Sosok

Runner Up Pilmapres Nasional Asli Samarinda

Yudisthira Oktaviandie, pria kelahiran Samarinda, 3 Oktober 1997 ini runner up Pilmapres Nasional 2017 di Surabaya pada Juli lalu. (Sumber foto: dok. Pribadi)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Samarinda patut berbangga. Salah satu putra terbaiknya menjuarai ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (Pilmapres) 2017, yang dilaksanakan di Surabaya pada 10-13 Juli lalu. Pilmapres adalah kompetisi tahunan bagi mahasiswa unjuk prestasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

Dia adalah Yudisthira Oktaviandie, pria kelahiran Samarinda, 3 Oktober 1997. Anak kedua dari pasangan Yarham dan Yayuk Sri Rahayu warga Kelurahan Sidomulyo, Samarinda Ilir. Namun, ajang ini bukan kompetisi antar daerah, melainkan universitas. Odie, sapaan akrabnya mewakili kampusnya Universitas Indonesia (UI) dan berhasil menempati juara kedua (runner up) dari ratusan kompetitor se-Indonesia. Sementara, pemenang juara pertama diraih oleh Wyncent Halim, dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Meski di posisi kedua Odie membuktikan, anak daerah juga mempunyai peluang yang sama raih prestasi. Apalagi, Odie mewakili salah satu kampus terbaik di Indonesia.

Pemilihan calon mahasiswa berprestasi (camawapres) ini cukup selektif. Tak semua mahasiswa bisa menjadi peserta. Mereka yang terpilih adalah perwakilan putra-putri terbaik, setelah melewati tahap seleksi di tingkat fakultas dan universitas masing-masing. Odie terpilih menjadi Mawapres Utama UI setelah mengalahkan 16 lawannya di seleksi fakultas dan 14 kompetitor di tingkat universitas pada April lalu.

Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), angkatan 2014 ini berbagi kisahnya kepada Sketsa. Perjuangannya dalam mempersiapkan diri mengikuti pilmapres nasional tidaklah mudah.

“Selama puasa yang harusnya sudah libur, saya masih di UI buat latihan. Malam takbiran baru pulang kampung. Mengorbankan waktu dan tenaga sih, selama sebulan penuh yang harusnya bisa sama keluarga di bulan puasa,” ceritanya (28/7).

Odie menyebut, ada empat komponen yang menjadi penilaian dalam pilmapres. Baik di tingkat fakultas, universitas dan nasional. Yakni Karya Tulis Ilmiah (KTI), kemampuan Bahasa Inggris, prestasi yang pernah dicapai, serta kepribadian.

“Jadi harus seimbang dari ke empat komponen penilaian tadi. Enggak cuma bagus di satu komponen,” imbuhnya.

Odie mengangkat karya tulis dengan judul “Photobioreactor Lepas Pantai untuk Produksi Biofuel Berbasis Microalga Hasil Rekayasa Genetic sebagai Solusi Energy Berkelanjutan di Indonesia.” Ia menjelaskan detail penelitiannya tentang rancangan pabrik produksi biofuel dari mikroalga yang sudah direkayasa genetiknya untuk menghasilkan produk biofuel yang lebih besar.

Atmosfer pilmapres nasional yang sangat kompetitif menjadi tantangan tersendiri bagi alumnus SMAN 10 Samarinda itu. Apalagi, ia sempat tak masuk dalam peringkat tiga besar saat seleksi berkas. 

“Jadi, itu saya benar-benar struggle to bring my ‘a game’,” katanya.

Odie bersyukur dapat mengikuti pilmapres nasional dan bertemu dengan mahasiswa seluruh Indonesia yang menginspirasi. Menurutnya, para peserta pilmapres sangat fleksibel dan profesional. Tidak kaku dan serius di segala situasi, seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

“Di saat serius ya, serius di saat santai ya, santai. Bahkan banyak kok yang anaknya kocak,” ucap bungsu dari dua bersaudara ini.

Odie menyebut perbedaan antara pilmapres universitas dan nasional secara teknis tidak terlalu signifikan. Hanya perbedaan peserta yang diakui Odie memberikan pressure tersendiri. Pilmapres nasional tahun ini diikuti 228 peserta program sarjana dan diploma dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, yang mengangkat tema “Peningkatan Produktivitas Iptek dan Inovasi untuk Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkarakter Unggul." 

Odie dengan sederet prestasi nasional dan internasional ini mengaku puas dengan hasil yang dicapainya dalam ajang pilmapres, tapi tak cukup sampai di situ.

"Dalam artian masih banyak hal yang ingin saya capai gak cuma berhenti di ajang mawapres ini,” ujar pria peraih medali perunggu dalam Kompetisi Ilmu Pengetahuan Alam Internasional 2016 di Novosibirsk, Rusia ini.

Selain aktif dalam berbagai kompetisi ilmiah, Odie juga terlibat aktif di berbagai organisasi kampusnya. Tercatat, ia sebagai pengurus Himpunan Mahasiwa Biologi Bidang Penelitan dan Keilmiahan 2015/2016, anggota UI Synthetic Biology Club, Orkestra Simfoni UI Mahawaditra, Special Interest Group in Marine Biology (SIGMA-B) UI dan Organisasi Mahasiswa Pecinta Tumbuhan: Canopy (OMPT – Canopy) UI.

Terakhir Odie berpesan kepada mahasiswa untuk menjadi pribadi yang percaya diri, konsisten dan fokus dalam meraih mimpi. Itu tadi kisah Odie, semoga kisahnya bisa menginspirasi anak-anak muda Samarinda dan Unmul ya! (krv/jdj)



Kolom Komentar

Share this article