang mahasiswi Prodi Psikologi Marcha Dirga Culie. Dirinya merasa belajar dengan dosen praktisi lebih baik karena sudah berpengalaman terjun langsung di dunia pekerjaan.

“Lapangan yang saya dapatkan seputar pekerjaan seperti menjadi HR (Human Resource) dan kebetulan di kelas saya juga dikasih tes, semacam melatih kita untuk apabila tiba-tiba mendapatkan tugas di dunia pekerjaan yang dadakan dikasih kita udah punya bayangan gitu,” beber Marcha melalui pesan WhatsApp, Minggu (7/7) lalu.

Dirinya juga menyebutkan kelas Praktisi Mengajar ini memberikan manfaat yang berguna bagi peningkatan kemampuan dalam dirinya.

“Saya dapat memperoleh pengalaman belajar yang riil dan relevan dalam dunia industri, serta meningkatkan keterampilan dan kompetensi saya,” sambungnya.

Senada dengan Dinda, kendala yang dialami oleh Marcha juga terkait dengan masalah jaringan yang mengganggu kelancaran perkuliahan.

“Kendala atau kesulitan biasa karena waktu dan jaringan, soalnya saya belajar secara daring jadi kita susah kadang akses jaringan kita suka bermasalah WiFi dan kadang suka ada daerah jaringan tiba tiba hilang,” sebutnya.

Meskipun terdapat kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam mengikuti kelas Praktisi Mengajar, program tersebut mendapat respons yang positif. Dinda sendiri mengaku bahwa dirinya menginginkan program tersebut terus dilaksanakan untuk ke depannya.

Selaras dengan Dinda, Marcha berharap agar selanjutnya, program Praktisi Mengajar ini lebih memperluas jangkauannya agar memberikan manfaat kepada lebih banyak insan.

“Saya berharap program ini dapat menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa/mahasiswi lain untuk mengembangkan kemampuan mengajar mereka sendiri,” pungkasnya. (myy/may/mar)





Kolom Komentar

Share this article