Resensi

The Last Key: Penantian Lama dari Teror Pertama

Insidious: The Last Key merupakan seri terakhir dari tetralogi film Insidious. (Sumber poster: IDNTimes)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Judul                    : Insidious: The Last Key (2018)
Genre                   : Supernatural, Horor
Sutradara             : Adam Robitel
Penulis Skenario  : Leigh Whannell
Produser              : Jason Blum, Oren Peli dan James Wan
Produksi               : Blumhouse Productions, Stage 6 Films
Distributor             : Universal Pictures
Pemain                : Lin Shaye, Angus Sampson, Leigh Whannell, Spencer Locke, Caitlin Gerard dan Bruce Davidson

SKETSA - “Alamat itu adalah tempat tinggal lamaku. Kusebut tempat tinggal karena aku sama sekali tidak memiliki kenangan indah di dalamnya. Tempat itu sama sekali bukan sebuah rumah!” Ujar Elise Rainier (Lin Shaye) kepada kedua rekannya, Tucker (Angus Sampson) dan Specs (Leigh Whannell).

Elise kembali menerima panggilan dari seorang pria yang memintanya mengusir arwah jahat yang bersemayam di rumah. Sebagai cenayang kondang, tentu saja dengan ringan tangan Elise bersedia membantu. Namun tatkala pria tersebut menyebutkan alamat rumahnya, seketika Elise tertegun. Alamat itu adalah tempat tinggal masa kecilnya yang pernah ia tinggali bersama orangtua dan adiknya di daerah New Mexico.

Awalnya Elise enggan menerima panggilan itu dan langsung menutup telepon. Terlalu banyak luka dan pengalaman traumatis yang ia alami di sana, mulai dari perlakuan kejam ayahnya yang tidak percaya dengan kemampuan sixth-sense Elise, ibunya yang meninggal dengan cara tak wajar, hingga pertama kalinya Elise bertemu dengan sosok arwah jahat yang sangat kuat.Tapi secepat Elise menutup telepon, secepat itu pula ia berubah pikiran. Bertiga dengan rekannya yang setia sekaligus konyol, mereka berangkat menuju New Mexico.

Selain menyoal tentang keselamatan kliennya, Elise masih dihantui oleh kenangan sosok yang sering ia temui saat dikurung oleh ayahnya di ruang bawah tanah. Sosok dengan suara anak laki-laki yang meminta Elise untuk membuka pintu dengan sebuah kunci, sambil mengatakan bahwa Elise adalah anak yang sangat spesial, dan hanya ia yang mampu membukanya. Terpengaruh dengan bujuk rayu, Elise membuka pintu itu, yang ternyata mengundang masuk arwah jahat yang sangat berbahaya ke dunia. Dan kini Elise harus kembali ke rumah itu untuk menuntaskan apa yang telah ia mulai.

Insidious: The Last Key merupakan seri terakhir dari tetralogi film Insidious. Adanya cerita flashback dari Elise yang kelam menjadikan film ini seru untuk ditonton, namun tidak berarti melulu menegangkan karena diselingi kelakukan konyol kedua rekan Elise serta adegan haru saat Elise bertemu kembali dengan adiknya setelah sekian tahun.

Meski film Insidious: The Last Key ini masih mempertontonkan seputar hal supranatural, bukan Insidious namanya kalau tidak membuat penonton terkejut ditengah-tengah penayangan. Selain itu terdapat pula pesan moral  yang dapat kita ambil antara Elise dan kedua orangtuanya diakhir film.

Insidious: The Last Key merupakan kisah tentang masa lalu Elise, film ini dikisahkan bersetting sebelum film Insidious (2010) pertama. Berbeda dari film sebelumnya, di mana penonton dibuat menjerit-jerit dengan kehadiran sosok iblis berwajah merah atau Bride in Black, film ini akan mengenalkan sosok iblis baru yang tak kalah menyeramkan yakni Key Face.

Sudah satu minggu sejak Insidious: The Last Key tayang di bioskop dan sampai sekarang di setiap studio kursi selalu penuh, bahkan orang-orang sampai beramai-ramai mengantre dari siang agar dapat kebagian tiket. (nis/els)



Kolom Komentar

Share this article