Berita Kampus

Pemira BEM FMIPA, Ketua KPPR: Kita Melawan Kotak Kosong

Pemira Presiden BEM FMIPA Unmul. (Sumber foto: Siti Istaqul)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sketsa - Setelah melalui proses panjang, akhirnya (11/12) lalu, FMIPA melakukan kegiatan pemilihan Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM FMIPA. Ditemui Sketsa (14/12) lalu, Achmad Reyhan Fadhil selaku ketua KPPR menjelaskan ada perbedaan mencolok antara pemilihan tahun ini dengan tahun lalu.

"Tahun ini ada perbedaan, melawan kotak kosong," ujarnya. 

Dijelaskan lebih lanjut, maksud dari kotak kosong adalah dua bakal paslon yang mendaftar namun, yang lolos verifikasi berkas hanya ada satu paslon. 

Penyebab salah satu pasangan bakal calon Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM FMIPA ini gagal dikatakan Reyhan karena tidak memenuhi persyaratan pencalonan yaitu, IPK dari paslon kedua ini tidak mencapai dari syarat yang sudah ditetapkan. 

Adapun sebelum dilakukan kegiatan pemira terlebih dahulu KPPR mengadakan kegiatan penyampaian visi dan misi dari Capres dan Cawapres BEM FMIPA. Penyampaian visi dan misi ini dilakukan pada Rabu (5/12) dan dihadiri oleh, Wakil Dekan I Sri Wahyunigsih, Presiden BEM FMIPA 2018, Ketua DPM, ketua-ketua HMJ FMIPA serta delegasi dari tiap UKM.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemilihan pada Selasa (11/12) lalu. Reyhan mengatakan walaupun hanya satu pasangan calon namun, pemilihan Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM FMIPA tetap dilakukan selayaknya ada dua pasangan calon. 

Surat suara yang disediakan oleh KPPR sebanyak 390, untuk jumlah surat suara yang digunakan sebanyak 255. Jumlah surat suara sah sebanyak 253 dan jumlah surat suara tidak terpakai sebanyak 135.

Pelaksanaan Pemira di FMIPA sendiri terdapat berbagai kendala, minimnya semangat demokratis salah satunya. "Ibaratnya kita udah nyiapin buat Pemira semaksimal mungkin. Eh, ternyata yang nyoblos enggak semua mahasiswa. Kesadaran mahasiswanya sih kurang," tutur Mahasiswa Fisika angkatan 2016 ini.

Reyhan mengatakan jumlah pemilih mahasiswa di FMIPA tidak sampai separuh dari jumlah keseluruhan mahasiswa. Menurutnya, jumlah mahasiswa berdasarkan data yang diberikan dekanat sebanyak 800 mahasiswa, sementara yang ikut memilih hanya 256 mahasiswa dan 3 suara dianggap tidak sah. 

"Di FMIPA ini kesadaran demokrasi di kalangan mahasiswanya masih kurang. Semoga tahun depan semakin ditingkatkan (kesadaran demokrasi)," harapnya.

Disampaikannya pula, Presiden BEM FMIPA 2019 yang terpilih yakni Indra Kurniawan dan Wakilnya Aulia Putri Bru Karo. "Pelantikannya masih menunggu dari dekan. Kalau enggak Januari atau awal Februari," tambahnya. 

Dengan adanya Presiden serta Wakil Presiden BEM FMIPA terpilih periode 2019 ini, ia berharap dapat lebih terbuka dengan seluruh mahasiswa FMIPA sehingga dapat membantu meningkatkan kesadaran beroganisasi serta berdemokrasi dikalangan mahasiswa. 

Selain itu, Reyhan juga berharap Presiden serta wakil Presiden BEM FMIPA dapat menyambungkan antara semua HMJ serta UKM di FMIPA agar tidak saling bersinggungan. Di penghujung wawancara, Reyhan juga menyampaikan ke depannya kemungkinan Pemira FMIPA akan menggunakan e-vote. Tujuan dari penggunaan e-vote ini selain untuk berinovasi juga untuk memancing para Mahasiswa FMIPA untuk ikut berperan dalam pemira. 

"Kita akan mencoba e-vote. Seperti Pemira BEM KM", tutupnya. (sii/yun/els)



Kolom Komentar

Share this article