Berita Kampus

Di Balik Absennya FISIP

Dekan FISIP ambil langkah untuk tidak mengikutsertakan Maba FISIP dalam Prasasti tahun ini.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Dok. Sketsa Unmul

SKETSA  – “H-3 PKKMB universitas, kami mendapat informasi disertai bukti dari WhatsApp berupa notulensi hasil rapat dari panitia (FISIP), yang merupakan mahasiswa senior. Mereka akan meyelenggarakan kegiatan yang berbeda bahkan bertentangan dengan rundown,” ujar Mohammad Noor, Dekan FISIP saat ditemui Senin (19/8) kemarin.

Dikatakan Noor, inilah yang menjadi alasan fakultas untuk tidak mengikutkan mahasiswanya dalam rangkaian PKKMB universitas. Lebih lanjut, Noor menjelaskan apa yang dimaksud dengan bertentangan tersebut. Salah satunya, mahasiswa baru bebas mengenakan pakaian dengan warna apa saja, tidak harus atasan putih dipadukan bawahan hitam sebagaimana aturan PKKMB. Selain itu, mahasiswa baru dikumpulkan di fakultas terlebih dahulu sebelum menuju GOR 27 September dan semua panitia ikut masuk ke dalam gedung.

“Bahkan yang saya lihat (dari notulensi), nanti di dalam GOR mereka akan menyebar ke titik-titik tertentu, saya tidak tahu apa rencananya. Mereka juga akan membawa barang-barang berupa bandana dan spanduk yang berisi tuntutan,” terangnya.

Tuntutan yang dibawa tersebut di antaranya hapus komersialisasi pendidikan, penurunan UKT, penghapusan SPI, dan beri sanksi kepada predator seksual. Rencananya, spanduk bertuliskan tuntutan tersebut akan dibentangkan saat rektor memberikan sambutan. “Saya trauma pernah waktu nyanyi Indonesia Raya (PAMB 2015), mereka enggak mau berdiri. Gimana saya malunya,”  tambahnya.

Dua hari sebelum PKKMB berlangsung, Noor memanggil ketua dan sekretaris panitia FISIP. Ia mengonfimasi, apakah bukti yang ia dapatkan benar hasil rapat atau tidak, yang kemudian dibenarkan keduanya. Keesokan harinya, tepatnya Rabu (14/8) sekitar pukul sembilan pagi, Noor memanggil seluruh wakil dekan, kepala program studi dan dosen untuk menggelar rapat internal. Dalam rapat tersebut diputuskan demi menjaga situasi kondusif penyelenggaraan acara tingkat universitas, maka FISIP dirasa tidak perlu hadir.

Selang beberapa jam kemudian, rapat menghadirkan perwakilan dari lembaga dan kepanitiaan mahasiswa. Keputusan rapat internal kemudian dibawa dan disampaikan di depan mahasiswa. Beberapa waktu lalu, perwakilan mahasiswa melalui Dandi selaku Presiden BEM FISIP menyatakan bahwa birokrat tidak membuka ruang diskusi dan mengambil keputusan sepihak. (Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/pkkmb-2019-birokrat-rekor-muri-hingga-tak-hadirnya-fisip/baca) Menanggapi ini, Noor menilai pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar.

“Seingat saya yang menyampaikan pendapat berkaitan langsung dengan pelaksanaan acara ini hanya satu, ia menyampaikan apakah tidak ada kebijakan lain. Kalau memang mengungkinkan, maka (mahasiswa FISIP) akan mengikuti aturan. Tapi saat itu saya sampaikan, bahwa kami sudah memutuskan itu berdasarkan rapat dan sudah disampaikan ke pihak rektorat, sehingga agaknya sulit kalau mau meralat lagi,” imbuhnya.

Keputusan ini tentu mengecewakan sejumlah maba. Noor menilai wajar. Ia pun menerima telepon dari orang tua mahasiswa yang mempertanyakan mengapa melibatkan anak mereka yang tidak tahu apa-apa. Dikatakannya ini merupakan evaluasi bagi mahasiswa senior, bahwa kebijakan yang mereka buat dapat merugikan adik-adiknya. Hal tersebut juga menjadi bahan pertimbangan Noor untuk PKKMB tahun berikutnya, untuk ikut atau tidak.

FISIP Fokus Pelaksanaan PKKMB Fakultas

Noor meminta panitia FISIP untuk fokus dalam pengenalan di fakultas atau biasa disebut kegiatan pengenalan mahasiswa fakultas (KPMF), yang berlangsung sejak Senin (19/8) kemarin hingga hari ini (20/8). Perkuliahan baru kembali aktif di FISIP Rabu (21/8) besok, karena mepetnya waktu yang disediakan.

“Kalau diihat substansinya, PKKMB fakultas ini ingin mengenalkan suasana kampus ke maba. Nuansanya kuliah juga sebenarnya,” terang Noor.

Kegiatan di hari pertama berisi penyampaian dari tiap-tiap program studi, kiat agaer cepat lulus, cara menyusun dan memaketkan KRS, serta pengenalan pejabat di lingkungan FISIP. Sementara di hari kedua, pelaksanaan diambil alih oleh panitia dari mahasiswa yang akan mengenalkan organisasi kemahasiswaan di FISIP di depan 720 mahasiswa baru.

Jika di PKKMB universitas mahasiswa baru menggunakan atasan putih dan bawahan hitam, maka di PKKMB FISIP, maba bebas untuk menggunakan baju warna apa saja. Hal ini diperbolehkan lantaran memikirkan kemampuan ekonomi dan kesanggupan maba untuk memiliki baju putih.

“Buktinya mereka tadi PKKMB (fakultas) pakai baju apa pun warnanya, enggak semua putih, silakan saja. Karena di rumah sendiri,” ujar Noor.

Kekecewaan Maba FISIP

Bella Robiatul Adawiyah, salah satu maba FISIP, merasa sedih tidak dapat mengikuti kegiatan PKKMB universitas. Ia menerima sms yang mengatasnamakan prodi yang berisi pemberitahuan bahwa prodinya tidak mengikuti PKKMB. “Pas ngumpul untuk KPMF, kita nanya tentang PKKMB (universitas). Tapi jawabnnya masih simpang siur,” tulisnya via WhatsApp.

Mahasiswi prodi Ilmu Komunikasi ini mengaku sudah mempersiapkan berbagai keperluan sejak jauh-jauh hari. Bahkan dengan inisiatifnya sendiri, Bella ikut serta meramaikan twibon Prasasti. Meski tak hadir, Bella tetap mengikuti kegiatan Prasasti melalui postingan stories Instagram temannya.

“Jujur acara ini penting juga menurut saya, karena bisa menumbuhkan semangat kami. Jadi lebih merasa ‘sekarang Unmul punya kami’. Fasilitasnya mungkin masih kurang memadai, meski saya enggak ikut tapi teman saya bilang di sana pengap sekali. Semoga tahun depan ada jalan tengahnya,” ujarnya. (adl/els)



Kolom Komentar

Share this article