Berita Kampus

Demi Akreditasi Mahasiswa Dipaksa Bungkam?

Gedung Dekanat FKIP Unmul. (Sumber: kaskus.co.id)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Derita mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang mengambil mata kuliah olahraga Anggar. Mereka terpaksa menggunakan kardus selama praktik dan diharuskan membayar Rp10 ribu untuk lima belas kali pertemuan mata kuliah renang di Gor Segiri.

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Penjaskesrek (HMPJKR) tak mau pasrah dengan keadaan. HMPJKR bekerja sama dengan prodi mengambil tindakan dengan langkah advokasi.

(Baca, https://sketsaunmul.co/berita-kampus/praktik-pakai-kardus-andre-kita-harus-jalani/baca)

Andre Nufadli, Ketua HMPJKR Senin (18/12) kemarin sore bertandang ke sekretariat LPM Sketsa. Ia kembali angkat suara perihal praktik anggar yang menggunakan rotan.

Menurut penuturan Andre, ia dan HMPJKR memang pernah mengadvokasikan soal pengadaan sarana praktikum. Aspirasi itu ditampung baik oleh Nur Jamal selaku Kaprodi Penjaskesrek dan segera menjalin kerja sama dengan sesama kaprodi lain guna mengajukan Rancangan Anggaran Belanja (RAB).

“Banyak hal yang memang harus dipenuhi baru tahun ini. Yang kemudian pasti banyak kekurangan, anggaran tahun ini dianggarkan itu baru bisa direalisasikan di semester selanjutnya, bahkan itu belum tentu bisa didapatkan,”ungkapnya.

Andre menjelaskan saat ini Penjaskesrek tengah mencoba membenahi akreditasi. HMPJKR bersama Kaprodi Penjaskesrek telah menghimpun dan merekapitulasi data-data mahasiswa yang berprestasi, sebagai data penunjang akreditasi. Penjaskesrek sendiri tercatat masih berakreditasi B.

Dengan adanya proses penilaian akreditasi ini, Andre khawatir permasalahan praktik anggar yang menggunakan rotan akan memengaruhi penilaian akreditasi. Kekhawatiran itu sebelumnya disampaikan oleh dosen pengampu mata kuliah Anggar, Muhammad Syukron Fauzi yang memanggil Andre untuk menghadap dirinya. Fauzi kepada Andre mempersoalkan berita praktik anggar yang minim fasilitas dan mengapa bisa sampai mencuat ke media.

(Baca, https://sketsaunmul.co/berita-kampus/minim-dana-mahasiswa-penjaskesrek-olahraga-pakai-kardus/baca)

Sketsa telah berupaya memburu konfirmasi dari Fauzi pada Sabtu (9/12) namun gagal. Melalui pesan Whatsapp percakapan reporter Sketsa dengan salah satu mahasiswa yang menjadi perantara komunikasi, dosen yang bersangkutan enggan diwawancarai.

“Bapak ndak bisa, bilang aja bapak masih sibuk,” isi dari percakapan Whatsapp itu.

Andre menjelaskan bahwa mata kuliah Anggar baru pertama kali dilaksanakan di tahun ajaran ini, sebelumnya tidak pernah. Mata kuliah Anggar tetap berjalan walaupun dengan fasilitas praktik yang belum memadai. Hingga berita ini diturunkan, Sketsa kembali berupaya meminta konfirmasi dari Fauzi. (myg/els/wal)



Kolom Komentar

Share this article