Prodi Tari Resmi Dibuka, FIB Unmul Siap Lestarikan Tiga Pilar Budaya
FIB Unmul luncurkan Prodi Tari, kombinasi seni dan akademik

Sumber Gambar: Luthfi Orfakha/Sketsa
SKETSA – FIB Unmul memulai awal 2025-nya dengan pembukaan pendaftaran Program Studi (Prodi) baru yakni Prodi Tari. Fakultas termuda di Unmul itu kini tengah gencar mempromosikan jurusan strata satu tersebut.
Perencanaan pembukaannya telah dicanangkan sejak dua tahun yang lalu. Kini, proses administrasinya tengah berjalan dengan melibatkan berbagai pihak yang mendukung realisasinya.
Baca juga: FIB Unmul Mantap Buka Dua Prodi Baru, Salah Satunya Akan Jadi Prodi Pertama di Kaltim
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Koordinator Prodi (Kaprodi) Tari Eka Yusriansyah. Dia menyebutkan dalam dua tahun, satu tahun persiapan dilakukan secara intens untuk membuka prodi tersebut.
Eka menjelaskan bahwa pihak kampus telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga budaya terkait, seperti dengan lembaga yang ada di Sungai Bawang, Pampang, serta Dewan Kesenian Budaya, dan Dewan Kesenian Kaltim.
“Kita susun mata kuliahnya, visi, misi dan lain sebagainya semampu kita berdasarkan observasi, survei ke kampus-kampus seni yang ada seni tarinya baru kita undang LSM, instansi, lembaga-lembaga budaya tari untuk menyempurnakan kurikulum kita, khususnya terkait mata kuliah,” ungkap Eka saat diwawancarai, Jumat (7/2) lalu.
Dirinya juga mengungkapkan kurikulum untuk Prodi Tari sendiri telah dibuat dengan melalui tinjauan internal dari fakultas dan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M). Selain itu, reviu juga dilakukan oleh pihak eksternal seperti sanggar komunitas, lembaga, dan instansi yang akan menjadi mitra kerja sama.
Dalam kurikulumnya, Prodi Tari menyediakan mata kuliah (matkul) yang berpatokan pada tiga pilar budaya. Pilar pertama yaitu kebudayaan pedalaman, pilar kedua kebudayaan pesisir, dan yang ketiga kebudayaan kedaton.
“Harapannya sih tari-tari yang berdasarkan pedalaman, pesisir, dan kedaton itu lebih mudah dijangkau oleh banyak masyarakat,” sebut Eka.
Eka juga berharap dengan adanya Prodi yang mendukung bidang budaya bisa menjadi peluang pekerjaan yang dicari ke depannya. Contohnya saja jurnalis seni, dirinya mengaku masih sulit menemukan jurnalis yang bergerak di bidang khusus tersebut.
“Nah harapannya di seni tari ini kan gak cuman dia fokus ke tari, tapi bagaimana estetika seni pada umumnya,” harapnya.
Di hari yang sama, awak Sketsa juga berkesempatan untuk mewawancarai Dekan FIB Unmul M. Bahri Arifin. Prodi Tari sendiri, sebut Bahri, telah terpilih dari hasil survei yang dilakukan FIB ke beberapa lapisan masyarakat.
Dirinya benar mendukung atas pengembangan realisasi dari prodi baru tersebut. Tidak hanya melalui sistemnya, FIB juga menyediakan infrastruktur yang layak untuk pembelajaran dan praktik Tari.
“Di bawah sini kita punya lab tari, di ruangan bawah ini kemudian itu pakaian-pakaiannya apa ornamen-ornamen ada di belakang sana. Jadi ada dan itu tercatat di dalam proposal pengajuan izin itu yang direviu ketika permohonan izin (diajukan),” tutur Bahri saat diwawancarai, Jumat (7/2).
Prodi Tari di Unmul memiliki tujuan untuk mencerdaskan mahasiswa dengan pemahaman yang mendalam tentang filosofi tari. Tidak hanya dalam keterampilan, tetapi juga sebagai ilmu akademik.
Bahri juga menginformasikan Unmul akan mengadakan lomba tari pada 22 Februari mendatang, yang menjadi bagian dari peluncuran prodi baru tersebut. Pemenang lomba ini akan mendapatkan preferensi untuk masuk ke Prodi Tari. (jaz/lla/luv/myy)