Fokus Pelayanan Teknologi, FEB Siapkan 20 Titik Wi-Fi
Kepala IT FEB Unmul Rizky Yudaruddin. (Foto: Eka Rizki)

SKETSA – Perlahan namun pasti, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmul, secara bertahap meningkatkan fasilitas kampus khususnya jaringan internet. Terbukti sejak akhir 2016 lalu hingga saat ini, terdapat penambahan Wireless Fidelity (Wi-Fi) di beberapa titik.
Kepala IT FEB Unmul Rizky Yudaruddin mengatakan selama Syarifah Hudayah menjabat Dekan FEB, tampak upaya yang berfokus pada peningkatan teknologi. Syarifah ingin semua civitas academica FEB dapat mengakses internet dengan mudah. Bahkan, saat ini setiap organisasi kemahasiswaan yang memiliki sekretariat dan ruang-ruang dosen diberikan masing-masing satu Wi-Fi.
“Beliau (dekan) minta dari saya adalah kita ingin semua mahasiswa, dosen dan tenaga administrasi dapat mengakses internet secara adil dan merata,” ujarnya saat ditemui Sketsa Senin (30/1).
Saat ini, beberapa ruang kelas telah disediakan Wi-Fi, bahkan kantin difasilitasi dua Wi-Fi. Rizky mengungkapkan jika anggaran telah siap, rencananya akan kembali dipasang sekitar 20 Wi-Fi pada 2018.
Selain masalah anggaran, faktor lain yang menghambat penambahan jumlah Wi-Fi adalah tegangan listrik yang belum stabil. Terbukti salah satu Wi-Fi yang terletak di gedung tingkat 3 FEB Unmul rusak.
“Itu kenapa ibu dekan, menargetkan tahun 2018 ini adalah memasang gardu listrik, karena kuncinya di situ sebenarnya, kalau listrik stabil baru kita mau ganti alat itu,” ucap pria yang meraih juara Sosial LP2M Researcher Awards 2017 Unmul.
Saat kampus ramai, mahasiswa kerap kesulitan mengakses Wi-Fi yang tersedia. Seperti yang dialami Wahyu Kuncoro mahasiswa jurusan Manajemen 2016. Ia mengaku kesulitan mengakses internet khususnya pada siang hari.
“Ya bagus-bagus aja sih, lumayan kencang juga. Cuma kadang kalau udah siang jaringannya makin lemot, terus kadang masuk tapi enggak konek internetnya,” ujar Wahyu.
Menanggapi keresahan tersebut, Rizky mengatakan keramaian bukan penyebab akses jaringan internet jadi lambat. Tapi masalahnya ada pada saluran. Ditambahkan Rizky setiap Wi-Fi hanya mampu diakses 15 perangkat, lebih dari itu, wajar jika melambat.
Solusinya, kata Rizky, akan diperbanyak titik Wi-Fi yang dapat diakses mahasiswa. Ibarat tandon air yang membuka banyak saluran agar tidak perlu mengantre mengambil air, dengan memperbanyak titik-titik Wi-Fi, mahasiswa tidak perlu lagi berkumpul pada satu titik spot Wi-Fi.
“Kalau semakin banyak titik, di sini macet, ya tinggal pindah aja,” tutupnya. (erp/cin/els)