Wisuda Gelombang IV Unmul 2025, Rektor: Momentum Wisudawan Pertama dengan Akreditasi Unggul
Wisuda gelombang IV Unmul jadi wisuda pertama sejak meraih Akreditasi Unggul. Rektor Abdunnur menyebut momen ini sebagai penanda capaian institusi
- 06 Dec 2025
- Komentar
- 136 Kali
Sumber Gambar: Afdal/Sketsa
SKETSA – Unmul baru saja usai menggelar Wisuda Gelombang IV Tahun 2025 pada Sabtu (6/12) di GOR 27 September yang menjadi wisuda gelombang terakhir di tahun ini. Wisudawan di gelombang ini juga menjadi wisudawan pertama yang lulus setelah Unmul menyandang Akreditasi Unggul.
Predikat Akreditasi Unggul sendiri sudah diraih Unmul juga di bulan ini, Desember 2025.
Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor Unmul, Abdunnur dalam sambutannya di penghujung acara wisuda. Abdunnur menyebut, hal ini menjadi sesuatu yang sangat spesial.
“Menjadi keberkahan khususnya untuk para wisudawan yang baru saja diwisuda, ini momentum wisudawan pertama dengan status Akreditasi Unggul,” katanya, Sabtu (6/12).
Abdunnur juga memaparkan bahwa Status Akreditasi Unggul yang diraih Unmul menjadi penanda capaian institusi dalam pemenuhan standar pendidikan tinggi nasional.
Ia berharap status unggul yang diraih di akhir tahun 2025 menjadi pijakan awal untuk memperkuat kontribusi Unmul dalam pembangunan sumber daya manusia, khususnya di Kalimantan Timur.
Di sisi lain, seperti gelombang-gelombang sebelumnya, pada gelombang ini juga terdapat beberapa lulusan terbaik dari beberapa jenjang program pendidikan.
Salah satunya adalah lulusan terbaik dari program sarjana yang berasal dari Program Studi Sastra Inggris FIB angkatan 2022, Jacinta Maharani Mulawarman.
Jacinta sendiri merupakan lulusan tercepat dengan masa studi 3 tahun 4 bulan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,99.
Kepada Sketsa, Jacinta turut membagikan perasaannya sebagai wisudawan penyandang predikat lulusan terbaik program sarjana. Ia mengaku bahwa pencapaiannya saat ini masih terasa sulit dipercaya.
“Jujur agak klise, tapi sebenarnya saya masih nggak percaya sampai saat ini,” ungkap Jacinta, Sabtu (6/12).
Jacinta juga membagikan pengalamannya menjalani perkuliahan. Menurut Jacinta, yang terpenting bukan hanya mengelola waktu, tetapi juga pandai mengelola energi.
Ia menyebutkan bahwa ketika dirinya merasa lelah, bukan berarti ia berhenti belajar atau tidak mengerjakan tugas sama sekali.
Baginya, materi belajar atau tugas yang lebih ringan tetap dikerjakan terlebih dahulu. Pada saat energinya sudah penuh, ia langsung mengerjakan tugas atau materi yang lebih berat.
Tak hanya itu, Jacinta juga menyampaikan apa yang menurutnya perlu dipegang setelah menamatkan studi.
“Kita semua tetap harus belajar, di mana pun berada dan selalu mengambil pelajaran dari setiap hal yang kita temui,” tutupnya. (wil/ner/npl/aya)