Tentang Kami

Sketsa Awards 2017: Mengunci Memori

Sketsa Awards 2017 hadir dengan tema "Back to School", momen apresiasi penuh kehangatan dan keseruan yang sulit terlupakan. (Foto: dok. Sketsa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Puluhan orang dengan seragam sekolah SD, SMP, SMA tampak memasuki rumah jabatan Rektor Unmul pada Sabtu (21/10) malam. Siapa sebetulnya mereka yang berpakaian seragam sekolah itu, yang dengan petentang-petenteng memasuki rumah jabatan rektor, menggelar nyanyian di pendopo kayunya?

Pendopo kayu tersebut didesain layaknya sebuah sekolah. Berjejer kursi berwarna merah, di barisan depan ada sofa berwarna cokelat yang umumnya ditaruh di ruang kepala sekolah, dan spanduk bergambar papan tulis lengkap dengan bendera dan foto pemimpin negara. Ada petak panggung kecil untuk ibu dan bapak guru mengajar. Juga ada koridor kelas tempat siswa mengambil gambar dengan pose heboh. Sementara di sisi kiri tersedia kantin yang berisi jajanan masa sekolah seperti es yang diminum langsung dari plastik, pentol, kerupuk mihun, dan bingkisan kecil ketika ada salah seorang kawan SD berulang tahun. Konsep kantinnya menganut asas kejujuran: kau boleh makan apa saja asal jujur pas ditanya “sudah makan berapa?”.

Perempuan berseragam putih abu dengan cincin di kelingking kiri maju ke depan. Ia seperti senior SMA yang kau tahu berbahaya. Perempuan itu mengabarkan acara akan dimulai jadi semua siswa sebaiknya bersiap di bangkunya masing-masing.

***

Perempuan yang menyampaikan sambutan pertama itu adalah Ketua Panitia Sketsa Awards 2017, Nawwar Hayyu Hastuty. Dalam sambutannya ia menerangkan Sketsa Awards adalah acara dari divisi Redaksi. Sudah ada sejak 2013 dan berlanjut satu tahun sekali dalam satu masa kepengurusan. Acara internal ini digelar pada pengujung masa pengurus, momen-momen sebelum menyambut Musyawarah Besar.

Setiap tahunnya Sketsa Awards mengangkat tema yang berbeda-beda. Tahun ini konsep acara menggunakan tema “Back to School”. Sebelumnya, angkatan Sketsa mulai dari 7-8, 9, dan 10 melakukan kocok arisan menentukan seragam jenjang apa yang dikenakan. Hasilnya terpilih bahwa angkatan 7-8 kembali menjadi anak SMP, 9 jadi SMA, sementara 10 sebagai angkatan termuda—mendapat SD. Terakhir dalam sambutannya Nawwar berpesan agar semua siswa dapat menikmati acara Sketsa Awards malam itu.

Sambutan kedua disampaikan Khajjar Rohmah selaku Ketua Umum. Ia bicara tentang bentuk apresiasi bahwa penghargaan yang diberikan malam itu tidak berarti menafikan semua kontribusi kawan-kawan Sketsa yang lain. Pada dasarnya semua telah bekerja sama dan perayaan Sketsa Awards adalah bentuk kesenangan semata.

Sesi memanjat doa dipimpin oleh Eka Rizky Prabowo. Ia mengenakan celana merah yang tidak isbal, jadi terlihat meyakinkan untuk memimpin doa. Tak ketinggalan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dikomando oleh Ayu Indar yang menambahkan rompi sifon merah tanpa lengan di seragam SD versinya.

Lantas maju bapak dan ibu guru lengkap dengan batik koprinya yang santun. Kelas sudah waktunya dimulai.

“Kami tidak hanya bertugas memandu jalannya acara, tapi sekaligus memastikan kalian para siswa tidak tawuran di sini, ya,” kata si ibu guru. Si bapak guru manggut-manggut.

***

Pasangan guru Sketsa Awards malam itu adalah Wiliam Maliki dan Nisa Rengganis. Beberapa hari sebelum acara berlangsung, beredar sebuah tangkapan layar di WhatsApp yang berisi percakapan Ninis, begitu ia disapa, menyebut William dengan sebutan kaku. Dan, William cuma senyum-senyum masam saat diberi tahu tentang hal itu. Tetapi, lagi-lagi chemistry siapa yang biasa menebak. Terbukti sepanjang acara Sketsa Awards, bapak dan ibu guru ini berhasil tampil serasi.

Hiburan pertama dibuka dengan penampilan angkatan 8 yang bersama-sama menyanyikan lagu Kepompong dari sind3ntosca. Lagu-lagu yang dipilih memang sengaja untuk memunculkan kembali memori tentang masa-masa sekolah. Begitu pula dengan penampilan angkatan 9 yang menyanyikan lagu Ingatlah Hari Ini dari Project Pop dan angkatan 10 yang membawa pentas musikal Jagoan dari Petulangan Sherina.

 Ada pengisi acara lain juga yang berasal dari masing-masing angkatan. Eka Rizky Prabowo dan Wahid Tawaqal mewakili 10 dan 8 mencoba melakukan pertunjukan komedi tunggal di atas panggung. Meskipun tidak lucu-lucu amat untuk tidak disebut garing, keduanya berhasil memperoleh tawa yang tidak diketahui ikhlas atau tidak. Sementara angkatan 9 mengutus tiga perempuan yang komposisinya pas sekali yakni Fadiah Adlina, Uswatun Hasanah, dan Anisa Nur Adnin untuk membawakan dua tembang lawas, Kisah Kasih di Sekolah dari Chrisye dan Wulan Merindu gubahan Cici Paramida.

Di antara hiburan-hiburan itulah pembacaan nominasi Sketsa Awards dilakukan. Sebuah bentuk apresiasi kepada nama-nama yang selama satu tahun kepengurusan telah berkontribusi positif dengan menciptakan karya-karya bersama Sketsa.

Penerima award malam itu di antaranya diberikan kepada Amelia Rizky Yunianty sebagai Reporter Terbaik 8 dan Host Terfavorit, Uswatun Hasanah sebagai Reporter Terbaik 9, Putera Tiya Ilahi sebagai Reporter Terbaik 10, Fadiah Adlina sebagai Reporter Terajin, Faqih Hendrian sebagai Fotografer Terbaik, Eka Rizky Prabowo sebagai Layouter Terbaik, Fajar Tri Mahardika sebagai Kameramen Terbaik, dan Anisa Nur Adnin sebagai Figuran Terbaik.

Hadiah terakhir berupa Angkatan Terbaik diberikan kepada angkatan 9 atas penampilan panggung mereka yang menyenangkan. Jadilah malam itu para siswa menyanyikan dua kali lagu Ingatlah Hari Ini yang larik-lariknya begitu kuat.

“Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah hari ini.”

Entah sebetulnya bagaimana bentuk sebuah kehangatan, tapi terasa sekali malam itu ia menjalar. Ada ingatan yang begitu ingin disimpan di dalam laci: mengunci memori itu di dalam sana dan membiarkannya tetap ada. (wal/jdj)




Kolom Komentar

Share this article