Berita Kampus

Polemik Pemeliharaan SC Buat Mahasiswa Resah, Apa Tindakan Tegas Unmul?

Tiga bulan pasca pembersihan, tidak ada pemeliharaan kembali di SC.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Syalma

SKETSA - Lama tak digunakan selama Pandemi Covid-19, Unmul memiliki salah satu bangunan yang menjadi pusat kegiatan mahasiswa, yakni Student Center (SC). Terdiri oleh tiga lantai serta dihuni oleh lebih dari 20 lembaga serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), kondisinya kini semakin memprihatinkan.

Sebelumnya pada Juni silam (baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/jadi-masalah-menahun-student-center-masih-dipenuhi-sampah-dan-rumput-liar/baca), pihak Unmul telah melakukan pembersihan pada kawasan SC di lantai satu dan halaman parkir. Mereka menurunkan regu pemeliharaan yang terdiri atas Cleaning Service dan Satuan Pengamanan Unmul.

Saat itu melalui pemantauan Sketsa, kondisi gedung yang didominasi warna putih tersebut nampak dipenuhi tumpukan sampah yang terbengkalai hingga menimbulkan aroma tidak sedap. Tumbuh pula rumput liar di sekitar kawasan halaman parkir. Lantas, bagaimana nasib SC saat ini?

Tiga bulan pasca pembersihan, tidak ada aktivitas kembali di SC. Sketsa menghubungi pihak kampus guna mengetahui tindak lanjut dari upaya pemeliharaan gedung yang merupakan salah satu infrastruktur kampus.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Encik Akhmad Syaifudin, membenarkan kondisi SC yang kurang terawat. Ia berpendapat, minimnya aktivitas mahasiswa akibat Pandemi Covid-19 turut menjadi salah satu faktor tidak ada upaya pembersihan yang dilakukan oleh mahasiswa. Terutama bagi yang menggunakan bangunan tersebut.

“Pernah dulu, kita melakukan gotong royong. Saya berharap kawan-kawan pengurus UKM dapat meningkatkan kesadaran memelihara sekretariat masing-masing UKM. Saya koordinasi dulu dengan WR 2 guna memastikan langkah apa yang akan dilakukan rektorat,” jelas Encik melalui WhatsApp, Sabtu (11/9).

Meski Samarinda telah melalui penurunan level PPKM, Encik mengaku masih waspada dengan penyebaran virus. Sehingga pelaksanaan pembersihan SC masih ia canangkan serta melihat situasi kondusif. Namun, wacana kerja bakti sudah menjadi prioritas oleh pihaknya.

Tidak hanya Encik, Abdunnur, Wakil Rektor Bidang Umum, Sumber Daya Manusia dan Keuangan turut menanggapi upaya pemeliharaan SC. Sebelumnya, pihaknya menginisiasi program kerja bakti SC pada Juni silam. Diungkapkan oleh dirinya, hingga saat ini belum ada koordinasi lebih lanjut antar dirinya dan Encik mengenai pemeliharaan SC.

“Bagi kemahasiswaan, agar membuat permohonan ke Rektor atau saya. Hal tersebut terkait dengan usulan keterangan pemanfaatan SC serta usulan anggaran pembiayaan yang diperlukan,” papar Abdunnur kepada Sketsa, Jumat (10/9).

Mahasiswa Akui Resah dengan Kondisi SC Sejak Lama

Tanggapan berdatangan dari mahasiswa yang menggunakan fasilitas kampus tersebut. Salah satunya Rani Mirnawati, Wakil Ketua UKM Marching Band. Dirinya mengaku hingga saat ini belum ada audiensi yang dilakukan pihak BEM KM maupun birokrat terkait pemeliharaan dan pengelolaan SC. Ia berharap pihak kampus tidak menutup mata. Serta segera usut perbaikan terutama pada penerangan SC yang masih minim.

“Kami (Marching Band) selalu latihan sore sampai malam dan membawa alat ke gedung SC. Untuk kamar mandi di SC juga menjadi kendala bagi kami. Jadi apabila kami ingin buang air kecil, harus ke luar dulu,” keluh Rani, Minggu (12/9).

Mahasiswa Statisika 2018 tersebut berharap, polemik SC dapat menjadi prioritas yang diselesaikan Unmul.

