Berita Kampus

Mengukur Efektivitas Tes Bebas Narkoba

Ilustrasi tes narkoba. (Sumber: tribunnews.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Beberapa waktu lalu Unmul sempat dihantam kasus narkoba yang menjerat sejumlah mahasiswanya. Anggapan yang kemudian muncul adalah seberapa efektif tes bebas narkoba dilakukan kepada mahasiswa baru. Bukankah setelah dinyatakan negatif, narkoba bisa ia gunakan saat berstatus mahasiswa?

Menurut Kepala Klinik Unmul Evi Fitriany, tes bebas narkoba cukup efektif sebagai screening awal. Kendati demikian, ia melihat pemeriksaan secara berkala tetap perlu, terutama bagi mereka yang dicurigai. Evi mengamini argumentasi 'pergaulan bisa mengubah mahasiswa menjadi pemakai narkoba.'

“Maka dari itu perlu kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini mungkin BNN, ada programnya dalam melakukan upaya-upaya penjaringan terhadap pengguna narkoba supaya bisa cepat lah direhabilitasi dan juga memutus rantai penyebarannya,” kata Evi.

Lebih lanjut, Evi menjelaskan, upaya penjaringan bisa dilakukan acak di komunitas-komunitas mahasiswa di Unmul. Sebab menurutnya, narkoba memiliki keterbatasan untuk dideteksi, tergantung jenisnya. Khusus pecandu, justru sebaliknya akan lebih mudah dideteksi karena tidak mungkin lepas, sehingga akan lebih mudah pula dalam proses penjaringannya.

Untuk itu, dalam proses pemeriksaan kesehatan di Klinik Unmul, mahasiswa terus dipantau dan penjagaan diperketat. Misalnya, mahasiswa harus meninggalkan tas di luar ruangan. Hal ini berguna untuk menghindari kecurangan yang dilakukan mahasiswa.

“Ada beberapa kejadian ya, ada yang minta air urinenya ke orang lain dan bersedia membayar, gitu-gitu, terungkap lagi. Ada yang bawa urine dari rumah mungkin, ada cerita-cerita gitu lah,” katanya. (wil/aml)



Kolom Komentar

Share this article