Resensi

Sensasi Bekerja di Bawah Tekanan

Poster FilmThe Devil Wears Prada. (Sumber: reviewmantra.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Judul        : The Devil Wears Prada (2006)
Genre       : Komedi, drama
Studio       : 20th Century Fox
Sutradara : David Frankel
Produser  : Wendy Finerman
Cast         : Anne Hathaway, Merry Streep, Emily Blunt, Stanley Tucci, Simon Baker, Adrian Grenier
Durasi      : 120 menit

SKETSA - Kita harus bisa berkorban untuk dapat pekerjaan yang kita mau. Tapi perlu dipikirkan juga, apakah benar pekerjaan itu yang kita mau? Apakah pengorbanan kita sebanding dengan apa yang akan kita dapat? Lalu, bagaimana kalau kita banyak berkorban untuk sesuatu yang sebenarnya tidak kita mau? Film ini menggambarkan kehidupan kerja yang tak seindah dan tak semudah ekspektasi kalian.

Film yang dirilis tahun 2006 ini bercerita tentang kisah Andrea Sachs (Anne Hathaway) atau biasa dipanggil Andy, merupakan calon wartawan yang baru lulus dari Northwestern University. Meskipun ia mengejek kedangkalan industri fashion, ia mendapatkan pekerjaan di mana “satu juta perempuan akan rela membunuh untuk itu”, yaitu sebagai asisten pribadi junior Miranda Priestly (Meryl Streep), kepala editor majalah Runway Fashion. Andy berencana satu tahun bersama Miranda dengan harapan nantinya akan mendapatkan pekerjaan sebagai reporter atau penulis di tempat lain.

Masalahnya, Miranda adalah seorang editor dan juga pimpinan kantor majalah Runway Fashion yang sangat dikenal di dunia publikasi hingga memimpin kantor majalah tersebut menjadi sukses. Tentu saja, sifatnya yang kejam, sinis, dan sangat perfeksionis akan hal-hal detail serta mudah mengambil keputusan tanpa memperhitungkan keberadaan orang lain sudah menjadi santapan sehari-hari bagi Andy dan karyawan lainnya.

Andy yang baru bekerja dan tidak terlalu mengerti fashion, akhirnya menjadi asisten dari editor yang sangat perfeksionis soal fashion itu. Tak pelak, Andy akhirnya harus pontang-panting untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan Miranda, seperti mengantarkan anak-anak Miranda ke sekolah, membelikan kopi untuk Miranda, dan waktu makan siang yang diterima Andy hanya 15 menit di luar Sabtu dan Minggu. Miranda berkilah hal tersebut ia lakukan kepada Andy karena menurutnya Andy tidak memiliki rasa fashion, dilihat dari cara berpakaiannya yang tidak stylish sama sekali. Mau tidak mau, Andy harus memperbaiki selera dan pengetahuannya tentang fashion, sehingga pantas menjadi asisten Miranda.

Film ini diangkat dari novel laris karangan Lauren Weisberger yang terbit pada tahun 2003 dengan judul yang sama. Uniknya, Lauren pernah bekerja dalam industri fashion, sehingga sangat terasa aura industri fashion-nya hingga diangkat menjadi film. Walau termasuk film lawas, namun adegan demi adegan dibuat modern dan tampak tak termakan oleh zaman. Juga terlihat bagaimana imajinasi sang sutradara David Frankel yang menyatukan berbagai elemen sumber daya manusia, teknologi, penokohan, serta adegan dalam konflik. Jika melihat sekilas dalam trailer-nya, pemilihan latar yang meliputi lokasi syuting, pengaturan waktu dalam film ini terasa hidup, dan dialog yang diatur secara sempurna oleh sang sutradara.

Film ini sesungguhnya dapat menjadi sebuah motivasi bagi para pelamar dan tentu saja pekerja yang mungkin sedang masuk ke dalam gua penuh singa. terlihat dari karakter Andy (di awal hingga sebelum akhir) itu sangatlah luar biasa. Ia tentu tak lupa untuk tetap menjadi 'baik'. Selain itu, tersirat amanat bahwa kita harus bisa memilih apa yang baik dan menolak yang tak sesuai dengan diri kita. Tapi kisahnya sedikit melupakan bahwa di dunia kerja itu memang sangatlah keras.

Selain disuguhi wejangan-wejangan, mata kita juga dapat menyaksikan 'peragaan busana' berbagai artis didalamnya. Dapat dibilang film ini mahal dibagian kostumnya, terlihat dari setiap kostum yang dipakai. Overall, film ini tak begitu jelek namun mungkin
terlalu tinggi bila dikatakan luar biasa. (cin/wil)



Kolom Komentar

Share this article