Resensi

Time of Your Life: Melihat Masa Mudamu dengan Sejujurnya

Time of Your Life akan membawamu pada tahap-tahap perjalanan yang sulit sebagai orang muda.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Christnina

SKETSA“Masa muda adalah saat kamu merasa: bingung, tidak berdaya, takut, kesepian, cemas sekaligus berbahagia. Itulah masa muda.” 

Kalimat di atas menjelaskan bahwa tidak ada masa muda yang ideal. Langkah-langkah yang saat ini kita ambil akan membentuk pengalaman berharga. Poin inilah yang ingin disampaikan sang penulis, Rando Kim. Ia merupakan seorang profesor dan mentor di Seoul National University yang terkenal akan pandangannya mengenai para remaja dan kaum muda masa kini yang frustasi oleh tuntutan keluarga, masyarakat dan pergaulan.

Melalui empat bagian, Time of Your Life akan membawamu pada tahap-tahap perjalanan yang sulit sebagai orang muda. Pada Bagian 1: Jawabannya Ada di Matamu, kita diajak untuk menghadapi tantangan, kesempatan dan menyikapi keterpurukan. “Tidak pernah terlalu terlambat, atau dalam kasusku, terlalu cepat, untuk menjadi siapa pun yang kamu inginkan.”

Seperti inilah kenyataannya, semuanya kembali pada metode kita dalam menghadapi persoalan. Pilihlah pekerjaan yang mengharuskanmu untuk memulai dari nol, seperti sebuah kertas. Sisakan sebuah tempat untuk setiap kesempatan yang datang tanpa diduga ketika kamu sedang merencanakan hidupmu. Kemudian selalu ingat, jika setiap bunga akan mekar ketika saatnya tiba. 

Kim menuliskan, “Bebungaan itu tahu kapan akan mekar, tidak seperti kebanyakan dari kita yang selalu ingin mendahului yang lain… Ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Angkat kepalamu dan bersiaplah menyambut musimmu.”

Selanjutnya, Bagian 2: Titik Terendah dalam Hidupmu Tidak Sejauh yang Kamu Perkirakan. Bab ini akan membantumu berhenti untuk menghakimi diri sendiri dan lebih banyak bersyukur. Jika kamu menganggap cobaan itu berat, maka ia akan menjadi berat. Sebaliknya, cobaan yang tak dapat diukur dapat menjadi senjatamu. “Menyerah tidak selalu menjadi tindakan pengecut. Ketika beban yang kau tanggung terlalu berat, lepaskan tali itu. Biarkan sayap-sayap kepercayaan dirimu mengembang.”

Apa kamu setuju dengan hal tersebut? Memang, konsep atau cara pandang semua orang akan berbeda saat menghadapi cobaan. Tetapi yakinlah, kita adalah apa yang kita dedikasikan dalam hidup kita. Sudah sewajarnya kita belajar hidup dengan sedikit ketakutan dan keraguan akan masa depan. “Berpikir, menderita dan berkaca pada dirimu sendiri, dengan segala yang ada dalam dirimu.”

Memasuki Bagian 3: Keajaiban Datang Secara Perlahan, kita akan semakin sadar jika setiap hal tak akan berjalan sempurna dan instan. Saat ini, revolusi manusia membuat segala hal menjadi cepat berjalan. Lalu acapkali menutup mata kita akan proses-proses tumbuh dan berkembang yang sesungguhnya. Di sinilah peran orang terdekat kita melalui dukungan dan evaluasi, bukan dengan perbandingan pengalaman.

“Setiap generasi memiliki caranya sendiri dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan masa ketika mereka tumbuh. Sangat berbahaya untuk memaksakan pengalaman seseorang kepada orang lain yang berbeda generasi.” Jadikan ini catatan untukmu saat tumbuh menjadi orang tua di masa mendatang.

Bagian 4: Hidup yang Ditentukan oleh Hari Esok, Hidup yang Ditentukan oleh Panggilan Hidupmu adalah bab terakhir sekaligus menegaskan statement bahwa kamu harus menjalani kisahmu sesuai dengan jalan yang kamu pilih. “Kamu adalah satu-satunya orang yang harus menghadapi segala sesuatu yang telah disediakan kehidupan untukmu.”

Kutipan di atas sebaiknya membuatmu kembali berpikir mengenai track yang telah kamu jalani hingga hari ini. Sebab semuanya adalah jalan untuk dapat menerima dirimu sendiri dengan layak. Kepedihan, senang dan bahagia merupakan pelajaran penting agar selalu teguh dan bertanggung jawab atas sesuatu yang kamu putuskan bagi dirimu sendiri. Apakah kamu siap untuk hidup dengan sejujurnya pada masa mudamu? (len/fzn)



Kolom Komentar

Share this article