Sang Alkemis: Perjalanan Seorang Anak Gembala Mendapatkan Harta Karun Impiannya
Mimpi Santiago dan konspirasi semesta hadir dalam The Alchemist

Sumber Gambar: Silmi/Sketsa
SKETSA – Mempunyai impian rasanya pasti dimiliki oleh setiap orang di dunia ini. Termasuk seorang anak pengembala domba bernama Santiago, yang memiliki impian mendapatkan harta karun terpendam di Piramida Mesir pada novel yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tanti Lesmana.
The Alchemist atau dalam bahasa Indonesia “Sang Alkemis” menjadi novel karya Paulo Coelho yang membuat para pembaca terinspirasi melalui kata-kata bijaksana, bermakna, dan membekas dihati. Para pembaca akan mengikuti Santiago dan perjalanannya memperoleh harta karun yang tidak seorang pun mengetahui isinya.
Perjalanan ini dimulai dari sebuah mimpi berturut-turut mengenai piramida serta harta karun. Mimpi itu mengantarkan Santiago kepada seorang perempuan gipsi, sang penafsir mimpi.
Perempuan gipsi itu menafsirkan mimpi si Anak Gembala dimana ia harus pergi ke tempat piramida itu berada, Mesir. Ia akan mendapatkan harta karun dan membuatnya kaya raya. Mendengar itu, tentunya Santiago terpincut untuk mendapatkan harta karun tersebut.
Sembari memikirkan cara meraih mimpinya itu, anak gembala bertemu dengan lelaki tua yang mengaku sebagai Raja Salem, tidak lama setelah bertemu perempuan gipsi. Lelaki tua ini juga mengetahui tentang harta karun dan piramida yang dipikirkan si anak. Lalu, lelaki tua tersebut memberi petunjuk kepada si anak gembala cara untuk menuju tempat piramida berada.
“Tuhan telah menyiapkan jalan yang mesti dilalui masing-masing orang. Kamu tinggal membaca pertanda-pertanda yang ditinggal-Nya untukmu.”
Kutipan itu menjadi salah satu pesan si lelaki tua kepada anak gembala sebelum keduanya berpisah.
Selama perjalanan menuju piramida, anak gembala banyak mengalami rintangan yang harus ia lewati. Dari harta perbekalan yang dicuri oleh kenalan barunya di awal perjalanan, terpaksa tinggal di tengah oasis untuk menghindari perang antar suku, dan bertemu wanita gurun yang hampir membuatnya melupakan impiannya.
Awal rilis pada tahun 1988, Perjalanan Santiago dalam novel ini untuk mengejar mimpinya tidak hanya mengajarkan pembaca semangat dalam meraih impian. Ia juga mengajarkan bagaimana alam semesta dan seisinya berkonspirasi untuk membantunya mencapai tujuan dengan semangat dan keberanian yang Santiago miliki.
Hingga pertemuan si Anak Gembala dengan sang Alkemis membuat si anak yakin untuk melanjutkan mimpinya. Ditemani sang Alkemis, anak gembala pun melanjutkan perjalanan menuju piramida melewati padang pasir yang luas.
Dalam perjalanan di tengah padang pasir yang dilalui, si Anak Gembala dan sang Alkemis mengalami kejadian-kejadian tidak terduga, membuat keduanya tidak luput dari perbincangan panjang mengenai banyak hal. Mulai dari arti cinta, kesabaran, kegigihan, hingga memahami jiwa dunia.
Masalah yang harus dihadapi selama perjalanan keduanya yang diceritakan pada novel dengan total penjualan lebih dari 150 juta eksemplar ini, memperlihatkan bahwa tidak masalah apabila dalam proses meraih mimpi terjadi konflik.
Selagi si Anak Gembala tetap setia dengan tujuan awal dan keinginan belajarnya untuk mendengarkan kata hati, serta peka terhadap tanda-tanda alam semesta membantunya dalam menghadapi rintangannya selama perjalanan.
Hal-hal yang dialami dan dilalui oleh anak gembala selama perjalanannya meraih harta karun tidak lepas dari rintangan-rintangan yang harus diatasi, serta diperolehnya banyak pelajaran dalam proses meraih mimpi. Jadi pantas rasanya, apabila novel ini diterjemahkan ke dalam 67 bahasa berbeda. Sebab penulis berhasil menuliskan cerita tentang perjalanan meraih mimpi pada setiap kalimat sederhana yang membekas di sanubari pembaca.
Jadi, tertarikkah kamu mengikuti perjalanan si Anak Gembala mendapatkan harta karun impiannya? (snk/myy)