Berita Kampus

Keterbatasan Ruang Terbuka, Mahasiswa FIB Gunakan Lobi dan Lorong untuk Berkumpul

Mahasiswa FIB Unmul harapkan ruang terbuka yang nyaman untuk diskusi, belajar, dan bersantai

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA – Keterbatasan fasilitas ruang terbuka di FIB Unmul menjadi perhatian serius bagi para mahasiswa. Minimnya keberadaan gazebo atau ruang terbuka yang nyaman membuat sebagian mahasiswa kesulitan mencari tempat untuk berdiskusi, belajar bersama, hingga sekadar bersantai di lingkungan kampus.

Kebutuhan akan ruang terbuka seperti gazebo semakin terasa di FIB Unmul. Berdasarkan pengamatan langsung, banyak mahasiswa terpaksa ngemper di lorong tempat berlalu-lalang. Juga area Gedung A3, terutama saat menunggu teman atau mempersiapkan diri sebelum melaksanakan seminar proposal. 

Fenomena ini semakin terlihat jelas saat program percepatan seminar proposal yang mengakibatkan banyak mahasiswa berkumpul dalam satu waktu.

Dian Suryani, salah seorang mahasiswa FIB, mengungkap keberadaan gazebo sangat penting, terutama untuk mendukung kegiatan kelompok.

"Kegiatan kelompok kaya diskusi antar mahasiswa, buat anak organisasi bisa dipakai untuk rapat, atau hanya bersantai dengan teman-teman," ujarnya.

Meski Dian mengaku lebih sering menggunakan ruang pribadi, ia mengakui saat kampus ramai, sulit menemukan tempat yang nyaman di area terbuka FIB. 

Sementara itu, Muhammad Padillah, mahasiswa FIB lainnya mengaku sekitar 40 persen aktivitas belajarnya di kampus membutuhkan ruang terbuka.  

Namun, menurut Padillah, kondisi area terbuka saat ini kurang nyaman karena mudah terdistraksi oleh aktivitas di sekitar.

"Lebih ke kurang nyaman, karena kita pasti ter-distract dengan hal-hal di area terbuka," ungkapnya saat ditanyai mengenai kenyamanan area terbuka yang ada saat ini untuk kegiatan belajar.

Mereka juga menilai gazebo lebih cocok digunakan untuk diskusi kelompok, dengan kapasitas ideal antara 5—12 orang.

“Kenyamanan seperti atap yang tahan hujan dan ventilasi udara juga penting supaya bisa digunakan kapan saja,” tambah Dian.

Tanggapan Pihak Fakultas: Akui Keterbatasan, Tapi Ada Upaya Pengembangan

Wakil Dekan II FIB, Singgih Daru Kuncara mengakui fasilitas ruang terbuka di fakultas memang masih terbatas. Ia menyebut saat ini mahasiswa masih bisa memanfaatkan meja-meja di kantin dua lantai yang tersedia sebagai tempat duduk dan berdiskusi. 

“Saya lihat anak-anak kadang duduk di kantin itu, meskipun memang belum ideal,” ungkapnya pada Senin (10/3) lalu saat disambangi Sketsa di ruangannya.

Terkait fenomena ngemper yang kerap terjadi, Singgih menyatakan hal tersebut terjadi terutama saat program percepatan seminar proposal.

"Oh, itu karena sedang sempro, kalau sempro normal memang nggak serame itu, itu memang program percepatan. Jadi memang satu hari, beberapa. Mungkin karena itu aja, kalau yang reguler Jumat, itu nggak sampai begitu," tegasnya.

Singgih juga menjelaskan rencana pengembangan fasilitas FIB sudah ada, termasuk kemungkinan pemindahan gedung dan penambahan ruang terbuka. Namun, rencana tersebut masih menunggu keputusan terkait kebijakan efisiensi yang sedang berjalan di kampus.

“Prioritas kami saat ini adalah memastikan proses perkuliahan berjalan lancar dulu,” tambahnya.

Terkait keluhan mahasiswa soal ruang terbuka, Singgih mengaku belum menerima laporan resmi. Ia bahkan mendorong mahasiswa dan BEM untuk membuat telaahan atau usulan tertulis agar aspirasi mereka bisa ditindaklanjuti.

Meski mengakui keterbatasan, Singgih berharap mahasiswa dapat lebih kreatif dan inisiatif dalam mencari tempat yang nyaman untuk berdiskusi. 

"Saya berharap mahasiswa yang lebih entah kreatif ataupun inisiatif, karena diskusi kan tidak harus gazebo di FIB yang bisa, kita mendiskusi di tempat yang menurut kita enak untuk diskusi," tambahnya.

Di sisi lain, mahasiswa memiliki harapan besar terkait keberadaan gazebo. Dian berharap gazebo sebagai bentuk peningkatan fasilitas di FIB sekaligus menjadi ruang alternatif yang nyaman.

"Juga dapat membantu kegiatan mahasiswa entah secara individu maupun kelompok di lingkungan mahasiswa,” lanjutnya. 

Padillah turut menambahkan harapannya agar gazebo bisa digunakan dengan baik dan membantu mahasiswa jika perpustakaan atau kelas sedang penuh.

Baik Dian maupun Padillah menyatakan kesediaan mereka merawat dan menjaga fasilitas gazebo jika nanti disediakan. Keduanya juga menyatakan kesediaan untuk ikut menjaga dan merawat fasilitas gazebo agar tetap nyaman dan layak pakai.

Minimnya ruang terbuka dan gazebo di FIB Unmul menjadi kesulitan tersendiri bagi mahasiswa yang membutuhkan tempat belajar dan berdiskusi di luar kelas. 

Lewat komunikasi yang lebih lugas antara mahasiswa dan pihak fakultas, diharapkan solusi yang tepat dapat segera terwujud demi mendukung kenyamanan dan produktivitas belajar di kampus. (zie/ela/ary/ner)



Kolom Komentar

Share this article