Berita Kampus

AMPK Kaltim Tak Gentar Tolak Pembangunan Pabrik Semen

Aksi AMPK tolak pembangunan pabrik semen di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat. Sangkulirang.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


(Sumber: Suti Sri Hardiyanti/Sketsa)

SKETSA – Langkah yang diambil pemerintah dalam membangun pabrik semen di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat terus menuai kontroversi. Terhitung sejak aksi besar-besaran yang dilakukan di halaman kantor gubernur (25/3) lalu. Hingga kini, Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) Kaltim terus menggencarkan berbagai penolakan.

Salah satunya saat Unmul tengah menggelar wisuda 30 Maret lalu di GOR 27 September. Bukan tanpa alasan, memilih waktu wisuda lantaran dihadiri oleh Gubernur Kaltim Isran Noor untuk membawakan orasi ilmiah di hadapan ribuan wisudawan. Aksi yang dilakukan pada pagi hari itu dimulai dengan membentangkan sejumlah spanduk berisikan beberapa tuntutan.

Berbekal momentum inilah AMPK Kaltim berharap agar suara penolakan mereka dapat didengar dan ditindaklanjuti oleh gubernur. Namun sayangnya orang nomor satu di Kaltim itu terlebih dahulu meninggalkan tempat usai orasinya dengan penjagaan ketat. Sehingga tidak sempat terjadi dialog seperti yang diharapkan AMPK Kaltim.

Selain berorasi, AMPK Kaltim turut membagikan selebaran berisikan penolakan dan tuntutan kepada siapa saja yang melintas dengan kalimat ‘Kaltim Tolak Pabrik Semen’ sebagai judulnya. Andi Muhammad Akbar selaku humas aksi mengau kecewa tak dapat bertemu langsung dengan Isran. “Sangat disayangkan, ketika Isran keluar tadi kami tidak diperkenankan untuk berdialog. Kami bahkan dicegat,” tutur Akbar menjelaskan kronologis aksi.

Ia juga menambahkan bahwa hal ini adalah ini cerminan dari kebijakan-kebijakan yang ada selama ini tidak pernah melalui proses dialog bersama masyarakat. Beredar di media, Hadi Mulyadi Wakil Gubernur Kaltim menyatakan telah mengajak bertemu guna membicarakan terkait penolakan tersebut. Namun Akbar menampik adanya ajakan untuk berdialog.

“Kita punya data, bahwa sejak Desember hingga Februari kami bersurat beberapa kali, namun tidak mendapat tanggapan dari Pemprov Kaltim. Jadi misal ada perkataan mengajak dialog, saya rasa itu tidak benar,” ujarnya.

Akbar juga turut mengomentari perihal sikap Isran saat aksi akhir bulan lalu. (Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/aksi-tolak-pabrik-semen-mahasiswa-ricuh-dengan-aparat/baca ).

“Saya rasa gubernur kita kurang mengetahui permasalahan sosial yang ada di Kaltim,” komentarnya. Lebih lanjut, ia juga menyayangkan pernyataan Isran yang menurutnya menyakiti hati rakyat Kaltim. “Sungguh sangat disayangkan bahwa aspirasi yang dibawa teman-teman hanya direspons ala kadarnya."

AMPK Kaltim selaku gabungan dari elemen masyarakat tidak akan berhenti sampai di sini. “Ke depannya kita akan berusaha untuk memperluas jaringan, mengumpulkan aspirasi, dan kekuatan masyarakat,” pungkas Akbar. Ia juga menegaskan bahwa perjuangan untuk melindungi kekayaan alam di tanah borneo akan selalu berlanjut. Seperti sore tadi, dilaksanakan diskusi terbuka bertajuk "Mari Jaga Ekosistem Karst Sangkulirang Mangkalihat."

Selain itu, pada Senin (8/4) nanti akan diadakan aksi lanjutan di depan Kantor Gubernur Kaltim. (sut/zar/hdt/ira/adl)



Kolom Komentar

Share this article