Senada dengan Rani, Siti Rahma, Ketua UKM Yupa, turut merasakan hal yang sama. Masalah sanitasi menjadi pekerjaan rumah yang belum mendapatkan titik terang. Pihaknya mengaku jika sebelumya telah menerima dengar pendapat oleh DPM KM.

Wacana pembersihan SC yang menjadi bahasan pada pertemuan tersebut akan segera direalisasikan oleh BEM KM. Sebagai mahasiswa yang menggunakan fasilitas bangunan tersebut, ia melihat adanya kerusakan pada beberapa pintu sekretariat. Bahkan di antaranya telah mengalami pembobolan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

“Kebersihan, apalagi di lantai 3 itu betul-betul tidak terawat. Di Gedung SC juga suka mati air. Kalau kita dituntut untuk bersihkan gedung SC, gimana caranya kita bisa bersih-bersih kalau air mati?” imbuh mahasiswa Pendidikan Kimia 2018 ini, Minggu (12/9).

Rahma mengaku, Yupa telah melaporkan kondisi SC kepada Rektorat. Namun, bukan solusi yang ia peroleh. Hingga saat ini, pihaknya mengaku tidak mendapat tanggapan oleh kampus.

“Kami dilempar ke WR 2, setelah kami lapor ke WR 2 kami belum ada balasan juga. Tapi setahu saya, air di WC itu sempat ngalir tapi habis itu tidak pernah mengalir lagi. Gedung SC ini menjadi wajahnya kampus bagi mahasiswa. Kalau kedatangan tamu dari universitas luar, kami tidak enak apabila fasilitas gedung SC kurang terawat,” tegas Rahma.

Menilik Tanggapan BEM KM

Adanya upaya pembersihan SC, Sketsa turut menghubungi Menteri Lingkungan Hidup Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unmul 2021, Fatur Rahman Subianto. Pihaknya menjelaskan bahwa program BEM KM terkait Bersih SC tengah dalam proses koordinasi dan memantau kondisi.

“Terkait Bersih SC, akan segera dikoordinasi dan di-follow up lagi untuk tindak lanjutnya, melihat kondisi kebijakan kampus dan juga penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang terbaru,” jelas Fatur, Rabu (15/9).

Fatur juga mengungkap, pihaknya telah memberikan data permasalahan SC ke pihak birokrat. Tetapi belum ada respons yang diberikan. Pihaknya juga berjanji untuk mengupayakan permasalahan kebersihan SC ini dapat diselesaikan.

Ketika ditanya mengenai upaya sosialisasi dan pengumpulan aspirasi mahasiswa terkait permasalahan SC, Fatur mengatakan bahwa BEM KM telah membentuk forum diskusi untuk menghimpun aspirasi.

“Sebelumnya, BEM KM sudah sempat membuat forum dan menghimpun apa saja permasalahan di SC. Jikalau ke depannya membutuhkan data, kami akan coba himpun kembali,” terangnya.

Apakah pihak BEM KM sudah melaporkan hal ini kepada pihak birokrat, terutama dalam aspek keamanan, kebersihan, dan kelengkapan fasilitas? Fatur sendiri menjawab bahwa BEM KM sudah melaporkan hal tersebut.

Rupanya, pihak mereka mendapatkan beberapa laporan terkait keluhan dari lembaga dan UKM di wilayah SC. Baik soal kebersihan maupun kehilangan barang yang kerap terjadi. Sayangnya, pihak BEM KM tidak mendata barang-barang yang raib. Nantinya, BEM KM akan mencoba melakukan upaya untuk mengetahui kondisi barang yang raib itu.

Mereka juga mengupayakan untuk selalu melakukan koordinasi kepada pihak terkait agar permasalahan perawatan SC ini dapat terselesaikan. Mengingat kondisi pandemi dan semua aktivitas dilakukan daring, pihaknya sedikit terhambat dalam mengawal kasus ini.

Ia juga berharap agar lembaga dan UKM yang ada di SC dapat membantu jika ada keperluan data yang dibutuhkan. “Kondisi online ini yang membuat sulit bertemu dengan pihak terkait yaitu rektorat (untuk membahas) mengenai kasus SC Ini. Sehingga memperlambat dalam pengawalan SC. Tetapi, ke depannya kami upayakan untuk mengawal kondisi SC ini,” pungkas Fatur. (fzn/ina/nkh/syl/rst)



Kolom Komentar

Share this article