Tekad Kuat si Anak Salome
Muidah dan keluarga
SKETSA - Bagi hampir kebanyakan orang, melanjutkan studi pasca lulus dari sekolah menengah atas menjadi destinasi favorit. Tapi seiring waktu, biaya kuliah semakin tak akrab dengan kantung. Bahkan untuk universitas negeri sekali pun, biaya kuliah per semesternya bisa dibilang setara atau malah lebih 'sadis' daripada sekolah tinggi swasta.
Satu dari sekian korban UKT yang kian melangit adalah Muidah. Gadis asal Balikpapan ini memiliki tekad kuat meneruskan jenjang pendidikannya ke Unmul. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pun kini menjadi tempatnya mengejar gelar sarjana setelah melalui seleksi SBMPTN. Namun putri dari pasangan Ruslan dan Jumanah tersebut kemudian terbentur dengan biaya kuliah yang tinggi. Tak habis akal, masa tenggang usai lulus SMA dimanfaatkannya mencari uang yang lalu ia gunakan untuk membayar SPP.
"Kemarin sempat kerja habis lulus sekolah karena pengen bayar kuliah pakai uang sendiri," ceritanya kepada Sketsa.
Jika dibandingkan dengan maba lain dari seleksi mandiri, Muidah termasuk beruntung karena mendapat golongan dua. Secara nominal memang tidak tergolong besar, tapi bagi Muidah jumlah tersebut lumayan memberatkan. Ia hanyalah anak dari pedagang salome di Kota Minyak.
Tapi jangan bayangkan bahwa dari berjualan salome ini, keluarga Muidah bisa meraup keuntungan besar. Bisa memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan saja sudah sangat disyukurinya. Untuk tempat tinggal pun keluarga ini belum punya. Mereka sampai saat ini masih mengontrak.
Ayah Muidah tak bisa berjualan seperti dulu, ia divonis terkena penyakit tumor dan harus rutin menjalani proses kemoterapi, sebuah upaya yang tentu membutuhkan dana. Dengan kondisi seperti ini, ibu Muidah kini menjadi tulang punggung keluarga. Pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh sang ayah, kini harus dikerjakan oleh ibunda tercinta.
"Bapak sakit, sekarang ibu bantuin Bapak jualan salome," kata Muidah dengan mata berkaca-kaca.
Namun bukan Muidah namanya jika harus menyerah pada keadaan. Dengan modal nekat, ia tetap mengejar mimpinya untuk berkuliah. Kini ia memulai episode kehidupan barunya di tanah rantau. Satu hal yang pasti, semua biaya hidup dan kuliah ia usahakan tak menadahkan tangan ke orang tua. Gadis berkerudung ini tengah ancang-ancang mencari pekerjaan paruh waktu yang bisa ia lakukan sambil berkuliah kelak.
Tak cuma mengandalkan pekerjaan paruh waktu, Muidah juga tengah mengusahakan mendapat beasiswa. Terdekat, ia kini tengah mengurus beasiswa bidikmisi yang notabene adalah beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu.
"Berat, saya sekarang biaya sendiri. Makanya saya coba dapatin bidikmisi ini," lanjutnya.
Masih ada tersisa 207 kuota untuk penerima bidikmisi tahun ini, dan Muidah -si anak salome- berharap bisa mendapatkannya. Satu prinsip yang Muidah pegang hingga saat ini, kuliah bisa asal ada kemauan, bukan kemampuan. Ganbate Muidah !! (omi/tah)